Selasa, 21 Oktober 2008

Quagga dan Routing Protocol

Praktikum Jaringan Komputer 2
Modul 2
Quagga dan Routing Protocol
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami cara kerja routing protocol (RIP atau OSPF)
2. Mahasiswa mampu menggunakan aplikasi routing protocol quagga
3. Mahasiswa mampu menganalisa permasalahan routing protocol
DASAR TEORI
QUAGGA
Quagga adalah sebuah software aplikasi yang digunakan untuk aplikasi routing
protocol. Bagian quagga seperti pada gambar1.
Arsitektur Quagga dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Zebra – merupakan bagian penghubung antara linux kernel dengan aplikasi routing
protokol
2. Routing Daemon – merupakan aplikasi pengatur routing protokol. Misal: ospfd, adalah
aplikasi yang mengatur routing protokol OSPF, ripd adalah aplikasi yang mengatur
routing protokol RIP
Perintah Quagga, mirip dengan perintah yang ada di CISCO router.
Untuk installasi :
Router# apt-get install quagga quagga-doc
Gb. 1. Arsitektur Quagga
Konfigurasi awal quagga berada di direktori /etc/quagga
Router# ls /etc/quagga
daemons
debian.conf
Langkahlangkah
untuk menggunakan routing protokol :
1. Memilih daemon routing protokol yang akan digunakan
2. Membuat konfigurasi dasar
3. Mengaktifkan daemon
4. Login ke aplikasi routing protokol
5. Melakukan distribusi jaringan pada PC router
1. Memilih daemon routing protokol yang akan digunakan
Mengaktifkan quagga dengan cara mengedit file /etc/quagga/daemons
Router# vim /etc/quagga/daemons
Rubah protokol yang diinginkan dengan merubah “no” menjadi “yes”, contoh :
zebra=no
ospfd=no
Menjadi
zebra=yes
ospfd=yes
Artinya kita mengaktifkan zebra (wajib diaktifkan) dan protokol OSPF, contoh tersebut
bisa juga dilakukan untuk protokol routing lainnya.
2. Membuat konfigurasi dasar
Membuat konfigurasi awal, untuk tiaptiap
daemon yang diaktifkan. Pada langkah
pertama kita mengaktifkan zebra dan routing protokol, setelah itu kita juga harus
membuat file konfigurasi di direktori /etc/quagga/. File konfigurasi yang harus dibuat :
– zebra.conf ­
untuk aplikasi zebra (wajib)
– ospfd.conf ­
apabila kita menggunakan routing protokol OSPF
– ripd.conf ­
apabila kita menggunakan routing protokol RIP
– bgpd.conf ­
apabila kita menggunakan routing protokol BGP
Bisa juga dengan cara menyalin dari folder dokumentasi quagga. Folder dokumentasi
quagga berada di /usr/share/doc/quagga/examples/
Router# ls /usr/share/doc/quagga/examples/
bgpd.conf.sample ospf6d.conf.sample ripngd.conf.sample
bgpd.conf.sample2 ospfd.conf.sample vtysh.conf.sample
isisd.conf.sample ripd.conf.sample zebra.conf.sample
Cara menyalinnya :
Router# cp /usr/share/doc/quagga/examples/zebra.conf.sample /
etc/quagga/zebra.conf
Menyalin file zebra.conf.sample menjadi zebra.conf (tanpa sample).
Lakukan juga untuk routing protokol lainnya, misal ospfd.conf , ripd.conf atau bgpd.conf
3. Mengaktifkan daemon
Setelah membuat konfigurasi zebra.conf dan routing protokol (misal ospfd.conf), daemon
routing protokol perlu diaktifkan dengan cara :
Router# /etc/init.d/quagga start
Begitu juga untuk restart dan stop
Router# /etc/init.d/quagga stop
Router# /etc/init.d/quagga restart
Hal ini perlu dilakukan apabila kita telah mengganti konfigurasi dari quagga.
Router# /etc/init.d/quagga restart
Stopping Quagga daemons (prio:0): ospfd zebra (bgpd) (ripd)
(ripngd) (ospf6d).
Removing all routes made by zebra.
Nothing to flush.
Loading capability module if not yet done.
Starting Quagga daemons (prio:10): zebra ospfd.
4. Login ke aplikasi routing protokol
Untuk dapat login ke routing protokol, kita dapat menggunakan aplikasi TELNET,
sedangkan untuk mengetahui port dari aplikasi routing protokol dapat dilakukan dengan
perintah netstat ­nlptu
Untuk melihat port zebra dan routing daemon yang lainnya
Router# netstat -nlptu | grep zebra
tcp 0 0 127.0.0.1:2601 0.0.0.0:*
LISTEN 7567/zebra
Router# netstat -nlptu | grep ospfd
tcp 0 0 127.0.0.1:2604 0.0.0.0:*
LISTEN 7571/ospfd
Untuk zebra menggunakan port 2601 dan untuk ospfd 2604, artinya kita dapat masuk ke
aplikasi tersebut melalui portport
tersebut
Router# telnet localhost 2601
Trying 127.0.0.1...
Connected to localhost.localdomain.
Escape character is '^]'.
Hello, this is Quagga (version 0.98.3).
Copyright 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al.
User Access Verification
Password:
atau ke aplikasi ospfd pada port 2604
Router# telnet localhost 2604
Trying 127.0.0.1...
Connected to localhost.localdomain.
Escape character is '^]'.
Hello, this is Quagga (version 0.98.3).
Copyright 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al.
User Access Verification
Password:
Untuk login kita gunakan password awalnya “zebra” (tanpa petik dua, sesuai dengan
konfigurasi). Sehingga muncul
Router>
atau
ospfd>
Yang merupakan prompt awal pada quagga. Begitu juga apabila menggunakan ripd atau
lainnya.
5. Melakukan distribusi jaringan pada PC Router
Melakukan distribusi jaringan, artinya Router (dalam hal ini PC) akan saling bertanya dan
bertukar informasi tentang anggota jaringan.
Contoh :
Topologi Jaringan seperti gambar 2.
Dengan kondisi topologi diatas, apabila kita berada di network A, kita hanya dapat
mengetahui bahwa kita memiliki 2 jaringan 10.252.108.0/24 dengan 192.168.1.0/24.
Dapat dipastikan bahwa kita belum tentu tahu jaringan yang berada dibalik RouterB.
Begitu juga sebaliknya.
Gb. 2. Topologi
Supaya network A bisa menghubungi network B, pada routerA harus ditambahkan table
routing yang menuju ke Network B. Dengan perintah
RouterA# ip route add 192.168.2.0/24 via 10.252.108.15
Itu dapat dilakukan apabila kita mengetahui IP jaringan dibalik router B, dan apabila
jumlah jaringan yang dituju cuma 1. Bagaimana bila yang dituju ada 1000
Router ????
Untuk itu antar router harus saling bertukar informasi table routing dengan menggunakan
routing protokol, seperti ilustrasi di gb. 3.
Sehingga pada quagga kita dapat lakukan pendistribusian dengan cara :
­
Login ke aplikasi routing protokol (misal: ospfd dengan port 2604) dengan password
“zebra”
Router# telnet localhost 2604
Trying 127.0.0.1...
Connected to localhost.localdomain.
Escape character is '^]'.
Hello, this is Quagga (version 0.98.3).
Copyright 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al.
User Access Verification
Password:
ospfd>
­
Naik ke privillages berikutnya dengan perintah “enable”
ospfd> en
Gb. 3. Ilustrasi Routing Protokol
­
Masuk ke mode configurasi dengan perintah “configure terminal”
ospfd# conf t
­
Mengaktifkan tipe routing
ospfd(config)# router ospf
­
Mendistribusikan jaringan yang dimiliki oleh router
ospfd(config-router)# network 10.252.108.0/24 area 0
ospfd(config-router)# network 192.168.1.0/24 area 0
– Simpan konfigurasi dengan perintah:
CtrlZ
ospfd# wr
IP FORWARDING
PC Router harus diaktifkan ip forwardingnya melalui terminal dengan cara:
Router# echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
Atau dengan cara mengaktifkan melalui zebra, dengan password “zebra”
– Telnet ke port 2601
Router# telnet localhost 2601
Trying 127.0.0.1...
Connected to localhost.localdomain.
Escape character is '^]'.
Hello, this is Quagga (version 0.98.3).
Copyright 1996-2005 Kunihiro Ishiguro, et al.
User Access Verification
Password:
– Lakukan “enable” dengan password “zebra”
Router> en
Password:
– Masuk ke mode configurasi dengan perintah “configure terminal”
Router# conf t
– Mengaktifkan ip forwarding
Router(config)# ip forwarding
– Simpan dengan kembali ke mode enable dengan menekan CTRLZ,
kemudian lakukan
perintah “write memory”
Router(config)#
Router# wr
Configuration saved to /etc/quagga/zebra.conf
PERALATAN
1. PC Router : PC dengan 2 ethernet atau lebih
2. PC client
3. Switch
Catat semua langkah dan hasil yang dilakukan pada praktikum laporan sementara !!!
LANGKAHLANGKAH
PRAKTIKUM
Tanpa menggunakan Routing Protokol
1. Siapkan jaringan dengan topologi seperti pada gambar berikut
2. Pada PC Router
1. Uninstall aplikasi routing protocol dengan perintah : dpkg ­P
quagga
2. Pada interface pertama isikan dengan IP DHCP, gunakan perintah dhclient.
3. Pada interface kedua isikan IP class C dengan blok terakhir nomer 1. Misal pada
jaringan 192.168.1.0/24, isikan dengan ip address 192.168.1.1. Gunakan perintah
ifconfig atau iproute
4. Lakukan forwarding dengan mengaktifkan ip_forwarding
5. Catat hasil perintah: ip address show dan ip route show
3. Pada PC Client
1. Masukkan IP address sesuai dengan topologi. Misal pada topologi 192.168.1.0/24,
masukkan ip address 192.168.1.100 dengan netmask 255.255.255.0. (Jangan
gunakan ip 1 pada blok terakhirnya)
2. Masukkan default gateway ke arah IP 1. Misal pada topologi 192.168.1.0/24,
masukkan default gw 192.168.1.1.
3. Catat hasil perintah : ip address show dan ip route show
Gb. 4. Topologi Praktikum
4. Lakukan mtr ke PC Client pada topologi tetangga atau PC router yang lainnya.
Menggunakan Routing Protocol
5. Install Routing Protocol
Router# aptget
install quagga quaggadoc
6. Lakukan konfigurasi routing protocol sesuai dengan ketentuan asisten praktikum (RIP
atau OSPF)
7. Pada PC router
1. Lakukan pemilihan routing protokol
2. Lakukan konfigurasi dasar
3. Lakukan pengaktifan quagga
4. Login ke aplikasi routing
5. Lakukan pendistribusian Jaringan
8. Aktifkan ip forwarding pada PC Router
9. Catat hasil routing protokol pada aplikasi zebra
1. Login ke zebra dengan cara :
Router# telnet localhost 2601
2. Tampilkan hasil tabel routing
Router> show ip route
10.Lakukan mtr dari PC Client ke PC client pada jaringan yang berbeda, catat hasilnya
TUGAS
– Catat masingmasing
konfigurasi pada direktori /etc/quagga/
REFERENSI
– Wikipedia, http://www.wikipedia.com Quagga Software, OSPF, RIP
– Quagga, http://www.quagga.net
Data Praktikum Modul 2 : Quagga dan Routing Protokol
NRP :
Nama :
Hari/Tgl :
Tanpa Routing Protokol
1. Gambar topologi, lengkap dengan IP address untuk PC Router dan PC Client
2. Pada PC Router
1. ip address show
2. ip route show
3. Pada PC Client
1. ip address show
2. ip route show
4. mtr
Menggunakan Routing Protokol
9. show ip route
10. mtr

Selasa, 14 Oktober 2008

Konfigurasi Dasar PC-Router dengan
Windows 2003 Server

Sugeng Purwantoro E.S.G.S
sugeng@pcr.ac.id
http://naya-keluarga.blogspot.com


Abstrak

Perkembangan ilmu teknologi dalam sistem IT dan jaringan menuntut kita untuk selalu menyadari bahwa kebutuhan akan jaringan sangat diperlukan dimasa – masa mendatang. Kita bisa melihat bahwa kebutuhan kita sehari – hari saat ini sudah sangat erat sekali hubungannya dengan komputerisasi baik itu yang di desain untuk berdiri sendiri (Stand Alone) ataupun yang sudah bisa berinteraksi dengan dunia maya (Internet).
Sejalan dengan perkembangan teknologi dalam sistem jaringan dan IT maka perkembangan perangkat dan peralatan IT dan Jaringan juga ikut mengambil andil yang besar untuk mendukung sistem informasi dan jaringan yang semakin hari semakin canggih. Peralatan dan perangkat yang mendukung sistem jaringan seperti Router, Switch, Hub, Bridge, Repeater, Modem dan yang tak kalah pentingnya adalah unit komputer itu sendiri.
Dengan perkembang itu dibutuhkan tenaga-tenaga terampil yang dapat mengetahui dan mengerti bagaimana proses dan prinsip kerja dari peralatan-peralatan tersebut diatas. Kita bisa ambil contoh untuk mempelajari dan mengerti akan proses yang berjalan pada Router, paling tidak kita membutuhkan perangkat-perangkat router yang saat ini harganya cukup mahal dan variatif. Terkadang keinginan kita untuk belajar dan keingintahuan terkubur dengan kondisi dana yang harus kita keluarkan untuk mempelajari satu sistem dalam ilmu jaringan. Karena memang tidak bisa kita elakkan bahwasanya perangkat dan peralatan jaringan merupakan barang yang masih di kategorikan cukup mahal.
Untuk itu dalam kesempatan ini, kita akan berbagi ilmu dan pengetahuan, bagaimana kita bisa belajar dan mengerti proses yang terjadi pada router (Perangkat Routing) tanpa harus membeli perangkat Router yang cukup mahal itu. Dalam hal ini kita akan menggunakan Personal Computer (PC) yang mungkin kita sudah miliki di rumah sebagai Router yang dikenal dengan PC-Router. Kita akan menggunakan sistem operasi Windows. Kenapa kita memilih windows, kerana sistem operasi windows ini sudah familiar dikalangan masyarakat Indonesia dan penggunaannya User Friendly.


I. Pendahuluan

Jaringan Komputer adalah sebuah kumpulan dari komputer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan dan membentuk suatu sistem tertentu. Informasi bergerak melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar informasi (data), mencetak pada printer yang sama dan dapat secara simultan menggunakan program aplikasi yang sama.

Ada beberapa pembagian dari jenis-jenis jaringan yaitu :

1. LAN (Local Area Network) merupakan jaringan milik pribadi didalam gedung atau kampus yang berukuran sampai dengan beberapa kilometer. LAN sering digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor atau perusahaan untuk pemakaian bersama dan saling bertukar informasi.
2. MAN ( Metropolitan Area Network) merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar, biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara bahkan dapat digunakan untuk aplikasi TV kabel.
3. WAN ( Wide Area Network) jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas seringkali mencakup negara bahkan benua. Teknologi yang digunakan hampir sama dengan LAN.
4. INTERNET (Interconnected Network) jangkauannya mencakup seluruh dunia yang merupakan gabungan dari LAN,WAN, dan MAN yang ada.


Topologi jaringan secara fisik dapat dibagi lagi menjadi 4 secara umum :
1. Mesh


Konfigurasi Dasar PC-Router dengan

Windows 2003 Server



Sugeng Purwantoro E.S.G.S

sugeng@pcr.ac.id

http://naya-keluarga.blogspot.com





Abstrak



Perkembangan ilmu teknologi dalam sistem IT dan jaringan menuntut kita untuk selalu menyadari bahwa kebutuhan akan jaringan sangat diperlukan dimasa – masa mendatang. Kita bisa melihat bahwa kebutuhan kita sehari – hari saat ini sudah sangat erat sekali hubungannya dengan komputerisasi baik itu yang di desain untuk berdiri sendiri (Stand Alone) ataupun yang sudah bisa berinteraksi dengan dunia maya (Internet).

Sejalan dengan perkembangan teknologi dalam sistem jaringan dan IT maka perkembangan perangkat dan peralatan IT dan Jaringan juga ikut mengambil andil yang besar untuk mendukung sistem informasi dan jaringan yang semakin hari semakin canggih. Peralatan dan perangkat yang mendukung sistem jaringan seperti Router, Switch, Hub, Bridge, Repeater, Modem dan yang tak kalah pentingnya adalah unit komputer itu sendiri.

Dengan perkembang itu dibutuhkan tenaga-tenaga terampil yang dapat mengetahui dan mengerti bagaimana proses dan prinsip kerja dari peralatan-peralatan tersebut diatas. Kita bisa ambil contoh untuk mempelajari dan mengerti akan proses yang berjalan pada Router, paling tidak kita membutuhkan perangkat-perangkat router yang saat ini harganya cukup mahal dan variatif. Terkadang keinginan kita untuk belajar dan keingintahuan terkubur dengan kondisi dana yang harus kita keluarkan untuk mempelajari satu sistem dalam ilmu jaringan. Karena memang tidak bisa kita elakkan bahwasanya perangkat dan peralatan jaringan merupakan barang yang masih di kategorikan cukup mahal.

Untuk itu dalam kesempatan ini, kita akan berbagi ilmu dan pengetahuan, bagaimana kita bisa belajar dan mengerti proses yang terjadi pada router (Perangkat Routing) tanpa harus membeli perangkat Router yang cukup mahal itu. Dalam hal ini kita akan menggunakan Personal Computer (PC) yang mungkin kita sudah miliki di rumah sebagai Router yang dikenal dengan PC-Router. Kita akan menggunakan sistem operasi Windows. Kenapa kita memilih windows, kerana sistem operasi windows ini sudah familiar dikalangan masyarakat Indonesia dan penggunaannya User Friendly.





I. Pendahuluan



Jaringan Komputer adalah sebuah kumpulan dari komputer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan dan membentuk suatu sistem tertentu. Informasi bergerak melalui kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar informasi (data), mencetak pada printer yang sama dan dapat secara simultan menggunakan program aplikasi yang sama.



Ada beberapa pembagian dari jenis-jenis jaringan yaitu :



1. LAN (Local Area Network) merupakan jaringan milik pribadi didalam gedung atau kampus yang berukuran sampai dengan beberapa kilometer. LAN sering digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor atau perusahaan untuk pemakaian bersama dan saling bertukar informasi.

2. MAN ( Metropolitan Area Network) merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar, biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara bahkan dapat digunakan untuk aplikasi TV kabel.

3. WAN ( Wide Area Network) jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas seringkali mencakup negara bahkan benua. Teknologi yang digunakan hampir sama dengan LAN.

4. INTERNET (Interconnected Network) jangkauannya mencakup seluruh dunia yang merupakan gabungan dari LAN,WAN, dan MAN yang ada.





Topologi jaringan secara fisik dapat dibagi lagi menjadi 4 secara umum :

1. Mesh

a. Keuntungan

1. Reliabilitsanya Baik

b. Kerugian

1. Jaringan sangat mahal

2. Tidak efesien dalam pengembangan

2. Bus

a. Keuntungan

1. Hemat Kabel

2. Layout Kabel Sederhana

3. Mudah dalam pengembangan

b. Kerugian

1. Deteksi dan Isolasi kesalahan sangat kecil

2. Kepadatan Trafik

3. Bila salah satu dari klien mengalami gangguan maka jaringan tidak bisa berfungsi.

4. Diperlukan repeater untuk hubungan jarak jauh.





3. Ring

a. Keuntungan

1. Hemat Kabel

b. Kerugian

1. Peka terhadap kesalahan sama seperti Bus topologi

2. Pengembangan jaringan lebih kaku

4. Star

a. Keuntungan

1. Paling Fleksibel

2. Pemasangan dan perubahan yang terjadi pada salah satu klien tidak mempengaruhi klien lain dan jaringan

3. Control terpusat

4. Mudah deteksi error

5. Kemudahan pengelolaan jaringan

b. Kerugian

1. Perlu penanganan khusus

2. Control terpusat menjadi elemen kritis yaitu HUB atau SWITCH



Begitulah secara umum dan konsep tentang Komunikasi Data dan Jaringan yang perlu kita ketahui bersama. Sehingga kita dapat mengambil manfaat dari penggunaan jaringan yang digunakan selama ini antara lain ; resources sharing, hemat biaya, dan ketersediaan kebutuhan yang tinggi.

II. IP Address dan Subnet Mask
IP Address (Alamat IP) adalah identitas khusus yang digunakan untuk memberikan tanda atau alamat pada sebuah paket data atau pada suatu sistem computer. Konsep dasar pengalamatan (IP Address) di internet adalah awalan (prefix) pada IP Address dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemilihan rute paket data ke alamat tujuan. Sebelum anda memasuki aspek-aspek lebih jauh tentang IP Address, kiranya penting untuk mengerti lebih dahulu beberapa hal fundamental dari IP Address itu sendiri. Untuk IPv4 digunakan bilangan 32 Bit.

Kelas-kelas IP address yang umum digunakan terdiri dari :
1. Kelas A : 1 – 126 dengan batasan 1.0.0.0 – 126.255.255.254
Dengan Broadcast Address 126.255.255.255
Subnet Masknya : 255.0.0.0


2. Kelas B : 128 – 191 dengan batasan 128.0.0.0 – 191.255.255.254
Dengan Broadcast Address 191.255.255.255
Subnet Masknya : 255.255.0.0


3. Kelas C : 192 – 223 dengan batasan 192.0.0.0 – 223.255.255.254
Dengan Broadcast Address 223.255.255.255
Subnet Masknya : 255.255.255.0


IP Address dengan IP 127 tidak digunakan karena sudah digunakan sebagai IP Local (loopback IP Address).

III. Routing
Routing (Perutean) merupakan cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan cara tercepat menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan.
Perutean secara static dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Default Gateway
2. Static Route
Penggunaan Default gateway dan static route tersebut diatas dapat kita perhatikan sesuai dengan kebutuhan kita pada saat mendesain suatu jaringan, apakah route yang dibuat agak kompleks atau sederhana.
Untuk desain route sederhana kemungkinan besar dapat digunakan dengan menggunakan default gateway. Tetapi seandainya kondisi jaringan sudah begitu kompleks dapat kita menggunakan routing static atau kedua-duanya secara kombinasi yakni menggunakan dafault gateway dan static route pada titik-titik tertentu.

Perhatikan kondisi jaringan berikut
Dari desain jaringan diatas kita dapat melihat bagaimana mengkonfigurasikan Default gateway dan kapan static route diperlukan. Nanti akan dijelaskan lebih lanjut bagaimana mengkonfigurasikan default gateway dan static route pada router yang dalam hal ini kita menggunakan PC Router.
Tabel routing terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dair IP Address, tanda untuk menunjukkan ruting langsung atau tidak langsung, alamat router dan nomor interface, lihat tabel routing dibawah ini :










Penjelasan tentang Tabel routing diatas :
 0.0.0.0 menunjukkan router default, alamat 172.16.7.21
 127.0.0.0 Jaringan Loopback. Tiap datagram yang yang dikirim ke 127.0.0.0 akan dirutekan ke 127.0.0.1 dan direfleksikan balik.
 172.16.0.0 Alamat jaringan. Datagram yang ditujukan ke jaringan ini akan dirutekan melalui adapter 172.16.7.21.
 172.16.7.21 Alamat Network Adapter Host. Perhatikan datagram yang dikirimkan ke alamat ini akan dirutekan kembali ke Loopback.
 172.16.255.255 Alamat Broadcast untuk jaringan 172.16.0.0. Broadcast akan dirutekan ke jaringan melalui adapter 172.16.7.21. Entri akan seperti ini harus ditambahkan bila pesan broadcast akan dirutekan ke jaringan remote.
 224.0.0.0 Alamat multicast yang digunakan secara internal oleh windows.
 255.255.255.255 Alamat Broadcast local (router tidak meneruskan broadcast ke jaringan lain).

IV. Konfigurasi dan Aplikasi PC Router

PC Router adalah Personal Computer (PC) yang digunakan sebagai Router (routing) biasanya yang digunakan adalah PC – Multihomed yaitu Komputer yang memiliki lebih dari 1 NIC ( Network Interface Card).









A. Kebutuhan
Kebutuhan yang diperlukan dalam mendesain jaringan dengan PC Route adalah :
1. Komputer (Pada kasus ini menggunakan Komputer dengan Teknologi Pentium 4 dengan Sistem Operasi Windows 2000 Server atau 2003 Server)
2. Kartu Jaringan (NIC) 2 buah atau lebih
3. Kabel jaringan
4. Switch

B. Konfigurasi PC Router
B.1. Dengan Default Gateway
Konfigurasi PC Router dengan default gateway ini sangat mudah dapat kita lakukan dengan :
1. Siapkan 2 buah komputer yang memiliki 2 buah NIC yang ada di dalamnya dan menggunakan system Operasi Windows 2000 atau 2003 server (PC – Multihomed)
2. Siapkan juga 3 buah komputer sebagai klien dari PC Router dengan spesifikasi terserah anda (Windows 98, Me, 2000, atau XP)
3. Konfigurasikan jaringan anda seperti gambar dibawah ini,












Mekanisme pencarian tujuan dari gambar diatas adalah :

- Untuk mekanisme tujuan dari komputer A ke komputer C, pertama sekali komputer A akan menanyakan alamat IP yang dituju ke PC Router 1 melalui gateway 192.168.10.1 karena rute yang diberikan oleh komputer A adalah ke gateway 192.168.10.1 yang merupakan alamat IP NIC 1 pada PC Router 1. Kemudian PC Router 1 akan memeriksa pada table routing yang dimiliki oleh PC Router.

Net Address Langsung/Tidak Route No. Interface
192.168.10.0
128.10.0.0 Langsung
Langsung


1
2

Setelah memeriksa pada table routing yang dimiliki oleh PC Router 1 dan ternyata tidak dimiliki olehnya, maka rounting akan diarahkan menggunakan default gateway yang dimiliki oleh PC Router 1 ke PC Router 2 melalui gateway 128.10.1.2. PC Router 2 akan memeriksa table routing yang dimilikinya,

Net Address Langsung/Tidak Route No. Interface
128.10.0.0
10.0.0.0 Langsung
Langsung


1
2

Pada pengecekan table routing yang ada di PC Router 2 ditemukan network address dengan IP 10.0.0.0 yang sesuai dengan network address IP tujuan yaitu 10.10.10.100 (komputer C). Maka mekanisme pencarian IP address telah selesai.

4. Setelah komputer diset sedemikian rupa sesuai dengan gambar, maka langkah selanjutnya pada PC Router konfigurasikan IP Address seperti gambar dibawah ini.


















Karena setiap PC Router memiliki 2 buah NIC maka LAN Properties yang terlihat diatas hanya untuk 2 NIC pada PC Router 1 dan 2 yang terhubung ke jaringan 192.168.1.0.

5. Kemudian jalankan service routing yang ada pada administration tool pada Windows 2000 server atau Windows 2003 server. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pada Windows 2003 buka Start  Program  Administrative Tools  Routing and Remote Access









b. Klik Next dan pilih “Custom Configuration”












c. Klik next dan ceklist “LAN Routing” terdapat banyak pilihan yang bias kita buat disana. Tapi untuk konfigurasi dasar ini kita akan konsentrasi pada LAN Roouting terlebih dahulu.

d. Setelah memilih LAN Routing, maka selesai sudah konfigurasi Remote Access dan Routing untuk tahap awal.


e. Buka windows “Routing and Remote Access”.

f. Aktifkan Routing dan Remote Access dengan cara mengklik kanan Server dan klik “Configure and Enable Routing and Remote Access”
















g. Beginilah windows Routing jika sudah aktif, pada label dekat tulisan server akan berwrna hijau














h. Konfigurasi selesai dan PC Router sudah siap digunakan

Setting IP Address hanya dengan 1 NIC untuk konfigurasi PC-Router
Pada awalnya kita sudah memiliki pemikiran bahwa PC yang dapat digunakan sebagai PC Router adalah Personal Computer yang memiliki lebih dari 1 NIC. Pemikiran untuk menggunakan hanya 1 NIC adalah bahwasanya Perangkat Router sesungguhnya (red : yang bukan PC) itu hanya memiliki 1 NIC. Setelah dilakukan percobaan dengan menggunakan hanya 1 NIC .pada PC Router efektif penggunaan IP Address untuk 1 NIC adalah sekitar 5 IP Address.
a. Setting IP address dengan 1 NIC.
b. Klik “Advanced” akan muncul windows seperti gambar 24, kemudian klik “add” untuk menambah IP address.
















c. Setelah ditambahkan akan, maka akan muncul seperti gambar dibawah ini,






















d. Setelah IP address dikonfigurasikan maka akan muncul pada Windows Routing dan Remote Access.





e. Untuk melihat table routing bisa dilihat seperti gambar dibawah ini, klik kanan pada Static Route dan pilih “Show IP Routing Table”

f. Setelah Routing aktif, maka PC Router sudah berfungsi sebagai router dan sudah dapat digunakan.




6. Konfigurasi Komputer Klien yaitu komputer 1,2, dan 3 sesuai dengan IP Address yang tertera pada desain gambar jaringan yang ada diatas.






























7. Selasai dan silahkan dicoba PC Router anda.
B.2. Dengan Static Route
Konfigurasi PC Router dengan menggunakan Static Route sedikit memerlukan kejelian kita sebagai administrator jaringan untuk menentukan penggunaan Static Route pada PC Router. Langkah-langkah konfigurasi PC Router dengan menggunakan Static Route adalah sebagai berikut :
1. Siapkan 2 buah komputer yang memiliki 2 buah NIC yang ada di dalamnya dan menggunakan system Operasi Windows 2000 atau 2003 server (PC – Multihomed)
2. Siapkan juga 3 buah komputer sebagai klien dari PC Router dengan spesifikasi terserah anda (Windows 98, Me, 2000, atau XP)
3. Penambahan static route pada PC router adalah dengan menggunakan perintah :
C:/>route add [net_id] netmask [netmask sesuai dengan net_id] [interface/gateway]

Contoh :
C:/>route add 128.10.0.0 netmask 255.255.0.0 128.10.1.1

4. Konfigurasikan jaringan anda seperti gambar dibawah ini,













Mekanisme pencarian tujuan dari gambar diatas adalah :
Pada konfigurasi PC Router sesuai dengan gambar diatas kita akan menggunakan static route murni maksudnya adalah pada konfigurasi kali ini tidak menggunakan default gateway sedikitpun.
a. Untuk PC Router 1 harus ditambahkan static route sebanyak 2 yaitu :
C:/> route add 128.10.0.0 netmask 255.255.0.0 128.10.1.1
C:/> route add 10.0.0.0 netmask 255.0.0.0 128.10.1.2
Maksud dari penambahan 2 static route diatas adalah agar trafik data yang bergerak pada jaringan 192.168.10.0 dapat mengenal jaringan 128.10.0.0 dan 10.0.0.0
b. Untuk PC Router 2 harus ditambahkan static route juga sebanyak 2 yaitu :
C:/> route add 128.10.0.0 netmask 255.255.0.0 128.10.1.2
C:/> route add 192.168.10.0 netmask 255.255.255.0 128.10.1.1
Maksud dari penambahan 2 static route diatas adalah agar trafik data yang bergerak pada jaringan 10.0.0.0 dapat mengenal jaringan 128.10.0.0 dan 192.168.10.0
c. Kedua PC Router menggunakan konfigurasi PC Router dimaksudkan agar siklus trafik maju mundur dapat berlangsung.
5. Lakukan langkah-langkah seperti langkah no. 4 sampai dengan 7 sesuai dengan langkah konfigurasi PC Router menggunakan Default Gateway.
6. Coba perhatikan Tabel Routing setelah diberikan static Route pada PC Router dengan mengetikka :
C:/> route print

B.3. Kombinasi Default Gateway dan Static Route
Penggunaan kombinasi Konfigurasi PC Route dengan default gateway dan static route ini diterapkan pada jaringan yang sudah sedikit kompleks. Kerumitan desain jaringan yang dihadapi sehingga dibutuhkannya kombinasi konfigurasi ini adalah terjadinya proses looping pada jaringan.






Perhatikan gambar berikut :






Perhatikan Mekanisme Looping yang terjadi pada gambar 31. Berpedoman dengan mekanisme routing default gateway yang sudah dicoba sebelumnya, kita akan mendapatkan pada PC Router B dan C akan mengalami proses looping karena jaringan 128.4.0.0 tidak mengenal jaringan 128.1.0.0 karena kalau dengan menggunakan default gateway saja tabel routingnya tidak mengenal adanya jaringan 128.1.0.0. Maka pada Router B akan ditambahkan static route :
C:/> route add 128.1.0.0 netmask 255.255.0.0 128.2.0.1

V. Penutup
5.1 Kesimpulan
1. PC Router digunakan sebagai media atau peralatan pengganti dari penggunaan Router yang harganya cukup mahal.
2. PC Router merupakan PC Multihomed yang terdiri dari 2 NIC atau lebih, tetapi dengan perkembangan pengetahuan saat ini kita bisa menggunakan PC Router dengan hanya memiliki 1 NIC dengan penambahan IP address pada TCP/IP properties.
3. Gunakan Operating system Server  Windows Server 2000 atau 2003 Server, karena didalamnya dilengkapi dengan service Routing dan Remote Access untuk memfungsikan PC menjadi router dengan fasilitas Routing-nya.
4. Aplikasi PC Router dapat dilakukan dengan menggunakan Default gateway atau static Route atau kedua-duanya sekali jika jaringan sudah semakin kompleks.
5. Routing yang digunakan adalah routing statik
6. Routing table digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui sampai sejauh mana routing yang dilakukan oleh PC Router tersebut.

5.2 Saran
1. Pengembangan aplikasi dan konfigurasi PC Router untuk Routing Dinamik dengan menggunakan RIP dan OSPF
2. Pengembangan ke depan untuk tidak menggunakan Operating system Server

VI. Referensi
1. Drew Heywood,”Networking with Microsoft TCP/IP”, New rider Publishing 1996
2. Onno W. Purbo,” Konsep TCP/IP”, Elex Media Komputindo.
3. Hendra Wijaya,” Belajar Sendiri Cisco Router”, Elex Media Komputindo, 2001







Biografi dan Profil Penulis

Sugeng Purwantoro E.S.G.S, lahir di Tangerang – Jawa Barat, 24 Mei 1977. Menamatkan SMU di SMU Negeri 2 Dumai – Riau pada tahun 1995. Menyelesaikan Program S1 pada Fakultas Teknik, jurusan Teknik Elektro dengan subjurusan Teknik Telekomunikasi di Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun 2000 akhir . Saat ini bekerja sebagai Dosen Tetap di Politeknik Caltex Riau salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Pekanbaru – Riau di Departemen Teknik Komputer sejak tahun 2002. Materi pengajaran yang diberikan di Politeknik Caltex Riau adalah Jaringan Komputer Dasar (Cabling, LAN, IP address dan Subnetting, PC Router, Cisco Switch dan Cisco Router), Jaringan Komputer Lanjut (DHCP, WINS, DNS, WEB, MAIL, PROXY, FTP, dan NEWS), Keamanan Jaringan dan Rangkaian Digital 1 dan 2.

Contact bisa menghubungi ke :
Email : sugeng@pcr.ac.id atau spurwa@plasa.com
Website : http://naya-keluarga.blogspot.com
Phone : +62 – 815-3700776



a. Keuntungan
1. Reliabilitsanya Baik
b. Kerugian
1. Jaringan sangat mahal
2. Tidak efesien dalam pengembangan
2. Bus
a. Keuntungan
1. Hemat Kabel
2. Layout Kabel Sederhana
3. Mudah dalam pengembangan
b. Kerugian
1. Deteksi dan Isolasi kesalahan sangat kecil
2. Kepadatan Trafik
3. Bila salah satu dari klien mengalami gangguan maka jaringan tidak bisa berfungsi.
4. Diperlukan repeater untuk hubungan jarak jauh.


3. Ring
a. Keuntungan
1. Hemat Kabel
b. Kerugian
1. Peka terhadap kesalahan sama seperti Bus topologi
2. Pengembangan jaringan lebih kaku
4. Star
a. Keuntungan
1. Paling Fleksibel
2. Pemasangan dan perubahan yang terjadi pada salah satu klien tidak mempengaruhi klien lain dan jaringan
3. Control terpusat
4. Mudah deteksi error
5. Kemudahan pengelolaan jaringan
b. Kerugian
1. Perlu penanganan khusus
2. Control terpusat menjadi elemen kritis yaitu HUB atau SWITCH

Begitulah secara umum dan konsep tentang Komunikasi Data dan Jaringan yang perlu kita ketahui bersama. Sehingga kita dapat mengambil manfaat dari penggunaan jaringan yang digunakan selama ini antara lain ; resources sharing, hemat biaya, dan ketersediaan kebutuhan yang tinggi.
II. IP Address dan Subnet Mask
IP Address (Alamat IP) adalah identitas khusus yang digunakan untuk memberikan tanda atau alamat pada sebuah paket data atau pada suatu sistem computer. Konsep dasar pengalamatan (IP Address) di internet adalah awalan (prefix) pada IP Address dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemilihan rute paket data ke alamat tujuan. Sebelum anda memasuki aspek-aspek lebih jauh tentang IP Address, kiranya penting untuk mengerti lebih dahulu beberapa hal fundamental dari IP Address itu sendiri. Untuk IPv4 digunakan bilangan 32 Bit.

Kelas-kelas IP address yang umum digunakan terdiri dari :
1. Kelas A : 1 – 126 dengan batasan 1.0.0.0 – 126.255.255.254
Dengan Broadcast Address 126.255.255.255
Subnet Masknya : 255.0.0.0


2. Kelas B : 128 – 191 dengan batasan 128.0.0.0 – 191.255.255.254
Dengan Broadcast Address 191.255.255.255
Subnet Masknya : 255.255.0.0


3. Kelas C : 192 – 223 dengan batasan 192.0.0.0 – 223.255.255.254
Dengan Broadcast Address 223.255.255.255
Subnet Masknya : 255.255.255.0


IP Address dengan IP 127 tidak digunakan karena sudah digunakan sebagai IP Local (loopback IP Address).

III. Routing
Routing (Perutean) merupakan cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan cara tercepat menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan.
Perutean secara static dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Default Gateway
2. Static Route
Penggunaan Default gateway dan static route tersebut diatas dapat kita perhatikan sesuai dengan kebutuhan kita pada saat mendesain suatu jaringan, apakah route yang dibuat agak kompleks atau sederhana.
Untuk desain route sederhana kemungkinan besar dapat digunakan dengan menggunakan default gateway. Tetapi seandainya kondisi jaringan sudah begitu kompleks dapat kita menggunakan routing static atau kedua-duanya secara kombinasi yakni menggunakan dafault gateway dan static route pada titik-titik tertentu.

Perhatikan kondisi jaringan berikut
Dari desain jaringan diatas kita dapat melihat bagaimana mengkonfigurasikan Default gateway dan kapan static route diperlukan. Nanti akan dijelaskan lebih lanjut bagaimana mengkonfigurasikan default gateway dan static route pada router yang dalam hal ini kita menggunakan PC Router.
Tabel routing terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dair IP Address, tanda untuk menunjukkan ruting langsung atau tidak langsung, alamat router dan nomor interface, lihat tabel routing dibawah ini :










Penjelasan tentang Tabel routing diatas :
 0.0.0.0 menunjukkan router default, alamat 172.16.7.21
 127.0.0.0 Jaringan Loopback. Tiap datagram yang yang dikirim ke 127.0.0.0 akan dirutekan ke 127.0.0.1 dan direfleksikan balik.
 172.16.0.0 Alamat jaringan. Datagram yang ditujukan ke jaringan ini akan dirutekan melalui adapter 172.16.7.21.
 172.16.7.21 Alamat Network Adapter Host. Perhatikan datagram yang dikirimkan ke alamat ini akan dirutekan kembali ke Loopback.
 172.16.255.255 Alamat Broadcast untuk jaringan 172.16.0.0. Broadcast akan dirutekan ke jaringan melalui adapter 172.16.7.21. Entri akan seperti ini harus ditambahkan bila pesan broadcast akan dirutekan ke jaringan remote.
 224.0.0.0 Alamat multicast yang digunakan secara internal oleh windows.
 255.255.255.255 Alamat Broadcast local (router tidak meneruskan broadcast ke jaringan lain).

IV. Konfigurasi dan Aplikasi PC Router

PC Router adalah Personal Computer (PC) yang digunakan sebagai Router (routing) biasanya yang digunakan adalah PC – Multihomed yaitu Komputer yang memiliki lebih dari 1 NIC ( Network Interface Card).









A. Kebutuhan
Kebutuhan yang diperlukan dalam mendesain jaringan dengan PC Route adalah :
1. Komputer (Pada kasus ini menggunakan Komputer dengan Teknologi Pentium 4 dengan Sistem Operasi Windows 2000 Server atau 2003 Server)
2. Kartu Jaringan (NIC) 2 buah atau lebih
3. Kabel jaringan
4. Switch

B. Konfigurasi PC Router
B.1. Dengan Default Gateway
Konfigurasi PC Router dengan default gateway ini sangat mudah dapat kita lakukan dengan :
1. Siapkan 2 buah komputer yang memiliki 2 buah NIC yang ada di dalamnya dan menggunakan system Operasi Windows 2000 atau 2003 server (PC – Multihomed)
2. Siapkan juga 3 buah komputer sebagai klien dari PC Router dengan spesifikasi terserah anda (Windows 98, Me, 2000, atau XP)
3. Konfigurasikan jaringan anda seperti gambar dibawah ini,












Mekanisme pencarian tujuan dari gambar diatas adalah :

- Untuk mekanisme tujuan dari komputer A ke komputer C, pertama sekali komputer A akan menanyakan alamat IP yang dituju ke PC Router 1 melalui gateway 192.168.10.1 karena rute yang diberikan oleh komputer A adalah ke gateway 192.168.10.1 yang merupakan alamat IP NIC 1 pada PC Router 1. Kemudian PC Router 1 akan memeriksa pada table routing yang dimiliki oleh PC Router.

Net Address Langsung/Tidak Route No. Interface
192.168.10.0
128.10.0.0 Langsung
Langsung


1
2

Setelah memeriksa pada table routing yang dimiliki oleh PC Router 1 dan ternyata tidak dimiliki olehnya, maka rounting akan diarahkan menggunakan default gateway yang dimiliki oleh PC Router 1 ke PC Router 2 melalui gateway 128.10.1.2. PC Router 2 akan memeriksa table routing yang dimilikinya,

Net Address Langsung/Tidak Route No. Interface
128.10.0.0
10.0.0.0 Langsung
Langsung


1
2

Pada pengecekan table routing yang ada di PC Router 2 ditemukan network address dengan IP 10.0.0.0 yang sesuai dengan network address IP tujuan yaitu 10.10.10.100 (komputer C). Maka mekanisme pencarian IP address telah selesai.

4. Setelah komputer diset sedemikian rupa sesuai dengan gambar, maka langkah selanjutnya pada PC Router konfigurasikan IP Address seperti gambar dibawah ini.


















Karena setiap PC Router memiliki 2 buah NIC maka LAN Properties yang terlihat diatas hanya untuk 2 NIC pada PC Router 1 dan 2 yang terhubung ke jaringan 192.168.1.0.

5. Kemudian jalankan service routing yang ada pada administration tool pada Windows 2000 server atau Windows 2003 server. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pada Windows 2003 buka Start  Program  Administrative Tools  Routing and Remote Access









b. Klik Next dan pilih “Custom Configuration”












c. Klik next dan ceklist “LAN Routing” terdapat banyak pilihan yang bias kita buat disana. Tapi untuk konfigurasi dasar ini kita akan konsentrasi pada LAN Roouting terlebih dahulu.

d. Setelah memilih LAN Routing, maka selesai sudah konfigurasi Remote Access dan Routing untuk tahap awal.


e. Buka windows “Routing and Remote Access”.

f. Aktifkan Routing dan Remote Access dengan cara mengklik kanan Server dan klik “Configure and Enable Routing and Remote Access”
















g. Beginilah windows Routing jika sudah aktif, pada label dekat tulisan server akan berwrna hijau














h. Konfigurasi selesai dan PC Router sudah siap digunakan

Setting IP Address hanya dengan 1 NIC untuk konfigurasi PC-Router
Pada awalnya kita sudah memiliki pemikiran bahwa PC yang dapat digunakan sebagai PC Router adalah Personal Computer yang memiliki lebih dari 1 NIC. Pemikiran untuk menggunakan hanya 1 NIC adalah bahwasanya Perangkat Router sesungguhnya (red : yang bukan PC) itu hanya memiliki 1 NIC. Setelah dilakukan percobaan dengan menggunakan hanya 1 NIC .pada PC Router efektif penggunaan IP Address untuk 1 NIC adalah sekitar 5 IP Address.
a. Setting IP address dengan 1 NIC.
b. Klik “Advanced” akan muncul windows seperti gambar 24, kemudian klik “add” untuk menambah IP address.
















c. Setelah ditambahkan akan, maka akan muncul seperti gambar dibawah ini,






















d. Setelah IP address dikonfigurasikan maka akan muncul pada Windows Routing dan Remote Access.





e. Untuk melihat table routing bisa dilihat seperti gambar dibawah ini, klik kanan pada Static Route dan pilih “Show IP Routing Table”

f. Setelah Routing aktif, maka PC Router sudah berfungsi sebagai router dan sudah dapat digunakan.




6. Konfigurasi Komputer Klien yaitu komputer 1,2, dan 3 sesuai dengan IP Address yang tertera pada desain gambar jaringan yang ada diatas.






























7. Selasai dan silahkan dicoba PC Router anda.
B.2. Dengan Static Route
Konfigurasi PC Router dengan menggunakan Static Route sedikit memerlukan kejelian kita sebagai administrator jaringan untuk menentukan penggunaan Static Route pada PC Router. Langkah-langkah konfigurasi PC Router dengan menggunakan Static Route adalah sebagai berikut :
1. Siapkan 2 buah komputer yang memiliki 2 buah NIC yang ada di dalamnya dan menggunakan system Operasi Windows 2000 atau 2003 server (PC – Multihomed)
2. Siapkan juga 3 buah komputer sebagai klien dari PC Router dengan spesifikasi terserah anda (Windows 98, Me, 2000, atau XP)
3. Penambahan static route pada PC router adalah dengan menggunakan perintah :
C:/>route add [net_id] netmask [netmask sesuai dengan net_id] [interface/gateway]

Contoh :
C:/>route add 128.10.0.0 netmask 255.255.0.0 128.10.1.1

4. Konfigurasikan jaringan anda seperti gambar dibawah ini,













Mekanisme pencarian tujuan dari gambar diatas adalah :
Pada konfigurasi PC Router sesuai dengan gambar diatas kita akan menggunakan static route murni maksudnya adalah pada konfigurasi kali ini tidak menggunakan default gateway sedikitpun.
a. Untuk PC Router 1 harus ditambahkan static route sebanyak 2 yaitu :
C:/> route add 128.10.0.0 netmask 255.255.0.0 128.10.1.1
C:/> route add 10.0.0.0 netmask 255.0.0.0 128.10.1.2
Maksud dari penambahan 2 static route diatas adalah agar trafik data yang bergerak pada jaringan 192.168.10.0 dapat mengenal jaringan 128.10.0.0 dan 10.0.0.0
b. Untuk PC Router 2 harus ditambahkan static route juga sebanyak 2 yaitu :
C:/> route add 128.10.0.0 netmask 255.255.0.0 128.10.1.2
C:/> route add 192.168.10.0 netmask 255.255.255.0 128.10.1.1
Maksud dari penambahan 2 static route diatas adalah agar trafik data yang bergerak pada jaringan 10.0.0.0 dapat mengenal jaringan 128.10.0.0 dan 192.168.10.0
c. Kedua PC Router menggunakan konfigurasi PC Router dimaksudkan agar siklus trafik maju mundur dapat berlangsung.
5. Lakukan langkah-langkah seperti langkah no. 4 sampai dengan 7 sesuai dengan langkah konfigurasi PC Router menggunakan Default Gateway.
6. Coba perhatikan Tabel Routing setelah diberikan static Route pada PC Router dengan mengetikka :
C:/> route print

B.3. Kombinasi Default Gateway dan Static Route
Penggunaan kombinasi Konfigurasi PC Route dengan default gateway dan static route ini diterapkan pada jaringan yang sudah sedikit kompleks. Kerumitan desain jaringan yang dihadapi sehingga dibutuhkannya kombinasi konfigurasi ini adalah terjadinya proses looping pada jaringan.






Perhatikan gambar berikut :






Perhatikan Mekanisme Looping yang terjadi pada gambar 31. Berpedoman dengan mekanisme routing default gateway yang sudah dicoba sebelumnya, kita akan mendapatkan pada PC Router B dan C akan mengalami proses looping karena jaringan 128.4.0.0 tidak mengenal jaringan 128.1.0.0 karena kalau dengan menggunakan default gateway saja tabel routingnya tidak mengenal adanya jaringan 128.1.0.0. Maka pada Router B akan ditambahkan static route :
C:/> route add 128.1.0.0 netmask 255.255.0.0 128.2.0.1

V. Penutup
5.1 Kesimpulan
1. PC Router digunakan sebagai media atau peralatan pengganti dari penggunaan Router yang harganya cukup mahal.
2. PC Router merupakan PC Multihomed yang terdiri dari 2 NIC atau lebih, tetapi dengan perkembangan pengetahuan saat ini kita bisa menggunakan PC Router dengan hanya memiliki 1 NIC dengan penambahan IP address pada TCP/IP properties.
3. Gunakan Operating system Server  Windows Server 2000 atau 2003 Server, karena didalamnya dilengkapi dengan service Routing dan Remote Access untuk memfungsikan PC menjadi router dengan fasilitas Routing-nya.
4. Aplikasi PC Router dapat dilakukan dengan menggunakan Default gateway atau static Route atau kedua-duanya sekali jika jaringan sudah semakin kompleks.
5. Routing yang digunakan adalah routing statik
6. Routing table digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui sampai sejauh mana routing yang dilakukan oleh PC Router tersebut.

5.2 Saran
1. Pengembangan aplikasi dan konfigurasi PC Router untuk Routing Dinamik dengan menggunakan RIP dan OSPF
2. Pengembangan ke depan untuk tidak menggunakan Operating system Server

VI. Referensi
1. Drew Heywood,”Networking with Microsoft TCP/IP”, New rider Publishing 1996
2. Onno W. Purbo,” Konsep TCP/IP”, Elex Media Komputindo.
3. Hendra Wijaya,” Belajar Sendiri Cisco Router”, Elex Media Komputindo, 2001







Biografi dan Profil Penulis

Sugeng Purwantoro E.S.G.S, lahir di Tangerang – Jawa Barat, 24 Mei 1977. Menamatkan SMU di SMU Negeri 2 Dumai – Riau pada tahun 1995. Menyelesaikan Program S1 pada Fakultas Teknik, jurusan Teknik Elektro dengan subjurusan Teknik Telekomunikasi di Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun 2000 akhir . Saat ini bekerja sebagai Dosen Tetap di Politeknik Caltex Riau salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Pekanbaru – Riau di Departemen Teknik Komputer sejak tahun 2002. Materi pengajaran yang diberikan di Politeknik Caltex Riau adalah Jaringan Komputer Dasar (Cabling, LAN, IP address dan Subnetting, PC Router, Cisco Switch dan Cisco Router), Jaringan Komputer Lanjut (DHCP, WINS, DNS, WEB, MAIL, PROXY, FTP, dan NEWS), Keamanan Jaringan dan Rangkaian Digital 1 dan 2.

Contact bisa menghubungi ke :
Email : sugeng@pcr.ac.id atau spurwa@plasa.com
Website : http://naya-keluarga.blogspot.com
Phone : +62 – 815-3700776

Rabu, 27 Agustus 2008

Kenali Komponen Jaringan Anda

Kenali Komponen Jaringan Anda

Untuk membangun jaringan baik berbasis Microsoft Windows Server 2003, Windows 2000 Server maupun Workgroup berbasis Windows XP atau Windiws Vista ada beberapa hal penting dan merupakan kebutuhan wajib alias harus ada. Komponen-komponen yang dimaksud adalah hardware untuk membangun jaringan itu sendiri. Yang dimaksud hardware adalah perangkat keras yang meliputi beberapa komponen Komputer Server, Komputer Client, NIC, HUB, Switch, Kabel, dan lain-lain.
Sebagai gambaran berikut ini akan diuraikian secara singkat keperluan minimal untuk membangun sebuah jaringan komputer.
1. Perangkat Keras
Untuk jaringan komputer atau LAN (Local Area Network) sederhana mengandung beberapa komponen atau perangkat keras yang sangat penting dan merupakan kebutuhan utamanya. Perangkat keras yang dimaksud antara lain adalah:
Komputer yang akan digunakan sebagai Server
Beberapa komputer untuk workstation
NIC (Network Interface Card)
Wireless LAN
HUB atau Swicth yang mendukung F/O
Swicth Wireless
Kabel UTP
Kabel Telepon
Conector RJ45 dan RJ11
VDSL Converter
UPS jika diperlukan
Peralatan tersebut merupakan kebutuhan standar dan harus ada untuk sebuah jaringan. Kemudian apabila jaringan komputer di kantor Anda akan ditingkatkan atau lebih besar lagi harus ditambah beberapa hardware lain seperti:
Repeater
Bridge
Router
Gateway
Seperti telah dijelaskan di atas komponen jaringan, misalnya untuk Warnet atau jaringan di kantor yang hanya melibatkan beberapa gedung perkantoran yang jaraknya antara 100 – 1000 Meter serta memiliki node sekitar 10 sampai 200 unit komputer. Dengan beberapa komponen tersebut Anda sudah bisa membangun jaringan. Untuk mengetahui masing-masing komponen tersebut berikut akan dijelaskan secara singkat dan sederhana.
1.1. NIC (Network Interface Card)
Yang saya maksud NIC dalam buku ini adalah kartu jaringan atau LAN Card berupa papan elektronik yang nantinya ditanam atau dipasang di setiap komputer yang akan dihubungkan ke suatu jaringan. Jaringan ini tidak terbatas pada LAN (Local Area Network) saja bisa juga Workgroup.

Gambar 1. Contoh Kartu jaringan Combo
Sesuai perkembangan teknologi khususnya jaringan, saat ini banyak jenis dan merk kartu jaringan. Namun demikian ada tiga hal pokok yang perlu diketahui dari kartu jaringan atau NIC ini, yaitu tipe kartu, jenis protokol, tipe kabel yang didukungnya.
1.1.1. Tipe NIC
Sesuai perkembangan komputer PC dan mainboardnya, maka tipe slot atau expansion slot juga bermacam-macam, mulai ISA, PCI dan AGP. Namun untuk kartu jaringan ini saya hanya menjelaskan 2 tipe saja, yaitu PCI dan ISA.

Gambar 2. Contoh lain kartu jaringan (NIC)
Pada saat membeli komputer khususnya komputer rakitan, tidak semua slot terisi. Slot yang kosong ini dapat digunakan untuk memasang beberapa kartu tambahan, seperti kartu suara, modem internal, dan kartu jaringan.
Untuk membedakan slot ISA dan PCI mudah saja. Jika casing komputer dibuka, di bagian belakang ada beberapa deretan slot. Slot yang berwarna hitam umumnya ISA, slot yang berwarna putih adalah slot PCI, dan slot yang berwarna coklat umumnya slot AGP.
1.1.2. Jenis Protokol NIC
Saat ini dikenal beberapa protokol untuk sebuah kartu jaringan, di antaranya Ethernet dan Fast Ethernet, Token Ring, FDDI, dan ATM. Namun dalam buku ini dibatasi hanya menjelaskan dua protokol saja, yaitu Ethernet dan Fast Ethernet.
Jenis Ethernet masih banyak digunakan walaupun kecepatan transfer data yang didukungnya hanya sampai 10Mbps saja. Saat ini perusahaan, instansi pemerintah dan juga Warnet-warnet sudah mulai menggunakan jenis Fast Ethernet. Karena selain sudah mendukung kecepatan transfer data sampai 100Mbps, harganya pun tidak jauh berbeda.
Selain itu ada juga kartu jaringan jenis combo. Jenis ini mendukung Ethernet maupun Fast Ethernet. Kartu combo bisa mendeteksi sendiri berapa kecepatan yang sedang digunakan pada jaringan. Begitu juga dari sudut pengkabelan jenis combo ini mendukung kabel jenis Coaxial dan UTP.
Komputer jenis notebook yang beredar tidak semuanya sudah terpasang kartu jaringan. Untuk itu apabila notebook pimpinan Anda menginginkan koneksi ke jaringan dan belum terpasang kartu jaringan, maka Anda harus mempersiapkan kartu jaringan jenis PCMCIA. Kartu jaringan ini pemasangannya tidak terlalu sulit, cukup dimasukkan ke port PCMCIA yang ada pada setiap notebook dan tidak perlu dibongkar atau covernya dibuka. Cukup ditancapkan dari bagian pinggir atau depan dari notebook tersebut.
Saat ini hampir semua NIC yang beredar di pasaran sudah mendukung Plug-n-Play. PNP ini sudah sangat populer, karena setiap kita menambah hardware baru secara otomatis akan dikonfigurasi oleh komputer. Begitu juga oleh operating sistemnya. Namun demikian untuk memastikan kartu jaringan Anda Plug and Play baca di manual atau tanyakan pada penjualnya.
1.2. HUB atau Concentrator
Secara sederhana HUB bisa dikatakan suatu perangkat yang memiliki banyak port yang akan menghubungkan beberapa Node atau titik sehingga membentuk suatu jaringan pada topologi star. Pada jaringan yang umum dan sederhana salah satu port menghubungkan HUB tersebut ke komputer Server. Sedangkan port lainnya digunakan untuk menghubungkan komputer client atau workstation yang sudah memiliki NIC untuk membentuk suatu jaringan.
Jika akan dilakukan pengembangan HUB juga bisa dihubungkan ke HUB berikutnya secara up-link. Ini terjadi apabila HUB yang digunakan hanya memiliki port 16 port plus 1 port untuk server atau hub lain. Sehingga untuk menambah jaringan diperlukan HUB tambahan.
Dari segi pengelolaan HUB yang saat ini beredar di pasaran ada dua jenis, yaitu manageable HUB dan unmanageable HUB. Manageable HUB adalah HUB yang bisa dikelola atau di-manage dengan software yang di bawahnya. Sedangkan unmana-geable HUB cara pengelolaannya dilakukan secara manual.

Gambar 3. Contoh HUB
Perlu diketahui bahwa HUB hanya memungkinkan pengguna atau user untuk berbagi (share) jalur yang sama. Kumpulan HUB yang membentuk jaringan disebut "Shared Ethernet." Pada jaringan seperti itu, setiap user hanya akan mendapatkan kecepatan dari bandwidth jaringan yang ada. Umpamanya jaringan yang digunakan adalah Ethernet 10 Mbps dan pada jaringan tersebut tersambung 20 unit komputer yang semuanya menggunakan sistem operasi Windows 95/98, maka secara sederhana jika semua komputer yang terhubung ke jaringan tersebut bersamaan mengirimkan data, bandwidth rata-rata yang bisa digunakan oleh masing-masing user tersebut hanya 0.5 Mbps.

Gambar 4. Contoh repeater
Pada jaringan yang menggunakan topologi bus, ada juga perangkat sejenis yang mirip HUB namanya repeater (pengulang). Sesuai namanya, repeater bekerja memperkuat sinyal agar lalu lintas data dari client ke server atau sebaliknya lebih cepat apabila jarak antara client atau workstation ke server lebih jauh. Dengan repeater ini jaringan dan sinyal akan semakin kuat. Bahkan apabila kabel yang digunakan jenis coaxial, jaringan akan lebih cepat.
1.3. Bridge (jembatan)
Bridge adalah perangkat yang berfungsi menghubungkan beberapa jaringan terpisah, baik tipe jaringan yang sama maupun berbeda (seperti Ethernet dan Fast Ethernet). Bridge memetakan alamat Ethernet dari setiap node atau titik yang ada pada masing-masing segmen jaringan dan hanya memperbolehkan lalulintas data yang diperlukan melintasi bridge. Ketika menerima sebuah paket, bridge menentukan segmen tujuan dan sumber. Jika segmennya sama, paket akan ditolak, dan jika segmennya berbeda, paket diteruskan ke segmen tujuannya. Bridge juga bisa mencegah pesan rusak agar tidak menyebar keluar dari satu segmen.
1.4. Switch
Switch atau lebih dikenal dengan istilah LAN switch merupakan perluasan dari konsep bridge. Ada dua arsitektur dasar yang digunakan pada switch, yaitu cut-through dan store-and-forward.
Switch cut-through memiliki kelebihan di sisi kecepatan karena ketika sebuah paket datang, switch hanya memperhatikan alamat tujuan sebelum diteruskan ke segmen tujuannya.
Sedangkan switch store-and-forward merupakan kebalikan dari switch cut-through. Switch ini menerima dan menganalisa seluruh isi paket sebelum meneruskannya ke tujuan dan untuk memeriksa satu paket memerlukan waktu, tetapi ini memungkinkan switch untuk mengetahui adanya kerusakan pada paket dan mencegahnya agar tidak mengganggu jaringan.
Dengan switch ada beberapa keuntungan karena setiap segmen jaringan memiliki bandwidth 10 Mbps penuh, tidak terbagi seperti pada "shared network." Dengan demikian kecepatan transfer data lebih tinggi. Jaringan yang dibentuk dari sejumlah switch yang saling berhubungan disebut "collapsed backbone."

Gambar 5. Contoh Switching
Saat ini perusahaan umumnya memilih jaringan Ethernet 10 Mbps pada segmen-segmennya dan Fast Ethernet 100 Mbps untuk koneksi ke server. Biasanya merka menggunakan switch 10/100 yang biasanya memiliki beberapa port 10 Mbps untuk koneksi ke komputer client dan 1 port 100 Mbps untuk koneksi ke server atau komputer yang dianggap sebagai server.
1.5. VDSL
VDSL (Very high-bit-rate Digital Subscriber Line port) merupakan suatu alat atau piranti yang digunakan sebagai converter dari kabel UTP (RJ45) ke kabel telepon (RJ11). Dalam hal ini apabila Anda akan menghubungkan jaringan LAN atau Intranet antar gedung yang jaraknya kurang lebih 500 meter masih memungkinkan dengan penambahan piranti VDSL ini. Masalah kecepatan transfer data tergantung merk VDSL yang digunakan. Bahkan untuk saat ini mulai banyak beredar dipasaran jenis VDSL yang kecepatannya bisa diatur sesuai keinginan (manageble).

Gambar 6. Contoh VDSL yang umum digunakan
Jaringan komputer khususnya LAN kini sudah menjadi kebutuhan. Namun kadang-kadang yang menjadi kendala adalah ketika jaringan harus menyebrang jalan, melintasi gedung, bahkan tidak sedikit merka membangun LAN sendiri-sendiri, padahal masih dalam instansi atau perusahaan yang sama. Sebenarnya teknologi untuk keperluan tersebut sudah sejak lama diperkenalkan, seperti Wireless, Fiber Optic, VDSL, dan lain-lain. Namun apabila menggunakan F/O biaya yang diperlukan tidak sedikit, begitu juga dengan wireless. Dengan demikian salah satu alternatif untuk membangun LAN yang melibatkan banyak gedung dengan biaya murah adalah dengan memanfaatkan VDSL ini.
Seperti halnya F/O harus menggunakan sepasang converter, Wireless juga harus sepasang, begitu juga dengan VDSL juga harus sepasang. Satu dipasang di Swicth atau HUB yang berhubungan dengan Server dan satunya lagi dipasang di Swicth atau HUB yang ada di Client atau di lokasi lain.

Gambar 7. Kabel yang digunakan untuk setting
1.6. Wireless
Wireles ini bermacam-macam merk dan jenisnya. Namun dalam buku ini tidak akan menjelaskan merk dan jenis dari Wireless tersebut, yang pasti ada Wireless yang sudah terpasang di komputer ada juga sebagai tambahan. Bahkan untuk komputer notebook atau Laptop yang sudah memasang logo Mobile Technology secara otomatis sudah ada Wirelessnya. Saat ini memang teknologi WiFI sudah menjadi trend dan kebutuhan untuk jaringan komputer bergerak atau mobile.

Gambar 8. Contoh Wireless yang mendukung WAN dan LAN
Untuk memanfaatkan Wireless yang sudah ada di komputer atau memasang sebagai kartu jaringan Anda harus memiliki HUB atau Swicth yang ada fasilitas Wirelessnya. Hub, Swicth atau Router yang sudah medukung fasilitas Wireless ini kini mulai banyak digunakan. Berikut ini contoh Wireless yang mendukung berbagai fasiitas yang bisa digunakan untuk berkomunikasi antara komputer yang memiliki NIC Wireless atau NIC biasa, serta mendukung Wide Area Network.
1.7. Router
Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch dan bridge. Perbedaannya, router merupakan penyaring atau filter lalu lintas data. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan protokol tertentu. Router pada dasarnya merupakan piranti pembagi jaringan secara logikal bukan fisikal. Misalnya sebuah IP router bisa membagi jaringan menjadi beberapa subnet sehingga hanya lalu lintas yang ditujukan untuk IP address tertentu yang bisa mengalir dari satu segmen ke segmen lain. Contohnya bisa berupa jaringan biasa LAN (Local Area Network) atau WAN (Wide Area Network) atau jaringan global seperti Internet.
1.8. Kabel untuk jaringan
Saat ini ada beberapa tipe dan jenis kabel yang digunakan untuk suatu jaringan. Kabel UTP (unshielded twisted pair), coaxial, dan fiber optik adalah yang populer dan banyak digunakan.
Kabel yang paling umum dan mudah pemasangannya adalah kabel jenis Coaxial. Namun sesuai perkembangan HUB atau Concentrator penggunaan kabel ini pun mulai berkembang dan kabel UTP yang dipilih, karena selain harganya tidak terlalu mahal namun kemampuannya bisa diandalkan.
Kabel jenis lain yang sempat populer awal tahun 1990-an adalah kabel coaxial. Kabel jenis ini hampir sama seperti kabel antena televisi. Kabel lain yang juga sangat populer adalah Fiber Optik (F/O). Kabel jenis ini sangat mahal harganya, tetapi kemampuannya mendukung kecepatan transfer data sangat tinggi.
1.8.1. Twisted Pair Cable (UTP)
Kabel Twisted Pair Cable ini ada dua jenis yaitu shielded dan unshielded. Shielded adalah jenis kabel yang memiliki selubung pembungkus sedangkan unshielded tidak mempunyai selubung pembungkus. Untuk koneksinya kabel jenis ini menggunakan konektor RJ-11 atau RJ-45.
Twisted-pair (dikenal juga sebagai 10 BaseT) cocok untuk jaringan kecil, sedang maupun besar yang membutuhkan fleksibilitas dan kapasitas untuk berkembang sesuai dengan pertumbuhan pemakai network.
Pada twisted-pair network, komputer disusun membentuk suatu pola star. Setiap PC memiliki satu kabel twisted-pair yang tersentral pada HUB, contoh jaringan seperti ini seperti terlihat pada gambar 3.
Twisted-pair umumnya lebih reliable dibandingkan dengan thin coax karena HUB mempunyai kemampuan data error correction dan meningkatkan kecepatan transmisi. Bahkan dengan HUB ini bisa dirangkai menjadi suatu jaringan yang besar.
Saat ini ada beberapa grade, atau kategori, dari kabel twisted-pair. Category 5 adalah yang paling reliable dan memiliki kompatibilitas yang tinggi, dan yang paling disarankan. Berjalan baik pada 10 Mbps network, dan Fast Ethernet. Anda dapat membeli kabel Category 5 yang telah dibuat, atau membuatnya sendiri.
Kabel Category 5 dapat dibeli atau dibuat baik yang straight-through atau crossed. Suatu kabel Category 5 memiliki 8 kabel kecil yang masing-masing memiliki kode warna di dalamnya dari ujung ke ujung. Hanya kabel kecil 1, 2, 3, dan 6 yang digunakan oleh Ethernet network untuk komunikasi. Walaupun hanya 4 kabel yang akan digunakan, tetapi masing-masing 8 kabel semuanya terhubung ke jack.

Gambar 9. Contoh kebl UTP untuk jaringan
Kabel Straight-through digunakan untuk menghubungkan komputer ke HUB. Kabel Crossed digunakan untuk menghubungkan HUB ke HUB (ada beberapa pengecualian: beberapa jenis HUB memiliki up-link port yang telah dicross secara internal, yang mana memungkinkan Anda melakukan uplink HUB dengan suatu straight cable sebagai gantinya).
Pada suatu kabel straight-through, kabel 1, 2, 3, dan 6 pada satu ujung juga di kabel 1, 2, 3, dan 6 pada ujung lainnya. Pada suatu kabel crossed, urutan dari kabel diubah dari ujung yang satu ke ujung lainnya: kabel 1 menjadi 3, dan 2 menjadi 6.
Untuk menggambarkan urutan kabel mana yang nomor 1, pegang RJ-45 tip dengan bagian tembaganya menghadap pada Anda sesuai gambar berikut.

Gambar 10. Contoh kebl UTP yang dipasang conector RJ45
1.8.2. Coaxial Cable
Media ini paling banyak digunakan sebagai media LAN meskipun lebih mahal dan lebih sukar penggunaannya dibandingkan twisted pair. Kabel ini memiliki bandwith yang lebar, sehingga bisa digunakan untuk komunikasi broadband. Thick Coaxial biasanya digunakan untuk kabel backbone pada jaringan instalasi Ethernet antar gedung. Dapat menjangkau jarak 500 m bahkan 2500 m dengan menggunakan repeater.
Thin coax (dikenal juga sebagai 10 Base 2) adalah cocok untuk network rumah atau kantor, dengan dua atau tiga komputer. Kabel ini mirip seperti kabel antena TV, harganya tidak terlalu mahal dan mudah pemasangannya.
Kabel jenis ini proses pemasangannya menggunakan konektor BNC. Pada jaringan jenis ini untuk menyambung ke masing-masing komputer menggunakan konektor T (T-connector) dan setiap ujungnya menggunakan terminator atau penutup (50 ohm) jika tidak menggunakan HUB.

Gambar 11. Contoh kabel Coaxial yang sudah dipasang konektor
1.8.3. Fiber Optic (F/O)
Jaringan yang menggunakan F/O ini memang sangat jarang digunakan. Biasanya hanya perusahaan besar saja yang menggunakan jaringan dengan media F/O. Karena harganya relatif mahal dan proses pemasangannya lebih sulit.
Namun demikian, jaringan yang menggunakan F/O ini dari segi kehandalan dan kecepatan tidak diragukan lagi. Kecepatan pengiriman data dengan media F/O ini lebih dari 100 Mbps dan bebas dari pengaruh lingkungan (noise).

Gambar 12. Contoh F/O (Fiber Optic) yang sudah terpasang konektor (Parch cord)
1.8.4. Kabel Telepon
Beberapa tahun belakangan ini mulai banyak digunakan kebel telepon untuk jaringan komputer (LAN). Kabel ini biasanya digunakan untuk menghubungkan jaringan antar gedung. Biasanya kabel yang digunakan untuk menghubungkan antar gedung ini jenis yang cukup kuat dan dilengkapi dengan kawat baja, sehingga kalau dibentang tidak patah.
Biasanya kabel telepon yang digunakan untuk diluar gedung (out door) ini dilengkapi dengan 3 kawat, 2 kawat yang akan digunakan seagai penghubung data dan satu kawat digunakan agar tidak putus apabila kawat tersebut dibentang. Akan lebih baik jika ujung dari baja sebagai penguat tersebut dihubungkan ke grounding agar apabila terjadi petir tidak akan bermasalah. Jadi pada intinya hanya dua kawat yang ada dalam kabel tersebut yang digunakan.
1.8.5. Memilih jenis kabel
Untuk membangun suatu jaringan umumnya yang menjadi masalah adalah yang berhubungan dengan pemilihan kabel. Karena kabel merupakan kebutuhan pokok dari suatu jaringan.
Perlu diketahui, kabel yang sudah tertanam biasanya tidak akan diangkat atau dipindahkan kecuali dalam keadaan terpaksa. Oleh karena itu, perencanaan yang matang untuk menentukan jenis kabel ini mutlak diperlukan. Jika kita salah mengambil keputusan, maka suatu saat apabila akan ada pengembangan masalah kabel ini menjadi kendala.
Untuk itu saya menyarankan apabila akan membangun suatu jaringan tentukan jenis kabel yang akan digunakan dengan asumsi bahwa jaringan tersebut bisa berjalan dengan baik sampai 10 tahun atau lebih. Dengan demikian tentukan jenis dan kualitas kabel ini sebelum Anda memutuskan untuk menginstalasi jaringan.
Selain itu, masalah yang berhubungan dengan kabel ini tidak hanya jenisnya saja, masalah yang berhubungan dengan kecepatan dan jarak akses data juga perlu dipertimbangkan. Untuk itu berikut ini saya jelaskan beberapa jenis kabel, jarak terjauh yang didukung oleh jenis kabel tertentu, dan sebagainya.

Tipe
Kecepatan
Jarak
Konektor
UTP
Kategori 5
10 Mbps
<>300 kaki
RJ45
Coaxial atau kabel BNC RG 58
10 Mbps
<>2500 kaki
BNConnector
T
Terminator
Kabel Telepon (RJ11)


Konverter
RJ11
Wireles
> 10 Mbps
Tergantung jenis dan merk

Serat Optik (F/O)
100 Mbps
<> 3 mil
ST(spring loaded twist)
Tabel . Beberapa tipe kabel, kecepatan dan jarak yang didukungnya
2. Piranti Lunak
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa piranti lunak yang dimaksud dalam buku ini adalah software termasuk sistem operasi yang digunakan dalam membangun suatu jaringan, baik jaringan berbasis Windows (Workgroup atau Client Server) maupun sistem operasi lain. Namun dalam buku ini saya membatasi hanya menggunakan sistem operasi produk Microsoft, yaitu keluarga Microsoft Windows.
2.1. Sistem Operasi
Operating sistem yang digunakan dalam buku ini adalah Microsoft Windows Server 2003, Microsoft Windows XP dan WIndows Vista untuk Client. Namun demikian Anda juga bisa menggunakan Microsoft Windows 2000 Server dan Microsoft Windows 2000 Professional, karena pada prinsipnya sama dan buku ini masih tetap bisa digunakan. Disarankan untuk saat ini sebaiknya sistem operasi server yang digunakan adalah Microsoft Windows Server 2003 dengan client Windows Vista atau Windows XP.
Bagi Anda yang ingin membangun jaringan kecil dengan Workgroup, bisa menggunakan sistem operasi Microsoft Windows XP, Windows Vista atau Windows 2000 Professional.
2.2. Program Aplikasi
Program aplikasi yang digunakan bebas. Namun saya menyarankan gunakan beberapa aplikasi saja, seperti untuk mengolah kata, mengolah angka, mengolah data, dan aplikasi grafik yang diperlukan.
Selain aplikasi tersebut Anda juga bisa menambah aplikasi lain apabila komputer Anda dilengkapi Scaner. Aplikasi yang saya maksud adalah aplikasi yang mendukung pengolahan gambar hasil scaner tersebut.
2.3. Program Internet Sharing
Agar semua komputer yang terkoneksi ke jaringan LAN bisa berinternet seluruhnya, Anda bisa memanfaatkan fasilitas Internet Sharing. Microsoft Windows Server 2003, Windows Vista, Windows XP, sudah menyediakan fasilitas untuk Internet Sharing Connection (ICS) dan ICF (Internet Connection Firewall). Namun demikian Anda juga bisa menggunakan apliksi lain yang disediakan penyelenggara atau ISP.2.4. Program Untuk Internet
Program yang dimaksud di sini adalah program untuk menjalankan fasilitas yang berhubungan dengan Internet. Sehingga dengan program ini pemakai atau semua user bisa menggunakan fasilitas seperti browsing, chating, e-mail, dan sebagainya.
Program yang dimaksud antara lain sebagai berikut:
Microsoft Internet Explorer
Microsoft Outlook
Windows Messanger
Mudah-mudahan tulisan singkat dan sederhana ini ada manfaatnya bagi kita semua. Terima kasih atas kesediaan Anda membaca tulisan-tulisan saya dalam blog ini.

Mengenal Fungsi Wireless LAN

Mengenal Fungsi Router
(Nov 29, 2007 at 09:05 AM) -

Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet
menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan
jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.
Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke
jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu
Local Area Network (LAN).



Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch adalah switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan
penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu.
Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP
sendiri pada sebuah LAN.

Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga
dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet
merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk
menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau
untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga
mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang
menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan
komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda
arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.

Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya
telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke
sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang
digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. Router-router
jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan
alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket
disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara
broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.

sumber:id.wikipedia.org
http://www.itkomputer.com - Kursus komputer Powered by Mambo Generated:26 August, 2008, 11:14

Selasa, 26 Agustus 2008

Prosedur Instalasi Wireless LAN

PROSEDUR INSTALASI WIRELESS LAN

Peralatan
1. Kompas dan peta topografi
2. Penggaris dan busur derajat
3. Pensil, penghapus, alat tulis
4. GPS, altimeter, klinometer
5. Kaca pantul dan teropong
6. Radio komunikasi (HT)
7. Orinoco PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter
8. Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell
11. Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45
12. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet, firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux, FreeBSD + utilitynya)

Survey Lokasi
1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada peta
2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path
3. Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena
4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi
5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam instalasi
6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat

Pemasangan Konektor
1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaan kabel
3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah bergeser
6. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor
7. Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi rumah)
8. Terakhir, tutup seluruh permukaan dengan isolator karet untuk mencegah air
9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10. Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan menggunakan crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet

Pembuatan POE
1. Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless In A Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor
2. POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena kabel loss
3. Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara mencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator gel agar setiap titik sambungan terlindung dari short
4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter

Instalasi Antena
1. Pasang pipa dengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewati terhadap obstructure terdekat
2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki untuk memanjat dan anker cows tail
3. Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada
4. Pasang antena dengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di peta
5. Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena
6. Perhatikan dalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah

Instalasi Perangkat Radio
1. Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan semua driver serta utility dapat bekerja sempurna
2. Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada di CD utility kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justru deteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari Device Manager
3. Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak diperlukan
4. Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya
5. Apabila terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukan instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah
6. Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.), terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility
7. Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical, pastikan semua fungsi berjalan baik dan stabil
8. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna

Pengujian Noise
1. Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default
2. Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun, pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS / station eksisting tersebut
3. Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4. Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % - 60 % good, 60 % - 100 % excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah poor connection (60 % - 20 % - 40 % poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80 %
5. Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % - 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client harus seimbang
6. Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan
7. Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.

Perakitan Antena
1. Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni directional
2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4. Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5. Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan

Pointing Antena
1. Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal
2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi (kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6 derajat
4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas
5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider
6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta topografi
7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi vertical)

Pengujian Koneksi Radio
1. Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
2. Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian juga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang
4. Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing
5. Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk Wireless In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan IP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router dapat mengenali radio
6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7. Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise) maka lakukan uji troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average troughput akan seimbang baik saat download maupun up load, maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan per TCP connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8. Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP connection secara simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
9. Atau dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrent connection dengan trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps (average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum
10. Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar

Wireless Data Network

Wireless Data Network

Onno W. Purbo, YC1DAV
Computer Network Research Group (CNRG)
Inter University Center on Microelectronics
Institute of Technology Bandung
Bandung 40132, Indonesia
FAX 022 214-417, 250-8763, 250-3253, 771153
yc1dav@cnrg.itb.ac.id, onno@kalpataru.netura.net.id
http://www.itb.ac.id/cnrg/

versi
18 May, 1996

Abstract
Penggunaan teknologi radio memungkinkan untuk membangun jaringan komputer secara murah & berkesinambungan (sustainable). Makalah ini sifatnya sangat teknis dan akan menjelaskan beberapa alternatif konsep jaringan komputer menggunakan media transmisi radio yang meliputi:
· Teknologi packet radio yang dikembangkan & banyak digunakan di Amatir radio.
· Teknologi Wireless Data Network, merupakan teknologi packet switching profesional.
· Teknologi Wireless LAN 2-10Mbps, merupakan teknologi andalan bagi pengguna jaringan yang serius untuk membangun Metropolitan Area Network (MAN) dalam kota.
· Teknologi Low Earth Orbit (LEO) satelit, merupakan teknologi satelit andalan untuk merambah daerah terpencil menggunakan peralatan komunikasi data radio sederhana.
· Teknologi Geostationary satelit, merupakan teknologi satelit yang lebih serius tentunya.
Pembahasan akan dilakukan dari sisi teknis dan pengalaman yang selama ini dilakukan di Indonesia khususnya di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Distribusi Makalah
Tulisan ini secara seutuhnya dapat disebarkan seluas-luasnya untuk keperluan pendidikan & non-komersial. Acknowledge perlu diberikan kepada penulis: Onno W. Purbo, Institut Teknologi Bandung. Terima kasih.
Perspektif
Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan komponen yang paling strategis dalam menjaga kesinambungan pembangunan maupun untuk berkompetisi dalam era globalisasi di masa mendatang. Keberhasilan dalam mengembangan SDM sangat tergantung pada kemampuan bangsa Indonesia dalam membangun sistem informasi yang effisien, andal dan dapat dibangun dalam waktu singkat dengan biaya semurah mungkin.
Teknologi jaringan komputer tanpa kabel mungkin akan menjadi alternatif yang akan sangat menarik untuk membangun jaringan komputer Internet di Indonesia dengan biaya yang relatif murah. Tulisan ini akan banyak memfokuskan diri pada aspek teknologi jaringan komputer tanpa kabel.

Arsitektur Jaringan Komputer
Arsitektur Jaringan Komputer TCP/IP
Sebelum beranjak lebih lanjut ke teknologi jaringan komputer tanpa kabel, ada baiknya kita membahas secara konseptual dari arsitektur jaringan komputer yang dikembangkan. Pada gambar diperlihatkan arsitektur jaringan komputer yang sering di asosiasikan dengan jaringan komputer TCP/IP. Umumnya arsitektur yang kita kenal di kuliah berbasis OSI/ISO, untuk melihat perbedaan yang ada akan dicoba untuk membahas secara lebih rinci fungsi berbagai unsur arsitektur jaringan komputer TCP/IP yang lebih operasional daripada arsitektur ISO/OSI.
Arsitektur jaringan komputer yang sering diassosiasikan dengan jaringan komputer TCP/IP terdiri atas lima lapisan protokol. Lapisan-lapisan ini adalah lapisan fisik, lapisan link, lapisan network, lapisan transport dan terakhir lapisan aplikasi. Arsitektur ini agak berbeda dengan konsep tujuh lapisan protokol yang sering kita kenal secara teoritis dalam konsep OSI/ISO [4][5].
Dari kelima lapisan ini hanya physical layer yang merupakan perangkat keras selebihnya merupakan perangkat lunak. Physical layer merupakan media penghubung untuk mengirimkan informasi digital dari satu komputer ke komputer lainnya yang secara fisik dapat kita lihat. Berbagai bentuk perangkat keras telah dikembangkan untuk keperluan ini. Satu diantaranya yang cukup banyak digunakan untuk keperluan jaringan komputer lokal (LAN) adalah ARCnet yang dikembangkan oleh Novell. Untuk keperluan Wide Area Network (WAN) dapat kita gunakan media radio atau telepon. Dalam makalah ini fokus akan diberikan terhadap teknologi paket radio sebagai media komunikasi jarak jauh dalam WAN TCP/IP. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
Untuk mengatur hubungan antara dua buah komputer melalui physical layer yang ada digunakan protokol link layer. Pada jaringan paket radio digunakan link layer AX.25 (Amatir X.25) [6][7][8][9] yang merupakan turunan CCITT X.25 [10] yang juga digunakan pada Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) oleh PT. INDOSAT dan Perumtel. IEEE telah mengembangkan beberapa standart protokol untuk LAN [11]. Berdasarkan rekomendasi IEEE pada LAN yang menggunakan ARCnet (IEEE 802.3) atau Ethernet (IEEE 802.3) digunakan link layer (IEEE 802.2). Pada LAN Token Ring digunakan physical layer (IEEE 802.5). Bentuk lain dari LAN yang kurang dikenal adalah Token Bus (IEEE 802.4). Untuk LAN berkecepatan tinggi juga telah dikembangkan sebuah standart yang diturunkan dari IEEE 802.3 yang kemudian dikenal sebagai Fiber Data Distributed Interface (FDDI).
Format protokol link AX.25 yang digunakan dalam jaringan komputer packet radio.
Pada teknologi packet radio yang kami gunakan untuk membangun jaringan komputer Paguyuban, protokol link AX.25 digunakan. Format protokol AX.25 tampak pada gambar di atas [6]. Maksimum informasi (data) yang dapat dikirim dalam satu frame dibatasi 255 byte. Pada saat ini, telah dilakukan beberapa perubahan, khususnya untuk pengiriman data kecepatan tinggi dan aplikasi TCP/IP dimungkinkan untuk mengirimkan lebih dari 255 byte data dalam satu frame. Frame AX.25 dibuka dan ditutup oleh flag byte yang berisi 01111110. Address field berisi alamat tujuan, alamat pengirim paket dan stasiun-stasiun yang berfungsi sebagai relay. Dengan menggunakan stasiun lain sebagai relay, kita dapat meminta pertolongan dari stasiun lain untuk mengirimkan data ke tempat tujuan. Hal ini dikenal sebagai konsep digipeater (digital repeater). Pada control field berisi indentifikasi bentuk frame AX.25 yang dikirim. Apakah frame ini untuk melakukan koneksi (membuka hubungan komunikasi), koreksi (jika ada frame AX.25 yang rusak dalam pengiriman), untuk broadcast dan sebagainya. Packet ID (PID) digunakan untuk memberitahukan jenis data yang dikirim apakah data ini berbentuk teks, binary atau protokol pada lapisan network. Frame Check Sequence (FCS) digunakan oleh bagian penerima pada proses pendeteksian kesalahan.
Lapisan protokol network, merupakan tata cara komunikasi connectionless yang memungkinkan berbagai LAN yang menggunakan media komunikasi yang berbeda untuk berhubungan satu dengan yang lain. Dalam kategori protokol network dikenal beberapa keluarga protokol seperti IP (InterNet Protocol) [12], ICMP (InterNet Control Message Protocol) [13], ARP (Address Resolution Protocol) [14] dan RARP (Reverse Address Resolution Protocol). Gambaran lengkap keluarga protokol yang membangun jaringan komputer TCP/IP dapat dilihat di gambar selanjutnya. Pada kesempatan ini, kami hanya akan menerangkan secara lebih seksama protokol IP dan TCP yang merupakan protokol utama dalam jaringan komputer TCP/IP. Adapun rangkuman spesifikasi mesin-mesin yang terkait ke InterNet terangkum dalam [15][16].
Keluarga protokol pembangun arsitektur jaringan komputer TCP/IP.
Fungsi dari InterNet Protokol (IP) adalah untuk menyampaikan datagram dari satu komputer ke komputer lain tanpa tergantung pada media kompunikasi yang digunakan. Data dan header lapisan transport dipotong menjadi datagram-datagram yang dapat dibawa oleh IP. Tiap datagram dilepas dalam jaringan komputer dan akan mencari sendiri secara otomatis rute yang harus ditempuh ke komputer tujuan. Hal ini dikenal sebagai transmisi connectionless. Dengan kata lain, komputer pengirim datagram sama sekali tidak mengetahui apakah datagram akan sampai atau tidak.
Untuk mengetahui dimana komputer tujuan, setiap komputer dalam jaringan harus diberikan IP address. IP address harus unik untuk setiap komputer, tetapi setiap komputer mungkin mempunyai beberapa IP address. IP address terdiri atas 8 byte data yang mempunyai nilai dari 0-255 yang sering ditulis dalam bentuk [xx.xx.xx.xx] (xx mempunyai nilai dari 0-255).
Pada header InterNet Protokol selain IP address dari komputer tujuan dan komputer pengirim datagram juga terdapat beberapa informasi lainnya. Informasi ini mencakup jenis dari protokol lapisan transport yang ditumpangkan diatas IP. Time To Live (TTL) berapa lama IP dapat hidup didalam jaringan. Hal ini penting artinya terutama karena IP dilepas di jaringan komputer. Jika karena satu dan lain hal IP tidak berhasil menemukan alamat tujuan maka dengan adanya TTL IP akan mati dengan sendirinya. Disamping itu juga tiap IP yang dikirimkan diberikan identifikasi sehingga bersama-sama dengan IP address komputer pengirim data dan komputer tujuan tiap IP dalam jaringan adalah unik. Lembaga yang mengatur IP address adalah Network Information Center (NIC):

Asia Pacific Network Information Center (APNIC)
c/o Internet Initiative Japan, Inc.
Sanbancho Annex Bldg., 1-4, Sanban-cho, Chiyoda-ku, Tokyo, 102 Japan
Tel: +81-3-5276-3973
FAX: +81-3-5276-6239
E-mail: domreg@apnic.net

InterNIC Registration Services
Network Solution Incorporated
505 Huntmar Park Drive, Herndon, Virginia 22070
Tel: [800] 444-4345, [703] 742-4777
FAX: [703] 742-4811
E-mail: hostmaster@internic.net

Lapisan protokol transport menjamin reliabilitas komunikasi antara dua buah komputer yang terkait dalam jaringan yang luas. Pada lapisan protokol transport dikenal beberapa keluarga protokol seperti TCP (Transmission Control Protocol) [17] dan UDP (User Datagram Protocol) [18]. Fungsi utama TCP adalah untuk mengirimkan data dari satu komputer ke komputer lain dengan keandalan tinggi. Dalam hal ini TCP juga yang mendeteksi dan mengoreksi jika ada kesalahan data. Di samping itu, TCP mengatur seluruh proses koneksi antara satu komputer dengan komputer yang lain dalam sebuah jaringan komputer.
Berbeda dengan IP yang mengandalkan mekanisme connectionless pada TCP mekanisme hubungan adalah connection oriented. Dalam hal ini, hubungan secara logik akan dibangun oleh TCP antara satu komputer dengan komputer yang lain. Dalam waktu yang ditentukan komputer yang sedang berhubungan harus mengirimkan data atau acknowledge agar hubungan tetap berlangsung. Jika hal ini tidak sanggup dilakukan maka dapat diasumsikan bahwa komputer yang sedang berhubungan dengan kita mengalami gangguan dan hubungan secara logik dapat diputus.
TCP mengatur multiplexing dari data yang dikirim/diterima oleh sebuah komputer. Adanya identifikasi pada TCP header memungkinkan multiplexing dilakukan. Hal ini memungkinkan sebuah komputer melakukan beberapa hubungan TCP secara logik. Bentuk hubungan adalah full duplex, hal ini memungkinkan dua buah komputer saling berbicara dalam waktu bersamaan tanpa harus bergantian menggunakan kanal komunikasi. Untuk mengatasi saturasi (congestion) pada kanal komunikasi, pada header TCP dilengkapi informasi tentang flow control.
Hal yang cukup penting untuk dipahami pada TCP adalah nomor port. Nomor port menentukan servis apa yang dilakukan oleh lapisan diatas TCP. Nomor-nomor ini telah ditentukan oleh Network Information Center dalam Request For Comment (RFC) 1010 [19]. Contoh untuk aplikasi File Transfer Protokol (FTP) lapisan protokol transport TCP digunakan nomor port 20 dan masih banyak lagi.
TCP State Machine.
Prinsip kerja dari TCP berdasarkan prinsip client-server seperti tampak pada Gambar di samping. Server adalah program pada komputer yang secara pasif akan mendengarkan (listen) nomor port yang telah ditentukan pada TCP. Sedang client adalah program yang secara aktif akan membuka hubungan TCP ke komputer server untuk meminta servis yang dibutuhkan. Secara sederhana, state diagram kerja TCP dapat diterangkan sebagai berikut. Client akan secara aktif membuka hubungan (active open) dengan mengirimkan sinyal SYN (state SYN SENT) ke komputer server tujuan. Jika server menerima sinyal SYN maka server yang saat itu berada pada state LISTEN akan mengirimkan sinyal ACK SYN dan ke dua komputer (client & server) akan ke state ESTAB. Jika servis yang dilakukan telah selesai maka client akan mengirimkan sinyal FIN dan komputer client akan berada pada state FIN WAIT sampai sinyal FIN dari server diterima. Pada saat menerima sinyal FIN, server akan ke state CLOSE WAIT hingga hubungan diputus. Akhirnya kedua komputer akan kembali pada state CLOSE.
Banyak aplikasi yang mungkin dilakukan menggunakan keluarga protokol TCP/IP. Program aplikasi yang ada umumnya dijalankan diatas lapisan protokol transport TCP. Aplikasi yang umum dilakukan adalah pengiriman berita secara elektronik yang dikenal sebagai elektronik mail (e-mail). Untuk ini dikembangkan sebuah protokol Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) [20]. Aplikasi lainnya adalah remote login ke komputer yang berjauhan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas Telnet [21]. Untuk melakukan file transfer digunakan File Transfer Protocol (FTP) [22] yang juga dijalankan diatas TCP. Ada pula fasilitas finger untuk melihat pemakai komputer di mesin yang berjauhan [23]. Dengan semakin rumitnya jaringan maka manajemen jaringan menjadi penting artinya. Saat ini juga dikembangkan protokol yang khusus digunakan untuk mengatur jaringan dengan nama Simple Network Management Protocol (SNMP) [24]. Masih banyak lagi aplikasi yang dijalankan di atas TCP. Masing-masing aplikasi mempunyai nomor port yang unik.
Integrasi LAN Novell dan UNIX dengan WAN radio di PAU Mikroelektronika ITB
Satu hal yang cukup menarik dengan digunakannya protokol TCP/IP adalah kemungkinan untuk menyambungkan beberapa jaringan komputer yang menggunakan media komunikasi berbeda. Dengan kata lain, komputer yang terhubung pada jaringan yang menggunakan ARCnet, Ethernet, Token Ring, SKDP, amatir paket radio dll. dapat berbicara satu dengan lainnya tanpa saling mengetahui bahwa media komunikasi yang digunakan secara fisik berbeda. Hal ini memungkinkan dengan mudah membentuk Wide Area Network (WAN) di Indonesia. Sebagai contoh, kami memperlihatkan pada Gambar di atas diperlihatkan tingkat kompleksitas jaringan di PAU Mikroelektronika ITB yang mengintegrasikan LAN Novell dan UNIX dengan WAN packet radio, keseluruhan sistem transparan bagi pemakai jaringan.
Perangkat lunak yang digunakan untuk jaringan komputer TCP/IP juga beragam sekali mulai dari yang sifatnya komersial, seperti, SCO Unix, AIX, HP-UX, BSD386, window NT dll sampai perangkat lunak yang tersedia secara public domain (cuma-cuma) bahkan sebagian tersedia dengan source code-nya, seperti, Network Operating System (NOS) yang saat ini merupakan salah satu perangkat lunak utama yang digunakan di jaringan komputer Paguyuban, 386BSD (untuk BSD 4.3 di komputer mikro), Linux yang merupakan variasi Unix di PC.
Berakar pada keterangan sekilas dari arsitektur jaringan komputer ini, kami akan mencoba membahas alternatif teknologi jaringan komputer dan persiapan yang perlu dilakukan untuk membangun jaringan komputer. Penekanan akan dilakukan pada teknologi yang tersedia di Indonesia. Beberapa teknologi bahkan tersedia secara cuma-cuma.
Teknologi Packet Radio.
Selanjutnya kami mencoba untuk menjelaskan teknologi packet radio yang sudah mampu dibuat sendiri di Indonesia. Beberapa teknologi bahkan tersedia secara cuma-cuma. Kami menggunakan perangkat lunak Network Operating System (NOS) sebagai perangkat lunak utama yang digunakan untuk mengoperasikan komputer mikro sebagai switch TCP/IP.
Secara umum teknologi perangkat keras paket radio, khususnya yang tersedia di Indonesia dapat kita bagi dalam beberapa alternatif, yaitu:

· modem sederhana 1200bps.
· Terminal Node Controller (TNC) [25].
· modem FSK dan GMSK 9600bps.
· Card HDLC di PC dan modem 64Kbps untuk sistem-sistem berkecepatan tinggi [26][27][28].
Modem Sederhana 1200bps
Stasiun paket radio sederhana yang dapat dibuat dengan biaya beberapa ratus ribu rupiah saja.
Dalam gambar diperlihatkan diagram blok sebuah stasiun paket radio sederhana menggunakan modem yang sangat sederhana. Modem tersebut menggunakan one-chip modem TCM3105. Rangkaian selebihnya hanyalah berupa level translator antara TTL dengan RS232 (+12V - -12V), dalam hal ini kami menggunakan solusi CMOS inverter yag dapat diperoleh dengan biaya sekitar Rp. 1.500,- sehingga dapat menekan biaya secara keseluruhan dibandingkan menggunakan solusi yang lebih praktis menggunakan TTL-RS232 interface. Kristal yang digunakan adalah 4.4336MHz yang digunakan pada sinyal burts PAL sehingga sangat mudah diperoleh di Indonesia. Rangkaian lengkap dari modem 1200bps sederhana ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Rangkaian modem sederhana 1200bps menggunakan one-chip modem TCM3105.

Modem ini telah diproduksi secara masal di Indonesia dan dapat diperoleh seharga sekitar Rp. 150.000,-. Yang perlu kita tambahkan pada komputer mikro yang kita gunakan hanyalah perangkat lunak packet driver AX25.COM yang merupakan program resident di komputer mikro yang bertugas untuk membentuk frame-frame AX.25. Di atas packet driver ini kita dapat menjalan perangkat lunak NOS TCP/IP yang menjadikan komputer mikro tsb sebagai sebuah switch dalam jaringan komputer TCP/IP. Tentunya kerja komputer mikro menjadi terbebani karena harus secara terus menerus memberikan servis untuk membentuk sinyal High Level Data Link Controller (HDLC). Alternatif ini dapat berjalan cukup baik menggunakan komputer mikro kelas 286 ke atas.
Node Packet Radio Menggunakan Terminal Node Controller (TNC)
Setup stasiun paket radio yang umum digunakan, terdiri dari komputer, Terminal Node Controller dan radio.
Dalam gambar di samping, diperlihatkan diagram blok dari stasiun paket radio yang umumnya digunakan saat ini di Jaringan komputer Paguyuban. Peralatan inti yang digunakan adalah sebuah Terminal Node Controller (TNC) yang berisikan sistem minimum mikroprosesor umumnya menggunakan Z80 dan dilengkapi oleh modem 1200bps. Sistem minimum Z80 ini menjalankan fungsi High Level Data Link Controller (HDLC) sehingga sebagian besar kerja protokol lapisan link dapat dilaksanakan oleh sistem minimum Z80 sehingga mengurangi beban komputer mikro yang harus menjalankan fungsi sebagai switch TCP/IP. Peralatan Terminal Node Controller ini cukup banyak dijual dipasaran Indonesia dengan harga yang berkisar antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 800.000,- per buah. Tentunya biaya yang dikeluarkan jika TNC tsb dibuat sendiri di Indonesia lebih rendah. Umumnya perangkat lunak Network Operating System (NOS) yang standard dibuat untuk menggunakan TNC sebagai interface ke WAN radio. Untuk keperluan ini telah dikembangkan protokol interface antara perangkat lunak NOS dengan perangkat TNC. Protokol ini dikenal sebagai Keep It Simple Stupid (KISS) [29].
Modem FSK dan GMSK 9600bps
Memperhatikan kejenuhan jaringan packet radio yang saat ini berkembang terutama di Bandung, kami saat ini sedang aktif mengembangkan modem kecepatan tinggi berkecepatan 9600bps untuk solusi perantara sebelum modem berkecepatan 56Kbps ke atas dapat dibuat di Indonesia.
Modem FSK 9600bps yang dikembangkan, menggunakan EPROM untuk membangkitkan sinyal FSK yang dibutuhkan. Sampling sinyal berkecepatan 16 kali clock sinyal data yang dikirimkan. Recovery data / clock menggunakan EPROM untuk melakukan tracking kecepatan. Modem FSK 9600bps menerima informasi 16 kali clock dari TNC. Sedang hasil recovery clock dikembalikan ke TNC untuk mensinkronkan kerja TNC dengan modem 9600bps. Jelas disini bahwa modem 9600bps ini cukup ditambahkan pada TNC untuk membuat TNC yang tadinya bekerja 1200bps menjadi kecepatan 9600bps.
Modem Gaussian Minimum Shift Keying (GMSK) yang dikembangkan bertumpu pada standard Eropa. Modem ini bertumpu pada one-chip-modem MX589 yang sebetulnya mampu untuk bekerja antara 4000bps s/d 40Kbps. IC MX589 sangat menguntungkan untuk digunakan karena pengguna cukup menambahkan beberapa rangkaian interface sederhana. Berbeda dengan modem FSK 9600bps di atas, modem GMSK 9600bps memberikan informasi clock baik clock sinyal yang dikirim maupun clock sinyal yang diterima ke arah perangkat HDLC. Perangkat radio & modem GMSK s/d 38.4Kbps sudah mulai berhasil dikembangkan dalam skala lab. di Computer Network Research Group (CNRG), Institut Teknologi Bandung. Modem GMSK 9600bps ini memang dirancang untuk operasi kecepatan tinggi menggunakan interface HDLC seperti yang digunakan pada perangkat packet radio berkecepatan tinggi 56Kbps yang akan diterangkan berikut ini.
Node Packet Radio Berkecepatan Tinggi 56Kbps

Stasiun packet radio berkecepatan tinggi 56Kbps dengan peralatan High Level Data Link Controller Chip (HDLC) card di komputer mikro.
Dalam gambar di samping, diperlihatkan diagram blok dari stasiun paket radio berkecepatan tinggi 56Kbps yang saat ini sedang dalam proses pengembangan oleh tim ITB dan UGM. Secara umum perangkat lunak 56Kbps terdiri dari card High Level Data Link Controller (HDLC), modem 56Kbps yang bekerja pada 28MHz dan transverter dari 28MHz ke VHF atau UHF. Card HDLC yang kami rancang menggunakan Zilog Z8530 yang relatif murah tetapi handal. Di samping itu, di rencanakan agar Zilog Z8530 tsb. dapat melakukan transfer data langsung ke memory melalui fasilitas Direct Memory Access (DMA) sehingga mampu untuk digunakan sampai dengan kecepatan 250Kbps. Evaluasi dari prototipe card HDLC yang telah kami buat sendiri di ITB ternyata mampu untuk meningkatkan throughput pengiriman data pada kecepatan 250Kbps sekitar 40 kali sistem konvensional 1200bps dengan kenaikan biaya sebesar hanya 2 kali lipat. Hal ini akan sangat menguntungkan dari segi investasi peralatan karena akan sangat menekan biaya dengan performance yang sangat baik.
Rangkaian modulator Minimum Shift Keying (MSK) untuk bekerja pada kecepatan 56Kbps dengan shift dari frekuensi secara presisi diatur 1/4 dari baud rate, sedang pergeseran fasa dari frekuensi sinyal pembawa sebesar 90 derajat setiap baud interval. Amplituda dijaga konstant bahkan lebih konstan daripada jika kita menggunakan PSK. Modulator dibangun menggunakan dua buah double balanced modulator MC1496. Salah satu modulator dikenal sebagai modulator "I" (in phase) sedang yang lain adalah modulator "Q" (quadratur). Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh rangkaian oscillator yang beroperasi pada 27-30MHz. Pembawa yang dimasukan ke modulator "Q" berbeda 90 derajat daripada pembawa yang dimasukan ke modulator "I". Waveform sinyal dibangkitkan oleh EPROM yang berisi digital state machine yang dimasukan ke dua buah digital-to-analog converter (DAC-08). Kemudian dimasukan ke low pass filter untuk menghilangkan frekuensi harmonik tinggi sebelum keluaran modulator "I" digabungkan dengan keluaran modulator "Q". Dengan cara ini kita dapat menghasilkan sinyal data yang stabil tanpa perlu khawatir kecepatan data yang dikirim. Sebetulnya pendekatan ini dapat digunakan untuk semua macam teknik modulasi karena sinyal waveform yang harus dikirim dapat diprogram kedalam waveform.
Pada implementasi yang akan kami lakukan, kami merencanakan untuk menggunakan sebuah tracking data detector untuk mendemodulasi data yang dikirim menggunakan MSK. Tentunya ada alternatif implementasi lainnya yang mungkin kita gunakan untuk mendemodulasi data yang yang dikirim tsb, seperti costas loop. Kerugian utama digunakannya solusi costas loop adalah karena kompleksitas rangkaian dan lambatnya locking time yang dibutuhkan. Akan tetapi costas loop mempunyai keuntungan terutama untuk melawan S/N yang rendah. Hal ini lebih baik dibandingkan menggunakan quadratur detector yang akan diterangkan dibawah ini.
Pada implementasi demodulator 56Kbps, kami menggunakan detector quadratur menggunakan MC3359 yang dibantu oleh tracking data detector. Tracking data detector pada dasarnya sebuah analog komparator yang mempunyai tegangan ambang diantara nilai "0" dan "1". Untuk menjamin jumlah "0" dan "1" dalam data yang dikirim seimbang, digunakan rangkaian scrambler yang dapat dibangun menggunaan shift register dan dua buah XOR gate. Seluruh rangkaian demodulator di atur clock-nya menggunakan rangkaian Phase Lock Loop (PLL) dengan mengambil input data yang masuk untuk mengunci frekuensi yang dihasilkan oleh Voltage Control Oscillator (VCO) dalam PLL.
Berbeda dengan perangkat node packet radio berkecepatan rendah yang dapat dibangun menggunakan peralatan radio yang ada di pasaran, untuk perangkat radio berkecepatan tinggi kita harus membuat sendiri menggunakan rangkaian transverter yang mempunyai bandwidth lebar. Rangkaian transverter relatif sangat sederhana dibandingkan rangkaian lainnya apalagi dengan tersedianya Monolithics Microwave Integrated Circuit (MMIC) dipasaran bebas dengan harga yang sangat murah. Fungsi transverter adalah untuk mentranslasikan frekuensi operasi modem 56Kbps dari 28MHz ke frekuensi operasi sebenarnya di VHF atau UHF. Isi transverter hanya berupa:
· Rangkaian oscillator.
· Dua buah mixer (balanced modulator)
· Driver dan power amplifier (PA).
· Low Noise Amplifier (LNA).
Dalam implementasi transverter ini kami merencanakan untuk banyak menggunakan MMIC dan Hybrid PA untuk RF yang banyak dipasaran. Mungkin perlu dicatat bahwa kami di PAU Mikroelektronika ITB saat ini tengah aktif melakukan penelitian dengan dana dari RUT untuk membuat sendiri rangkaian terintegrasi (IC) baik MMIC maupun IC hybrid RF power amplifier menggunakan fasilitas yang ada di PAU Mikroelektronika ITB.
Wireless LAN / MAN.
Teknologi Wireless LAN / MAN kemungkinan besar akan merupakan teknologi andalan dimasa mendatang untuk pembangunan jaringan komputer / Internet di dalam kota pada kecepatan tinggi (minimal 2Mbps). Bayangkan tanpa perlu sulit-sulit menarik kabel, jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dalam radius 15 km dapat dengan mudah di bangun tanpa kesulitan yang berarti.
Spesifikasi pealatan Wireless LAN yang sering digunakan untuk membangun jaringan Wireless LAN / MAN adalah sebagai berikut:

· Teknologi Code Division Multiple Access (CDMA).
· Frekuensi Kerja ISM-Band 915 MHz atau 2.4 GHz.
· Daya keluaran 250 mW.
· Jarak jangkau max. 15 km.

Teknologi CDMA yang digunakan untuk mengakses jaringan merupakan teknologi turunan dari teknologi angkatan bersenjata amerika serikat untuk menembus transmisi radio yang tidak bisa di jamming dan sulit di deteksi. Artinya Teknologi CDMA akan sedikit sekali mengganggu transmisi radio yang ada disekitarnya & juga tidak terlalu terganggu jika ada radio yang memancar pada frekuensi tempat CDMA bekerja.
Peralatan yang dikembangkan sudah sedemikian sederhananya sehingga dapat dengan mudah dipasangkan ke PC untuk disetup menjadi sebuah router dalam jaringan. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk satu pasang peralatan WaveLAN ini adalah sekitar US$7500-8000.
Wireless Data Network Profesional.
Di antara teknologi tanpa kabel yang sifatnya profesional memang ada dua teknologi yang cukup besar yaitu selular & radio trunking. Teknologi selular walaupun tanpa kabel sebetulnya tidak terlalu effisien untuk digunakan untuk jaringan data. Karena pelanggan akan menduduki frekuensi selama operasi dilangsungkan. Konsep packet switching perlu diterapkan untuk menghemat resource yang ada & pelanggan hanya menduduki frekuensi pada saat dibutuhkan untuk mengirimkan data saja - yang akhirnya menjadikan biaya komunikasi data dapat ditekan murah sekali. Di samping itu, teknologi tanpa kabel akan lebih menarik lagi mengingat infrastruktur di Indonesia masih belum mencukupi. Misalnya sebagai pengganti PSTN bilamana belum ada atau sukar untuk menambah line kwalitas leased line (analog, DOV) yang masih kurang memuaskan.
Pada tingkat yang profesional teknologi Wireless Data Network bertumpu pada teknologi packet switching yang bertumpu pada jaringan radio trunking dan satelit untuk hubungan jarak jauh. Teknologi ini umumnya mempunyai kecepatan minimal 19.2Kbps, menggunakan sistem packet-switching bukan circuit-switching yang dikembangkan beberapa provider radio trunking maupun selular belakangan ini. Solusi packet switching memungkinkan untuk membangun jaringan komputer / data yang effisien & murah bagi pelanggannya. Sebagai gambaran perkiraan biaya langganan per menit adalah sekitar Rp. 50 / menit jika transmisi data dilakukan; jika tidak ada data yang di transfer maka tidak akan dilakukan charging.
Peralatan yang dibutuhkan juga relatif sederhana hanya sebuah radio modem yang harganya umumnya berkisar US$400 seperti keluaran Motorola International Inc. TCP/IP dapat dijalankan di atas jaringan ini; akan tetapi teknik Mobile-IP perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bagi pengguna yang sifatnya Mobile. Konsep ini menjadi menarik untuk pengguna yang membawa laptop dan sering sekali berjalan / mobil.
Teknologi Low Earth Orbit Satellite
Teknologi Low Earth Orbit (LEO) satellite pada dasarnya menggunakan satelit komunikasi yang berorbit rendah sekitar 800-1000 km di atas permukaan bumi. Satelit berorbit rendah ini tidak mungkin untuk menduduki posisi Geostationer, artinya satelit LEO tidak berada di posisi tetap di atas permukaan bumi akan tetapi berputar mengelilingi bumi. Pada kesempatan ini akan direview beberapa eksperimen yang dilakukan beberapa peneliti yang kebetulan umumnya adalah staf di jurusan teknik elektro ITB dalam bidang teknologi LEO satelit.

Hubungan internasional menggunakan satelit berorbit polar VITASAT.
Satelit VITASAT berorbit polar yang digunakan oleh kelompok peneliti dibawah pimpinan Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana [42]. Konsep dasar komunikasi menggunakan VITASAT ini dapat dilihat pada Gambar di samping [43]. Komunikasi internasional menggunakan VITASAT ini tidak dapat dilakukan secara real-time karena satelit hanya berada dalam pengamatan dari satu tempat sekitar 4-5 kali per hari. Pengiriman berita dilakukan menggunakan metoda store-and-forward melalui komputer mikro kelas 286 [44] yang ada didalam satelit. Hubungan komunikasi dengan satelit dilakukan pada kecepatan menengah 9600bps [45]. Teknologi statiun bumi yang digunakan amat sangat sederhana, menggunakan komputer mikro yang dikaitkan ke TNC dan modem 9600bps. Total biaya untuk perangkat modem dan radio dapat diperoleh dengan biaya sekitar $2000 sehingga sangat terjangkau bagi sebagian besar masyarakat. Alternatif ini sangat menarik untuk solusi telekomunikasi ke pedesaan yang jauh dari jangkauan media telekomunikasi konvensional yang ada saat ini.

Pembangunan statiun bumi satelit kelas Low Earth Orbit (LEO) ini juga sedang dijalankan oleh Amatir Radio Club (ARC)-ITB dengan target untuk hubungan komunikasi internasional dengan dunia amatir radio. Blok diagram stasiun yang dibangun tampak pada gambar di atas. Kecepatan 9600bps merupakan kecepatan standard yang akan digunakan. Perlengkapan ini nantinya akan di sambungkan ke jaringan Internet di ITB sehingga dapat berfungsi sebagai gateway Internet bagi pengguna LEO-Sat. Tentunya bantuan dari rekan-rekan ORARI masih dibutuhkan karena keterbatasan dana yang ada.

Bagi Indonesia yang sedang berkembang pembuatan satelit semacam VITASAT (kelas MICROSAT) sangat menarik. Ada baiknya kita mengacu pengalaman-pengalaman diberbagai negara, seperti, Korea, Jepang, Argentina, Brasil & beberapa universitas kecil di Amerika Serikat yang justru menggunakan jalur amatir radio sebagai media untuk alih teknologi pembuatan & peluncuran MICROSAT. Hal ini dimungkinkan karena biaya pembuatan satelit kelas MICROSAT sebetulnya sangat rendah dalam orde ratusan juta rupiah. Hanya dengan melalui jalur amatir radio, Indonesia dalam memperoleh teknologi satelit MICROSAT secara murah. Hal ini tidak berlaku jika kita menggunakan jalur-jalur komersial untuk memperoleh disain satelit tersebut. Usaha yang sistematis untuk mencoba membangun SDM untuk membangun satelit mikro sedang berlangsung di IPTN, ARC-ITB maupun Microsatellite Research Group di Institut Teknologi Bandung.
Teknologi Satelit Geostationer.
Indonesia merupakan salah satu negara perintis penggunaan satelit geostationer untuk sistem komunikasi satelit domestik. Tentunya keluarga besar satelit Palapa maupun yang akan diluncurkan mendatang merupakan contoh nyata keberadaan satelit Geostationer ini. Tentunya masih banyak hal yang bisa dikembangkan menggunakan teknologi satelit ini. Beberapa diantara penelitian yang dilakukan dalam bidang teknologi satelit ini akan dibahas di bawah ini.

Percobaan integrasi jaringan komputer dengan satelit geo-stasioner ETS-V
Satelit ETS-V yang berorbit geostationer yang digunakan oleh kelompok peneliti dibawah pimpinan Ir. Utoro dari Lab. Radar jurusan teknik elektro ITB. Satelit ETS-V menggunakan L-band sekitar 1.2-1.5GHz sehingga dapat digunakan menggunakan stasiun bumi yang relatif lebih sederhana dibandingkan satelit PALAPA. Keuntungan utama yang diperoleh dengan menggunakan satelit geostationar adalah hubungan komunikasi dengan InterNet dapat dilangsungkan secara real-time. Percobaan umumnya dilakukan pada kecepatan relatif tinggi 38.4Kbps menggunakan modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK).
Terobosan yang cukup mendasar yang akan dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah partisipasinya yang habis-habisan dalam penelitian Asia Internet Interconnection Initiative (AI3) yang merupakan bagian dari Asia Pacific Information Infrastructure (APII). Penelitian ini melibatkan penguasaan teknologi jaringan komputer berkecepatan tinggi 2Mbps yang ditransmisikan melalui satelit JCSat-3 (128E) menggunakan band frekuensi Ku-Band.

Internet gateway 2Mbps melalui ITB dapat diakses dengan cuma-cuma selama eksperimen 1-2 tahun pertama oleh dunia pendidikan. Setelah masa eksperimen ini selesai, charging tambahan akan diberikan akan tetapi jumlahnya tidak akan terlalu besar jika dibebankan pada banyak orang. Bagi lembaga / institusi komersial diluar pendidikan yang ingin bergabung ke gateway 2Mbps ITB dapat dilakukan dengan cara membantu / bekerjasama dengan lembaga pendidikan yang berada di lembaga / institusi tsb untuk secara bersama bergabung ke Internet.

Dengan adanya fasilitas ini maka usulan topologi jaringan perguruan tinggi di Indonesia untuk mengakses Internet dengan murah adalah sebagai berikut:
Bahkan seperti tampak pada gambar untuk menekan biaya, Univ. yang mempunyai akses satelit dapat urunan sewa satelit dengan universitas sekitarnya yang terkait melalui WaveLAN 2Mbps. Adapun kontak di ITB adalah:

Dr.Ir. Widiadnyana Merati
Ketua Team AI3-ITB
Ketua Lembaga Penelitian
Institut Teknologi Bandung
Bandung 40132, Indonesia
FAX 022 250-3253
E-mail intan@fmipa.itb.ac.id, intan@melsa.net.id
Teknologi Multimedia
Komputer pada dasarnya adalah media digital, akan tetapi memungkinkan untuk mengintegrasikan data analog yang umum digunakan dalam dunia komunikasi yaitu gambar dan suara. Beberapa usaha sedang berjalan untuk mentransmisikan sinyal-sinyal analog pada jaringan komputer ini. Beberapa usaha pioneering untuk hal ini sedang berjalan di Indonesia, seperti:

Transmisi suara secara real-time melalui channel packet radio.
Kompresi suara menggunakan metoda Code-Excited Linear Predictive (CELP) untuk mentransmisikan suara secara real-time menggunakan jaringan komputer packet radio dengan kecepatan 4800 bps. Implementasi CELP menggunakan sebuah Digital Signal Processor (DSP) NEC 77230 pada komputer mikro [46] seperti tampak pada gambar di samping. Penelitian ini dilakukan oleh rekan Armein Langi, M.Sc. dari KBK Multimedia di PAU Mikroelektronia ITB.
Penggunaan jaringan komputer packet radio untuk koordinasi sentral telepon.
Penelitian lainnya dilakukan oleh team yang dipimpin oleh Dr. Ir. Adang Suwandi (EL-ITB). Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan fasilitas jaringan komputer untuk mengontrol beberapa sentral telepon yang dibangun menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Sebagai salah satu alternatif saluran komunikasi antar beberapa sentral telepon di atas, sedang dikembangkan penggunaan jaringan komputer packet radio sebagai media komunikasinya. Blok diagram sistem yang dikembangkan tampak pada Gambar di samping.

Penelitian lainnya dipimpin oleh Ir. Achmad D. Sembiring (Telemetri Research Group) yang mengintegrasikan peralatan Global Positioning System (GPS), Data Akusisi, Komputer dengan teknologi packet radio untuk membangun sebuah Geographics Information System (GIS) yang juga dapat menampilkan berbagai informasi hasil pantauan melalui sistem data akusisi. Aplikasi sistem ini cukup banyak misalnya untuk sistem pemantauan lingkungan hidup, mobil / benda bergerak.

Dengan adanya kemungkinan untuk mengintegrasikan sinyal gambar dan suara ke dalam jaringan komputer packet radio, tentunya kemungkinan untuk memvisualisasikan informasi secara lebih rinci menjadi lebih terbuka. Hal ini akan banyak sekali membantu berbagai aspek pembangunan baik yang bersifat pendidikan, sosial, ekonomi, teknik produksi dsb.
Teknologi Mikroelektronika
Kesinambungan perkembangan wireless computer network tidak lepas dari kemampuan kita dalam pengadaan komponen yang dibutuhkan. Salah satu teknologi yang sifatnya sangat strategis adalah teknologi mikroelektronika. Saat paling tidak ada beberapa lembaga, seperti, Pusat Antar Universitas bidang Mikroelektronika ITB, TELKOMA-LIPI, PT. LEN Industri dan PUSILKOM-UI yang bergerak cukup aktif dibidang mikroelektronika di Indonesia.
Dalam kaitannya dengan perkembangan jaringan komputer tanpa kabel, ada beberapa usaha yang sistematis dalam mengadakan komponen yang nantinya mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan teknologi packet radio ini. Komponen yang akan dituju adalah:
Pembuatan transistor untuk aplikasi gelombang mikro beserta rangkaian penyesuai impedansi-nya. Rangkaian penyesuai impedansi dapat dibuat di atas Sapphire menggunakan metoda sputtering maupun di atas PCB. Pengalaman yang ada di Laboratorium Pemrosesan IC di PAU Mikroelektronika seudah memungkinkan untuk melakukan uji coba pembuatan komponen jenis ini.
Berangkat dari pembuatan transistor diatas, maka langkah selanjutnya yang tampaknya cukup realistis adalah pembuatan Rangkaian Terintegrasi untuk keperluan Mikrowave (MMIC). Kemampuan untuk membuat MMIC mempunyai nilai yang sangat strategis dalam menunjang kesinambungan perkembangan jaringan komputer tanpa kabel terutama dalam penyediaan peralatan untuk media transmisi. Saat ini Lab. Pemrosesan IC di PAU Mikroelektronika mengkonsentrasikan sebagian sumber daya yang ada untuk keperluan ini.
Pembuatan rangkaian terintegrasi untuk komponen pendukung MODEM, seperti filter dan Viterbi encoder / decoder. Hal ini dilakukan oleh para peneliti di Laboratorium Disain IC di PAU Mikroelektronika yang kebetulan mempunyai cukup banyak staff peneliti yang mengkhususkan diri pada sistem elektronika analog.

Tentunya masih banyak lagi aplikasi mikroelektronika di Indonesia. Untuk saat ini paling tidak ke dua komponen di atas yang mempunyai nilai strategis dalam membantu perkembangan wireless computer network di Indonesia.
Rangkuman
Dalam makalah ini kami telah membicarakan beberapa hal yang secara nyata dapat digunakan dalam mengembangkan perpustakaan yang ada. Beberapa hal strategis yang dibahas dalam makalah ini, antara lain meliputi:

Arsitektur jaringan komputer TCP/IP di sarankan sebagai patokan utama dalam mengembangkan jaringan komputer & Internet di Indonesia karena akan memungkinkan pengembangan jaringan secara fleksible.
Teknologi jaringan komputer tanpa kabel secara teknologi telah mampu dikembangkan sendiri di Indonesia dan sebagian dapat dengan murah diperoleh di Indonesia.
Beberapa usaha yang secara sistematis dilakukan untuk membuat sendiri teknologi jaringan komputer yang dibutuhkan. Hal ini akan memungkinkan pengembangan jaringan secara mandiri tanpa perlu bergantung terlalu besar pada pihak di luar.

Daftar Pustaka
[1] Onno W. Purbo, "An alternative approach to built low cost TCP/IP-based Wide Area Network in Indonesia," the South East Asia Regional Computer Confederation (SEARCC) '92 regional conference, Kuala Lumpur, 14 August 1992.
[2] Onno W. Purbo, "The building of information infra-structure to sustain the current growth in Indonesia," The Canadian Association for the Studies of International Development (CASID) conference, Carleton University, Ottawa, 7-9 June 1993.
[3] O.W. Purbo, "Development of Low Cost Wide Area Network in Indonesia," Journal of Scientific Indonesia, Vol. 1, No 1, October 1991.
[4] Phil Karn, KA9Q, "TCP/IP: A proposal for amateur packet radio levels 3 and 4," Proceedings 4th ARRL Computer Networking Conference, hal. 4.62‑4.68, 1985.
[5] Phil Karn, KA9Q, "Amateur TCP/IP: an update," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, hal. 115‑121, 1988.
[6] Terry L. Fox, WB4JFI, "AX.25 amateur packet‑radio link‑layer protocol : version 2.0 October 1984," American Radio Relay League, 1984.
[7] T. Fox, WB4JFI, "Proposed AX.25 level 2 version 2.0 changes," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 58‑64, October 1988.
[8] E.L. Scace, K3NA, "Overview of ARRL digital committee proposals for enhancing the AX.25 protocols into revision 2.1," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 150‑152, October 1988.
[9] T. Fox, WB4JFI, "AX.25 network sublayer protocol recommendation," Proceedings 3rd ARRL Computer Networking Conference, hal. 3.23‑3.29, 1984.
[10] CCITT Recommendation X.25, Interface between Data Terminal Equipment (DTE) and Data-Circuit Terminating Equipment (DCE) for Terminals Operating in the Packet Mode on Public Data Networks.
[11] W. Stallings, Handbook of computer communications standards: local network standards, vol. 2, MacMillan Book, 1987.
[12] J. Postel, "RFC 791: Internet Protocol (IP)," InterNet Network Working Group, September 1981.
[13] J. Postel, "RFC 792: Internet Control Message Protocol," InterNet Network Working Group, September 1981.
[14] D.C. Plummer, "RFC 826: An Ethernet Address Resolution Protocol," InterNet Network Working Group, November 1982.
[15] R. Braden, "RFC 1122: Requirements for InterNet Hosts - Communication Layers," InterNet Network Working Group, October 1989.
[16] R. Barden, "RFC 1123: Requirements for InterNet Hosts - Application and Support," InterNet Network Working Group, October 1989.
[17] J. Postel, "RFC 793: Transmission Control Protocol," InterNet Network Working Group, September 1981.
[18] J. Postel, "RFC 768: User Datagram Protocol," InterNet Network Working Group, Agustus 1980.
[19] J. Reynolds dan J. Postel, "RFC 1010: Assigned Numbers," InterNet Network Working Group, May 1987.
[20] J. Postel, "RFC 821: Simple Mail Transfer Protocol," InterNet Network Working Group, Agustus 1982.
[21] J. Postel dan J. Reynolds, "RFC 854: Telnet Protocol Specification," InterNet Network Working Group, May 1983.
[22] J. Postel dan J. Reynolds, "RFC 959: File Transfer Protocol (FTP)," InterNet Network Working Group, October 1985.
[23] M.T. Horne, KA7AXD, "Finger ‑ a user information lookup service," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, hal. 83‑86, 1988.
[24] J. Case, M. Fedor, M. Schoffstall dan C. Davin, "RFC 1098: A Simple Network Management Protocol," InterNet Network Working Group, April 1989.
[25] P.R. Karn, KA9Q, H.E. Price, NK6K dan R.J. Diersing, N5AHD, "Packet radio in the amateur service," IEEE Journal on Selected Areas in Communications, vol. SAC‑3, hal. 431‑439, 1985.
[26] M. Chepponis, K3MC dan B. Mans, AA4CG, "A totally awesome high‑speed packet radio I/O interface for IBM PC/XT/AT/386 and Macintosh II computers," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 36‑40, October 1988.
[27] D.A. Heatherington, "A 56 Kilobaud RF Modem", Proceedings 6th ARRL Computer Networking Conference, Redondo Beach, pp. 68‑75, 1988.
[28] Phil Karn, KA9Q, "WA4DSY 56 bpsk modem", TAPR Meeting, Tucson, AZ, 1988.
[29] M. Chepponis, K3MC dan P. Karn, KA9Q, " The KISS TNC: A simple host‑to‑TNC communication protocol," Proceedings 6th ARRL Computer Networking Conference, Redondo Beach, pp. 38‑43, 1988.
nno W. Purbo
Lulusan terbaik teknik elektro ITB 1987. Gelar Master bidang semiconductor laser & fiber optik dari McMaster University, Canada 1989. Gelar Ph.D bidang Silicon Devices & Integrated Circuit dari University of Waterloo, Canada 1993. Sejak tahun 1981 aktif sebagai amatir radio dengan nama panggilan YC1DAV. Telah mempublikasi sembilan (9) buah paper dalam referred jurnal ilmiah internasional. Tidak kurang dari 21 buah paper dalam konperensi internasional. Total publikasi selama 5 tahun terakhir, tidak kurang dari 70-80 buah paper tingkat nasional maupun internasional. Tahun 1992, masuk dalam buku "American men and women of science". Saat ini menjabat / bertugas sebagai:

· Jurusan teknik elektro ITB.
à Staf Pengajar.
à Ketua Team Jaringan Komputer.
· Pusat Antar Universitas bidang Mikroelektronika ITB.
à Ketua Computer Network Research Group
à Ketua Lab. IC Processing.
· Prinsipal Investigator untuk pengembangan Wide Area Network melalui satelit.
· Pernah / sedang menjadi koordinator dalam beberapa jaringan komputer yang ada:
à Indonesian node coordinator untuk academic community untuk pengembangan Sustainable Development Network (SDN) - United Nation Development Program (UNDP) tahun 1994-1995.
à Country coordinator untuk YB-NET, Amatir Packet Radio TCP/IP Network dengan IP address kelas B 44.132.
à Koordinator BANDUNG-NET (bagian Paguyuban Network) dengan IP address kelas B 167.205.
· Anggota pada beberapa satuan tugas di ITB, seperti:
à Pengembangan Microsat.
à Pengembangan ITB-NET.
à Pengembangan Perpustakaan.
à Team Asian Internet Interconnection Initiative (AI3).
· Konsultan untuk pengembangan sistem informasi di:
à Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
à Departemen Kehutanan.
à Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
à PT. Elektrindo Nusantara.
· Anggota expert group tingkat regional (ASEAN & Asia-Pacific) pada:
à South East Asia Ministry of Education Organization (SEAMEO): untuk mengembangkan jaringan informasi untuk pendidikan tinggi di asia tenggara.
à United Nation (UN) Economic and Social Commission for Asia and The Pacific (ESCAP) untuk review perkembangan komputer di dunia pemerintahan.
à Asia Internet Interconnection Initiative (AI3) ITB Team untuk eksperimen pembangunan Asia-Pasifik Information Infrastructure (APII).

Saat ini aktif melakukan penelitian bidang teknologi IC & mikroelektronika. Di samping itu, aktif mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi packet radio khususnya untuk jaringan komputer TCP/IP.
Internet Resource on Packet Radio.

Universal Resource Locator
Keterangan
http://www.amsat.org/
Amateur Satellite
http://www.arrl.org/
Amateur Radio Relay League
http://www.rac.ca/
Radio Amateur of Canada
http://www.rsgb.org/rsgb/
Radio Society of Great Britain
http://www.nasa.gov/sarex/sarex_mainpage.html
Shuttle Amateur Radio EXperiment.
http://www.tapr.org/tapr/
Tucson Amateur Packet Radi
http://www.baycom.de/
BayCom Packet Radio Group
http://www.ccnet.com/~rwilkins/aprs.html
Amateur Packet Radio Reporting System GPS
http://www.mvangel.com/ka1thm/
Full Internet Gateway to Amateur Packet Radio.
http://www.cam.org/~dino/neda/neda.html
Northeast Digital Association
http://www.mindspring.com/~bobm/
HI-SPEED Packet Networking.
http://hydra.carleton.ca/articles/hispeed.html
Barry VE3JF's Hi-Speed Options
http://www.mindspring.com/~bobm/grapes/grapes.html
GRAPES 56KB RF Modem
ftp://col.hp.com/hamradio/packet/n6gn/index.html
N6GN's Multi-Megabaud Packet
http://hydra.carleton.ca/info/pi2.html
Ottawa PI2 Card
http://www.mindspring.com/~bobm/grapes/lan.html
Map of the Georgia 56KB Wide Area Net
ftp://col.hp.com/hamradio/packet/n6gn/local/map3.gif
Northern California Ampr 56Kbps Backbone
http://hydra.carleton.ca/
Ottawa, Canada's National Capitol Region 56Kbps
http://www.ve7ubc.ampr.org/
University of British Columbia ARS, Web Server via 56KB Packet!
http://www.rahul.net/perens/LinuxForHams
Linux For Hams
ftp://pc.usl.edu/hamradio/
JNOS ftp site
http://ftp.econ.pitt.edu/pub/jnos/www/
JNOS Web and Gopher Server Home Page
ftp://ftp.tapr.org/tapr/
TAPR ftp site
http://www.lantz.com/
TNOS Home Page
ftp://ftp.ucsd.edu/hamradio/
UCSD Ham Radio Archive
http://hydra.carleton.ca/cgi-bin/lwgate/NOS-BBS
NOS-BBS
http://hydra.carleton.ca/cgi-bin/lwgate/PI-USERS
PI-USERS
http://www.tapr.org/tapr/html/sigs.html#listserv
TAPR's SIG's
http://www.acs.ncsu.edu:80/HamRadio/CallServers.html
Callsign Servers
http://www.clinet.fi/~jukka/webcluster.html
OH2BUA's WebCluster
http://www.tapr.org/tapr/html/pktfaq.html
FAQ - Packet Radio