Wireless Data Network
Onno W. Purbo, YC1DAV
Computer Network Research Group (CNRG)
Inter University Center on Microelectronics
Institute of Technology Bandung
Bandung 40132, Indonesia
FAX 022 214-417, 250-8763, 250-3253, 771153
yc1dav@cnrg.itb.ac.id, onno@kalpataru.netura.net.id
http://www.itb.ac.id/cnrg/
versi
18 May, 1996
Abstract
Penggunaan teknologi radio memungkinkan untuk membangun jaringan komputer secara murah & berkesinambungan (sustainable). Makalah ini sifatnya sangat teknis dan akan menjelaskan beberapa alternatif konsep jaringan komputer menggunakan media transmisi radio yang meliputi:
· Teknologi packet radio yang dikembangkan & banyak digunakan di Amatir radio.
· Teknologi Wireless Data Network, merupakan teknologi packet switching profesional.
· Teknologi Wireless LAN 2-10Mbps, merupakan teknologi andalan bagi pengguna jaringan yang serius untuk membangun Metropolitan Area Network (MAN) dalam kota.
· Teknologi Low Earth Orbit (LEO) satelit, merupakan teknologi satelit andalan untuk merambah daerah terpencil menggunakan peralatan komunikasi data radio sederhana.
· Teknologi Geostationary satelit, merupakan teknologi satelit yang lebih serius tentunya.
Pembahasan akan dilakukan dari sisi teknis dan pengalaman yang selama ini dilakukan di Indonesia khususnya di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Distribusi Makalah
Tulisan ini secara seutuhnya dapat disebarkan seluas-luasnya untuk keperluan pendidikan & non-komersial. Acknowledge perlu diberikan kepada penulis: Onno W. Purbo, Institut Teknologi Bandung. Terima kasih.
Perspektif
Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan komponen yang paling strategis dalam menjaga kesinambungan pembangunan maupun untuk berkompetisi dalam era globalisasi di masa mendatang. Keberhasilan dalam mengembangan SDM sangat tergantung pada kemampuan bangsa Indonesia dalam membangun sistem informasi yang effisien, andal dan dapat dibangun dalam waktu singkat dengan biaya semurah mungkin.
Teknologi jaringan komputer tanpa kabel mungkin akan menjadi alternatif yang akan sangat menarik untuk membangun jaringan komputer Internet di Indonesia dengan biaya yang relatif murah. Tulisan ini akan banyak memfokuskan diri pada aspek teknologi jaringan komputer tanpa kabel.
Arsitektur Jaringan Komputer
Arsitektur Jaringan Komputer TCP/IP
Sebelum beranjak lebih lanjut ke teknologi jaringan komputer tanpa kabel, ada baiknya kita membahas secara konseptual dari arsitektur jaringan komputer yang dikembangkan. Pada gambar diperlihatkan arsitektur jaringan komputer yang sering di asosiasikan dengan jaringan komputer TCP/IP. Umumnya arsitektur yang kita kenal di kuliah berbasis OSI/ISO, untuk melihat perbedaan yang ada akan dicoba untuk membahas secara lebih rinci fungsi berbagai unsur arsitektur jaringan komputer TCP/IP yang lebih operasional daripada arsitektur ISO/OSI.
Arsitektur jaringan komputer yang sering diassosiasikan dengan jaringan komputer TCP/IP terdiri atas lima lapisan protokol. Lapisan-lapisan ini adalah lapisan fisik, lapisan link, lapisan network, lapisan transport dan terakhir lapisan aplikasi. Arsitektur ini agak berbeda dengan konsep tujuh lapisan protokol yang sering kita kenal secara teoritis dalam konsep OSI/ISO [4][5].
Dari kelima lapisan ini hanya physical layer yang merupakan perangkat keras selebihnya merupakan perangkat lunak. Physical layer merupakan media penghubung untuk mengirimkan informasi digital dari satu komputer ke komputer lainnya yang secara fisik dapat kita lihat. Berbagai bentuk perangkat keras telah dikembangkan untuk keperluan ini. Satu diantaranya yang cukup banyak digunakan untuk keperluan jaringan komputer lokal (LAN) adalah ARCnet yang dikembangkan oleh Novell. Untuk keperluan Wide Area Network (WAN) dapat kita gunakan media radio atau telepon. Dalam makalah ini fokus akan diberikan terhadap teknologi paket radio sebagai media komunikasi jarak jauh dalam WAN TCP/IP. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
Untuk mengatur hubungan antara dua buah komputer melalui physical layer yang ada digunakan protokol link layer. Pada jaringan paket radio digunakan link layer AX.25 (Amatir X.25) [6][7][8][9] yang merupakan turunan CCITT X.25 [10] yang juga digunakan pada Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) oleh PT. INDOSAT dan Perumtel. IEEE telah mengembangkan beberapa standart protokol untuk LAN [11]. Berdasarkan rekomendasi IEEE pada LAN yang menggunakan ARCnet (IEEE 802.3) atau Ethernet (IEEE 802.3) digunakan link layer (IEEE 802.2). Pada LAN Token Ring digunakan physical layer (IEEE 802.5). Bentuk lain dari LAN yang kurang dikenal adalah Token Bus (IEEE 802.4). Untuk LAN berkecepatan tinggi juga telah dikembangkan sebuah standart yang diturunkan dari IEEE 802.3 yang kemudian dikenal sebagai Fiber Data Distributed Interface (FDDI).
Format protokol link AX.25 yang digunakan dalam jaringan komputer packet radio.
Pada teknologi packet radio yang kami gunakan untuk membangun jaringan komputer Paguyuban, protokol link AX.25 digunakan. Format protokol AX.25 tampak pada gambar di atas [6]. Maksimum informasi (data) yang dapat dikirim dalam satu frame dibatasi 255 byte. Pada saat ini, telah dilakukan beberapa perubahan, khususnya untuk pengiriman data kecepatan tinggi dan aplikasi TCP/IP dimungkinkan untuk mengirimkan lebih dari 255 byte data dalam satu frame. Frame AX.25 dibuka dan ditutup oleh flag byte yang berisi 01111110. Address field berisi alamat tujuan, alamat pengirim paket dan stasiun-stasiun yang berfungsi sebagai relay. Dengan menggunakan stasiun lain sebagai relay, kita dapat meminta pertolongan dari stasiun lain untuk mengirimkan data ke tempat tujuan. Hal ini dikenal sebagai konsep digipeater (digital repeater). Pada control field berisi indentifikasi bentuk frame AX.25 yang dikirim. Apakah frame ini untuk melakukan koneksi (membuka hubungan komunikasi), koreksi (jika ada frame AX.25 yang rusak dalam pengiriman), untuk broadcast dan sebagainya. Packet ID (PID) digunakan untuk memberitahukan jenis data yang dikirim apakah data ini berbentuk teks, binary atau protokol pada lapisan network. Frame Check Sequence (FCS) digunakan oleh bagian penerima pada proses pendeteksian kesalahan.
Lapisan protokol network, merupakan tata cara komunikasi connectionless yang memungkinkan berbagai LAN yang menggunakan media komunikasi yang berbeda untuk berhubungan satu dengan yang lain. Dalam kategori protokol network dikenal beberapa keluarga protokol seperti IP (InterNet Protocol) [12], ICMP (InterNet Control Message Protocol) [13], ARP (Address Resolution Protocol) [14] dan RARP (Reverse Address Resolution Protocol). Gambaran lengkap keluarga protokol yang membangun jaringan komputer TCP/IP dapat dilihat di gambar selanjutnya. Pada kesempatan ini, kami hanya akan menerangkan secara lebih seksama protokol IP dan TCP yang merupakan protokol utama dalam jaringan komputer TCP/IP. Adapun rangkuman spesifikasi mesin-mesin yang terkait ke InterNet terangkum dalam [15][16].
Keluarga protokol pembangun arsitektur jaringan komputer TCP/IP.
Fungsi dari InterNet Protokol (IP) adalah untuk menyampaikan datagram dari satu komputer ke komputer lain tanpa tergantung pada media kompunikasi yang digunakan. Data dan header lapisan transport dipotong menjadi datagram-datagram yang dapat dibawa oleh IP. Tiap datagram dilepas dalam jaringan komputer dan akan mencari sendiri secara otomatis rute yang harus ditempuh ke komputer tujuan. Hal ini dikenal sebagai transmisi connectionless. Dengan kata lain, komputer pengirim datagram sama sekali tidak mengetahui apakah datagram akan sampai atau tidak.
Untuk mengetahui dimana komputer tujuan, setiap komputer dalam jaringan harus diberikan IP address. IP address harus unik untuk setiap komputer, tetapi setiap komputer mungkin mempunyai beberapa IP address. IP address terdiri atas 8 byte data yang mempunyai nilai dari 0-255 yang sering ditulis dalam bentuk [xx.xx.xx.xx] (xx mempunyai nilai dari 0-255).
Pada header InterNet Protokol selain IP address dari komputer tujuan dan komputer pengirim datagram juga terdapat beberapa informasi lainnya. Informasi ini mencakup jenis dari protokol lapisan transport yang ditumpangkan diatas IP. Time To Live (TTL) berapa lama IP dapat hidup didalam jaringan. Hal ini penting artinya terutama karena IP dilepas di jaringan komputer. Jika karena satu dan lain hal IP tidak berhasil menemukan alamat tujuan maka dengan adanya TTL IP akan mati dengan sendirinya. Disamping itu juga tiap IP yang dikirimkan diberikan identifikasi sehingga bersama-sama dengan IP address komputer pengirim data dan komputer tujuan tiap IP dalam jaringan adalah unik. Lembaga yang mengatur IP address adalah Network Information Center (NIC):
Asia Pacific Network Information Center (APNIC)
c/o Internet Initiative Japan, Inc.
Sanbancho Annex Bldg., 1-4, Sanban-cho, Chiyoda-ku, Tokyo, 102 Japan
Tel: +81-3-5276-3973
FAX: +81-3-5276-6239
E-mail: domreg@apnic.net
InterNIC Registration Services
Network Solution Incorporated
505 Huntmar Park Drive, Herndon, Virginia 22070
Tel: [800] 444-4345, [703] 742-4777
FAX: [703] 742-4811
E-mail: hostmaster@internic.net
Lapisan protokol transport menjamin reliabilitas komunikasi antara dua buah komputer yang terkait dalam jaringan yang luas. Pada lapisan protokol transport dikenal beberapa keluarga protokol seperti TCP (Transmission Control Protocol) [17] dan UDP (User Datagram Protocol) [18]. Fungsi utama TCP adalah untuk mengirimkan data dari satu komputer ke komputer lain dengan keandalan tinggi. Dalam hal ini TCP juga yang mendeteksi dan mengoreksi jika ada kesalahan data. Di samping itu, TCP mengatur seluruh proses koneksi antara satu komputer dengan komputer yang lain dalam sebuah jaringan komputer.
Berbeda dengan IP yang mengandalkan mekanisme connectionless pada TCP mekanisme hubungan adalah connection oriented. Dalam hal ini, hubungan secara logik akan dibangun oleh TCP antara satu komputer dengan komputer yang lain. Dalam waktu yang ditentukan komputer yang sedang berhubungan harus mengirimkan data atau acknowledge agar hubungan tetap berlangsung. Jika hal ini tidak sanggup dilakukan maka dapat diasumsikan bahwa komputer yang sedang berhubungan dengan kita mengalami gangguan dan hubungan secara logik dapat diputus.
TCP mengatur multiplexing dari data yang dikirim/diterima oleh sebuah komputer. Adanya identifikasi pada TCP header memungkinkan multiplexing dilakukan. Hal ini memungkinkan sebuah komputer melakukan beberapa hubungan TCP secara logik. Bentuk hubungan adalah full duplex, hal ini memungkinkan dua buah komputer saling berbicara dalam waktu bersamaan tanpa harus bergantian menggunakan kanal komunikasi. Untuk mengatasi saturasi (congestion) pada kanal komunikasi, pada header TCP dilengkapi informasi tentang flow control.
Hal yang cukup penting untuk dipahami pada TCP adalah nomor port. Nomor port menentukan servis apa yang dilakukan oleh lapisan diatas TCP. Nomor-nomor ini telah ditentukan oleh Network Information Center dalam Request For Comment (RFC) 1010 [19]. Contoh untuk aplikasi File Transfer Protokol (FTP) lapisan protokol transport TCP digunakan nomor port 20 dan masih banyak lagi.
TCP State Machine.
Prinsip kerja dari TCP berdasarkan prinsip client-server seperti tampak pada Gambar di samping. Server adalah program pada komputer yang secara pasif akan mendengarkan (listen) nomor port yang telah ditentukan pada TCP. Sedang client adalah program yang secara aktif akan membuka hubungan TCP ke komputer server untuk meminta servis yang dibutuhkan. Secara sederhana, state diagram kerja TCP dapat diterangkan sebagai berikut. Client akan secara aktif membuka hubungan (active open) dengan mengirimkan sinyal SYN (state SYN SENT) ke komputer server tujuan. Jika server menerima sinyal SYN maka server yang saat itu berada pada state LISTEN akan mengirimkan sinyal ACK SYN dan ke dua komputer (client & server) akan ke state ESTAB. Jika servis yang dilakukan telah selesai maka client akan mengirimkan sinyal FIN dan komputer client akan berada pada state FIN WAIT sampai sinyal FIN dari server diterima. Pada saat menerima sinyal FIN, server akan ke state CLOSE WAIT hingga hubungan diputus. Akhirnya kedua komputer akan kembali pada state CLOSE.
Banyak aplikasi yang mungkin dilakukan menggunakan keluarga protokol TCP/IP. Program aplikasi yang ada umumnya dijalankan diatas lapisan protokol transport TCP. Aplikasi yang umum dilakukan adalah pengiriman berita secara elektronik yang dikenal sebagai elektronik mail (e-mail). Untuk ini dikembangkan sebuah protokol Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) [20]. Aplikasi lainnya adalah remote login ke komputer yang berjauhan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas Telnet [21]. Untuk melakukan file transfer digunakan File Transfer Protocol (FTP) [22] yang juga dijalankan diatas TCP. Ada pula fasilitas finger untuk melihat pemakai komputer di mesin yang berjauhan [23]. Dengan semakin rumitnya jaringan maka manajemen jaringan menjadi penting artinya. Saat ini juga dikembangkan protokol yang khusus digunakan untuk mengatur jaringan dengan nama Simple Network Management Protocol (SNMP) [24]. Masih banyak lagi aplikasi yang dijalankan di atas TCP. Masing-masing aplikasi mempunyai nomor port yang unik.
Integrasi LAN Novell dan UNIX dengan WAN radio di PAU Mikroelektronika ITB
Satu hal yang cukup menarik dengan digunakannya protokol TCP/IP adalah kemungkinan untuk menyambungkan beberapa jaringan komputer yang menggunakan media komunikasi berbeda. Dengan kata lain, komputer yang terhubung pada jaringan yang menggunakan ARCnet, Ethernet, Token Ring, SKDP, amatir paket radio dll. dapat berbicara satu dengan lainnya tanpa saling mengetahui bahwa media komunikasi yang digunakan secara fisik berbeda. Hal ini memungkinkan dengan mudah membentuk Wide Area Network (WAN) di Indonesia. Sebagai contoh, kami memperlihatkan pada Gambar di atas diperlihatkan tingkat kompleksitas jaringan di PAU Mikroelektronika ITB yang mengintegrasikan LAN Novell dan UNIX dengan WAN packet radio, keseluruhan sistem transparan bagi pemakai jaringan.
Perangkat lunak yang digunakan untuk jaringan komputer TCP/IP juga beragam sekali mulai dari yang sifatnya komersial, seperti, SCO Unix, AIX, HP-UX, BSD386, window NT dll sampai perangkat lunak yang tersedia secara public domain (cuma-cuma) bahkan sebagian tersedia dengan source code-nya, seperti, Network Operating System (NOS) yang saat ini merupakan salah satu perangkat lunak utama yang digunakan di jaringan komputer Paguyuban, 386BSD (untuk BSD 4.3 di komputer mikro), Linux yang merupakan variasi Unix di PC.
Berakar pada keterangan sekilas dari arsitektur jaringan komputer ini, kami akan mencoba membahas alternatif teknologi jaringan komputer dan persiapan yang perlu dilakukan untuk membangun jaringan komputer. Penekanan akan dilakukan pada teknologi yang tersedia di Indonesia. Beberapa teknologi bahkan tersedia secara cuma-cuma.
Teknologi Packet Radio.
Selanjutnya kami mencoba untuk menjelaskan teknologi packet radio yang sudah mampu dibuat sendiri di Indonesia. Beberapa teknologi bahkan tersedia secara cuma-cuma. Kami menggunakan perangkat lunak Network Operating System (NOS) sebagai perangkat lunak utama yang digunakan untuk mengoperasikan komputer mikro sebagai switch TCP/IP.
Secara umum teknologi perangkat keras paket radio, khususnya yang tersedia di Indonesia dapat kita bagi dalam beberapa alternatif, yaitu:
· modem sederhana 1200bps.
· Terminal Node Controller (TNC) [25].
· modem FSK dan GMSK 9600bps.
· Card HDLC di PC dan modem 64Kbps untuk sistem-sistem berkecepatan tinggi [26][27][28].
Modem Sederhana 1200bps
Stasiun paket radio sederhana yang dapat dibuat dengan biaya beberapa ratus ribu rupiah saja.
Dalam gambar diperlihatkan diagram blok sebuah stasiun paket radio sederhana menggunakan modem yang sangat sederhana. Modem tersebut menggunakan one-chip modem TCM3105. Rangkaian selebihnya hanyalah berupa level translator antara TTL dengan RS232 (+12V - -12V), dalam hal ini kami menggunakan solusi CMOS inverter yag dapat diperoleh dengan biaya sekitar Rp. 1.500,- sehingga dapat menekan biaya secara keseluruhan dibandingkan menggunakan solusi yang lebih praktis menggunakan TTL-RS232 interface. Kristal yang digunakan adalah 4.4336MHz yang digunakan pada sinyal burts PAL sehingga sangat mudah diperoleh di Indonesia. Rangkaian lengkap dari modem 1200bps sederhana ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Rangkaian modem sederhana 1200bps menggunakan one-chip modem TCM3105.
Modem ini telah diproduksi secara masal di Indonesia dan dapat diperoleh seharga sekitar Rp. 150.000,-. Yang perlu kita tambahkan pada komputer mikro yang kita gunakan hanyalah perangkat lunak packet driver AX25.COM yang merupakan program resident di komputer mikro yang bertugas untuk membentuk frame-frame AX.25. Di atas packet driver ini kita dapat menjalan perangkat lunak NOS TCP/IP yang menjadikan komputer mikro tsb sebagai sebuah switch dalam jaringan komputer TCP/IP. Tentunya kerja komputer mikro menjadi terbebani karena harus secara terus menerus memberikan servis untuk membentuk sinyal High Level Data Link Controller (HDLC). Alternatif ini dapat berjalan cukup baik menggunakan komputer mikro kelas 286 ke atas.
Node Packet Radio Menggunakan Terminal Node Controller (TNC)
Setup stasiun paket radio yang umum digunakan, terdiri dari komputer, Terminal Node Controller dan radio.
Dalam gambar di samping, diperlihatkan diagram blok dari stasiun paket radio yang umumnya digunakan saat ini di Jaringan komputer Paguyuban. Peralatan inti yang digunakan adalah sebuah Terminal Node Controller (TNC) yang berisikan sistem minimum mikroprosesor umumnya menggunakan Z80 dan dilengkapi oleh modem 1200bps. Sistem minimum Z80 ini menjalankan fungsi High Level Data Link Controller (HDLC) sehingga sebagian besar kerja protokol lapisan link dapat dilaksanakan oleh sistem minimum Z80 sehingga mengurangi beban komputer mikro yang harus menjalankan fungsi sebagai switch TCP/IP. Peralatan Terminal Node Controller ini cukup banyak dijual dipasaran Indonesia dengan harga yang berkisar antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 800.000,- per buah. Tentunya biaya yang dikeluarkan jika TNC tsb dibuat sendiri di Indonesia lebih rendah. Umumnya perangkat lunak Network Operating System (NOS) yang standard dibuat untuk menggunakan TNC sebagai interface ke WAN radio. Untuk keperluan ini telah dikembangkan protokol interface antara perangkat lunak NOS dengan perangkat TNC. Protokol ini dikenal sebagai Keep It Simple Stupid (KISS) [29].
Modem FSK dan GMSK 9600bps
Memperhatikan kejenuhan jaringan packet radio yang saat ini berkembang terutama di Bandung, kami saat ini sedang aktif mengembangkan modem kecepatan tinggi berkecepatan 9600bps untuk solusi perantara sebelum modem berkecepatan 56Kbps ke atas dapat dibuat di Indonesia.
Modem FSK 9600bps yang dikembangkan, menggunakan EPROM untuk membangkitkan sinyal FSK yang dibutuhkan. Sampling sinyal berkecepatan 16 kali clock sinyal data yang dikirimkan. Recovery data / clock menggunakan EPROM untuk melakukan tracking kecepatan. Modem FSK 9600bps menerima informasi 16 kali clock dari TNC. Sedang hasil recovery clock dikembalikan ke TNC untuk mensinkronkan kerja TNC dengan modem 9600bps. Jelas disini bahwa modem 9600bps ini cukup ditambahkan pada TNC untuk membuat TNC yang tadinya bekerja 1200bps menjadi kecepatan 9600bps.
Modem Gaussian Minimum Shift Keying (GMSK) yang dikembangkan bertumpu pada standard Eropa. Modem ini bertumpu pada one-chip-modem MX589 yang sebetulnya mampu untuk bekerja antara 4000bps s/d 40Kbps. IC MX589 sangat menguntungkan untuk digunakan karena pengguna cukup menambahkan beberapa rangkaian interface sederhana. Berbeda dengan modem FSK 9600bps di atas, modem GMSK 9600bps memberikan informasi clock baik clock sinyal yang dikirim maupun clock sinyal yang diterima ke arah perangkat HDLC. Perangkat radio & modem GMSK s/d 38.4Kbps sudah mulai berhasil dikembangkan dalam skala lab. di Computer Network Research Group (CNRG), Institut Teknologi Bandung. Modem GMSK 9600bps ini memang dirancang untuk operasi kecepatan tinggi menggunakan interface HDLC seperti yang digunakan pada perangkat packet radio berkecepatan tinggi 56Kbps yang akan diterangkan berikut ini.
Node Packet Radio Berkecepatan Tinggi 56Kbps
Stasiun packet radio berkecepatan tinggi 56Kbps dengan peralatan High Level Data Link Controller Chip (HDLC) card di komputer mikro.
Dalam gambar di samping, diperlihatkan diagram blok dari stasiun paket radio berkecepatan tinggi 56Kbps yang saat ini sedang dalam proses pengembangan oleh tim ITB dan UGM. Secara umum perangkat lunak 56Kbps terdiri dari card High Level Data Link Controller (HDLC), modem 56Kbps yang bekerja pada 28MHz dan transverter dari 28MHz ke VHF atau UHF. Card HDLC yang kami rancang menggunakan Zilog Z8530 yang relatif murah tetapi handal. Di samping itu, di rencanakan agar Zilog Z8530 tsb. dapat melakukan transfer data langsung ke memory melalui fasilitas Direct Memory Access (DMA) sehingga mampu untuk digunakan sampai dengan kecepatan 250Kbps. Evaluasi dari prototipe card HDLC yang telah kami buat sendiri di ITB ternyata mampu untuk meningkatkan throughput pengiriman data pada kecepatan 250Kbps sekitar 40 kali sistem konvensional 1200bps dengan kenaikan biaya sebesar hanya 2 kali lipat. Hal ini akan sangat menguntungkan dari segi investasi peralatan karena akan sangat menekan biaya dengan performance yang sangat baik.
Rangkaian modulator Minimum Shift Keying (MSK) untuk bekerja pada kecepatan 56Kbps dengan shift dari frekuensi secara presisi diatur 1/4 dari baud rate, sedang pergeseran fasa dari frekuensi sinyal pembawa sebesar 90 derajat setiap baud interval. Amplituda dijaga konstant bahkan lebih konstan daripada jika kita menggunakan PSK. Modulator dibangun menggunakan dua buah double balanced modulator MC1496. Salah satu modulator dikenal sebagai modulator "I" (in phase) sedang yang lain adalah modulator "Q" (quadratur). Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh rangkaian oscillator yang beroperasi pada 27-30MHz. Pembawa yang dimasukan ke modulator "Q" berbeda 90 derajat daripada pembawa yang dimasukan ke modulator "I". Waveform sinyal dibangkitkan oleh EPROM yang berisi digital state machine yang dimasukan ke dua buah digital-to-analog converter (DAC-08). Kemudian dimasukan ke low pass filter untuk menghilangkan frekuensi harmonik tinggi sebelum keluaran modulator "I" digabungkan dengan keluaran modulator "Q". Dengan cara ini kita dapat menghasilkan sinyal data yang stabil tanpa perlu khawatir kecepatan data yang dikirim. Sebetulnya pendekatan ini dapat digunakan untuk semua macam teknik modulasi karena sinyal waveform yang harus dikirim dapat diprogram kedalam waveform.
Pada implementasi yang akan kami lakukan, kami merencanakan untuk menggunakan sebuah tracking data detector untuk mendemodulasi data yang dikirim menggunakan MSK. Tentunya ada alternatif implementasi lainnya yang mungkin kita gunakan untuk mendemodulasi data yang yang dikirim tsb, seperti costas loop. Kerugian utama digunakannya solusi costas loop adalah karena kompleksitas rangkaian dan lambatnya locking time yang dibutuhkan. Akan tetapi costas loop mempunyai keuntungan terutama untuk melawan S/N yang rendah. Hal ini lebih baik dibandingkan menggunakan quadratur detector yang akan diterangkan dibawah ini.
Pada implementasi demodulator 56Kbps, kami menggunakan detector quadratur menggunakan MC3359 yang dibantu oleh tracking data detector. Tracking data detector pada dasarnya sebuah analog komparator yang mempunyai tegangan ambang diantara nilai "0" dan "1". Untuk menjamin jumlah "0" dan "1" dalam data yang dikirim seimbang, digunakan rangkaian scrambler yang dapat dibangun menggunaan shift register dan dua buah XOR gate. Seluruh rangkaian demodulator di atur clock-nya menggunakan rangkaian Phase Lock Loop (PLL) dengan mengambil input data yang masuk untuk mengunci frekuensi yang dihasilkan oleh Voltage Control Oscillator (VCO) dalam PLL.
Berbeda dengan perangkat node packet radio berkecepatan rendah yang dapat dibangun menggunakan peralatan radio yang ada di pasaran, untuk perangkat radio berkecepatan tinggi kita harus membuat sendiri menggunakan rangkaian transverter yang mempunyai bandwidth lebar. Rangkaian transverter relatif sangat sederhana dibandingkan rangkaian lainnya apalagi dengan tersedianya Monolithics Microwave Integrated Circuit (MMIC) dipasaran bebas dengan harga yang sangat murah. Fungsi transverter adalah untuk mentranslasikan frekuensi operasi modem 56Kbps dari 28MHz ke frekuensi operasi sebenarnya di VHF atau UHF. Isi transverter hanya berupa:
· Rangkaian oscillator.
· Dua buah mixer (balanced modulator)
· Driver dan power amplifier (PA).
· Low Noise Amplifier (LNA).
Dalam implementasi transverter ini kami merencanakan untuk banyak menggunakan MMIC dan Hybrid PA untuk RF yang banyak dipasaran. Mungkin perlu dicatat bahwa kami di PAU Mikroelektronika ITB saat ini tengah aktif melakukan penelitian dengan dana dari RUT untuk membuat sendiri rangkaian terintegrasi (IC) baik MMIC maupun IC hybrid RF power amplifier menggunakan fasilitas yang ada di PAU Mikroelektronika ITB.
Wireless LAN / MAN.
Teknologi Wireless LAN / MAN kemungkinan besar akan merupakan teknologi andalan dimasa mendatang untuk pembangunan jaringan komputer / Internet di dalam kota pada kecepatan tinggi (minimal 2Mbps). Bayangkan tanpa perlu sulit-sulit menarik kabel, jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dalam radius 15 km dapat dengan mudah di bangun tanpa kesulitan yang berarti.
Spesifikasi pealatan Wireless LAN yang sering digunakan untuk membangun jaringan Wireless LAN / MAN adalah sebagai berikut:
· Teknologi Code Division Multiple Access (CDMA).
· Frekuensi Kerja ISM-Band 915 MHz atau 2.4 GHz.
· Daya keluaran 250 mW.
· Jarak jangkau max. 15 km.
Teknologi CDMA yang digunakan untuk mengakses jaringan merupakan teknologi turunan dari teknologi angkatan bersenjata amerika serikat untuk menembus transmisi radio yang tidak bisa di jamming dan sulit di deteksi. Artinya Teknologi CDMA akan sedikit sekali mengganggu transmisi radio yang ada disekitarnya & juga tidak terlalu terganggu jika ada radio yang memancar pada frekuensi tempat CDMA bekerja.
Peralatan yang dikembangkan sudah sedemikian sederhananya sehingga dapat dengan mudah dipasangkan ke PC untuk disetup menjadi sebuah router dalam jaringan. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk satu pasang peralatan WaveLAN ini adalah sekitar US$7500-8000.
Wireless Data Network Profesional.
Di antara teknologi tanpa kabel yang sifatnya profesional memang ada dua teknologi yang cukup besar yaitu selular & radio trunking. Teknologi selular walaupun tanpa kabel sebetulnya tidak terlalu effisien untuk digunakan untuk jaringan data. Karena pelanggan akan menduduki frekuensi selama operasi dilangsungkan. Konsep packet switching perlu diterapkan untuk menghemat resource yang ada & pelanggan hanya menduduki frekuensi pada saat dibutuhkan untuk mengirimkan data saja - yang akhirnya menjadikan biaya komunikasi data dapat ditekan murah sekali. Di samping itu, teknologi tanpa kabel akan lebih menarik lagi mengingat infrastruktur di Indonesia masih belum mencukupi. Misalnya sebagai pengganti PSTN bilamana belum ada atau sukar untuk menambah line kwalitas leased line (analog, DOV) yang masih kurang memuaskan.
Pada tingkat yang profesional teknologi Wireless Data Network bertumpu pada teknologi packet switching yang bertumpu pada jaringan radio trunking dan satelit untuk hubungan jarak jauh. Teknologi ini umumnya mempunyai kecepatan minimal 19.2Kbps, menggunakan sistem packet-switching bukan circuit-switching yang dikembangkan beberapa provider radio trunking maupun selular belakangan ini. Solusi packet switching memungkinkan untuk membangun jaringan komputer / data yang effisien & murah bagi pelanggannya. Sebagai gambaran perkiraan biaya langganan per menit adalah sekitar Rp. 50 / menit jika transmisi data dilakukan; jika tidak ada data yang di transfer maka tidak akan dilakukan charging.
Peralatan yang dibutuhkan juga relatif sederhana hanya sebuah radio modem yang harganya umumnya berkisar US$400 seperti keluaran Motorola International Inc. TCP/IP dapat dijalankan di atas jaringan ini; akan tetapi teknik Mobile-IP perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bagi pengguna yang sifatnya Mobile. Konsep ini menjadi menarik untuk pengguna yang membawa laptop dan sering sekali berjalan / mobil.
Teknologi Low Earth Orbit Satellite
Teknologi Low Earth Orbit (LEO) satellite pada dasarnya menggunakan satelit komunikasi yang berorbit rendah sekitar 800-1000 km di atas permukaan bumi. Satelit berorbit rendah ini tidak mungkin untuk menduduki posisi Geostationer, artinya satelit LEO tidak berada di posisi tetap di atas permukaan bumi akan tetapi berputar mengelilingi bumi. Pada kesempatan ini akan direview beberapa eksperimen yang dilakukan beberapa peneliti yang kebetulan umumnya adalah staf di jurusan teknik elektro ITB dalam bidang teknologi LEO satelit.
Hubungan internasional menggunakan satelit berorbit polar VITASAT.
Satelit VITASAT berorbit polar yang digunakan oleh kelompok peneliti dibawah pimpinan Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana [42]. Konsep dasar komunikasi menggunakan VITASAT ini dapat dilihat pada Gambar di samping [43]. Komunikasi internasional menggunakan VITASAT ini tidak dapat dilakukan secara real-time karena satelit hanya berada dalam pengamatan dari satu tempat sekitar 4-5 kali per hari. Pengiriman berita dilakukan menggunakan metoda store-and-forward melalui komputer mikro kelas 286 [44] yang ada didalam satelit. Hubungan komunikasi dengan satelit dilakukan pada kecepatan menengah 9600bps [45]. Teknologi statiun bumi yang digunakan amat sangat sederhana, menggunakan komputer mikro yang dikaitkan ke TNC dan modem 9600bps. Total biaya untuk perangkat modem dan radio dapat diperoleh dengan biaya sekitar $2000 sehingga sangat terjangkau bagi sebagian besar masyarakat. Alternatif ini sangat menarik untuk solusi telekomunikasi ke pedesaan yang jauh dari jangkauan media telekomunikasi konvensional yang ada saat ini.
Pembangunan statiun bumi satelit kelas Low Earth Orbit (LEO) ini juga sedang dijalankan oleh Amatir Radio Club (ARC)-ITB dengan target untuk hubungan komunikasi internasional dengan dunia amatir radio. Blok diagram stasiun yang dibangun tampak pada gambar di atas. Kecepatan 9600bps merupakan kecepatan standard yang akan digunakan. Perlengkapan ini nantinya akan di sambungkan ke jaringan Internet di ITB sehingga dapat berfungsi sebagai gateway Internet bagi pengguna LEO-Sat. Tentunya bantuan dari rekan-rekan ORARI masih dibutuhkan karena keterbatasan dana yang ada.
Bagi Indonesia yang sedang berkembang pembuatan satelit semacam VITASAT (kelas MICROSAT) sangat menarik. Ada baiknya kita mengacu pengalaman-pengalaman diberbagai negara, seperti, Korea, Jepang, Argentina, Brasil & beberapa universitas kecil di Amerika Serikat yang justru menggunakan jalur amatir radio sebagai media untuk alih teknologi pembuatan & peluncuran MICROSAT. Hal ini dimungkinkan karena biaya pembuatan satelit kelas MICROSAT sebetulnya sangat rendah dalam orde ratusan juta rupiah. Hanya dengan melalui jalur amatir radio, Indonesia dalam memperoleh teknologi satelit MICROSAT secara murah. Hal ini tidak berlaku jika kita menggunakan jalur-jalur komersial untuk memperoleh disain satelit tersebut. Usaha yang sistematis untuk mencoba membangun SDM untuk membangun satelit mikro sedang berlangsung di IPTN, ARC-ITB maupun Microsatellite Research Group di Institut Teknologi Bandung.
Teknologi Satelit Geostationer.
Indonesia merupakan salah satu negara perintis penggunaan satelit geostationer untuk sistem komunikasi satelit domestik. Tentunya keluarga besar satelit Palapa maupun yang akan diluncurkan mendatang merupakan contoh nyata keberadaan satelit Geostationer ini. Tentunya masih banyak hal yang bisa dikembangkan menggunakan teknologi satelit ini. Beberapa diantara penelitian yang dilakukan dalam bidang teknologi satelit ini akan dibahas di bawah ini.
Percobaan integrasi jaringan komputer dengan satelit geo-stasioner ETS-V
Satelit ETS-V yang berorbit geostationer yang digunakan oleh kelompok peneliti dibawah pimpinan Ir. Utoro dari Lab. Radar jurusan teknik elektro ITB. Satelit ETS-V menggunakan L-band sekitar 1.2-1.5GHz sehingga dapat digunakan menggunakan stasiun bumi yang relatif lebih sederhana dibandingkan satelit PALAPA. Keuntungan utama yang diperoleh dengan menggunakan satelit geostationar adalah hubungan komunikasi dengan InterNet dapat dilangsungkan secara real-time. Percobaan umumnya dilakukan pada kecepatan relatif tinggi 38.4Kbps menggunakan modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK).
Terobosan yang cukup mendasar yang akan dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah partisipasinya yang habis-habisan dalam penelitian Asia Internet Interconnection Initiative (AI3) yang merupakan bagian dari Asia Pacific Information Infrastructure (APII). Penelitian ini melibatkan penguasaan teknologi jaringan komputer berkecepatan tinggi 2Mbps yang ditransmisikan melalui satelit JCSat-3 (128E) menggunakan band frekuensi Ku-Band.
Internet gateway 2Mbps melalui ITB dapat diakses dengan cuma-cuma selama eksperimen 1-2 tahun pertama oleh dunia pendidikan. Setelah masa eksperimen ini selesai, charging tambahan akan diberikan akan tetapi jumlahnya tidak akan terlalu besar jika dibebankan pada banyak orang. Bagi lembaga / institusi komersial diluar pendidikan yang ingin bergabung ke gateway 2Mbps ITB dapat dilakukan dengan cara membantu / bekerjasama dengan lembaga pendidikan yang berada di lembaga / institusi tsb untuk secara bersama bergabung ke Internet.
Dengan adanya fasilitas ini maka usulan topologi jaringan perguruan tinggi di Indonesia untuk mengakses Internet dengan murah adalah sebagai berikut:
Bahkan seperti tampak pada gambar untuk menekan biaya, Univ. yang mempunyai akses satelit dapat urunan sewa satelit dengan universitas sekitarnya yang terkait melalui WaveLAN 2Mbps. Adapun kontak di ITB adalah:
Dr.Ir. Widiadnyana Merati
Ketua Team AI3-ITB
Ketua Lembaga Penelitian
Institut Teknologi Bandung
Bandung 40132, Indonesia
FAX 022 250-3253
E-mail intan@fmipa.itb.ac.id, intan@melsa.net.id
Teknologi Multimedia
Komputer pada dasarnya adalah media digital, akan tetapi memungkinkan untuk mengintegrasikan data analog yang umum digunakan dalam dunia komunikasi yaitu gambar dan suara. Beberapa usaha sedang berjalan untuk mentransmisikan sinyal-sinyal analog pada jaringan komputer ini. Beberapa usaha pioneering untuk hal ini sedang berjalan di Indonesia, seperti:
Transmisi suara secara real-time melalui channel packet radio.
Kompresi suara menggunakan metoda Code-Excited Linear Predictive (CELP) untuk mentransmisikan suara secara real-time menggunakan jaringan komputer packet radio dengan kecepatan 4800 bps. Implementasi CELP menggunakan sebuah Digital Signal Processor (DSP) NEC 77230 pada komputer mikro [46] seperti tampak pada gambar di samping. Penelitian ini dilakukan oleh rekan Armein Langi, M.Sc. dari KBK Multimedia di PAU Mikroelektronia ITB.
Penggunaan jaringan komputer packet radio untuk koordinasi sentral telepon.
Penelitian lainnya dilakukan oleh team yang dipimpin oleh Dr. Ir. Adang Suwandi (EL-ITB). Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan fasilitas jaringan komputer untuk mengontrol beberapa sentral telepon yang dibangun menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Sebagai salah satu alternatif saluran komunikasi antar beberapa sentral telepon di atas, sedang dikembangkan penggunaan jaringan komputer packet radio sebagai media komunikasinya. Blok diagram sistem yang dikembangkan tampak pada Gambar di samping.
Penelitian lainnya dipimpin oleh Ir. Achmad D. Sembiring (Telemetri Research Group) yang mengintegrasikan peralatan Global Positioning System (GPS), Data Akusisi, Komputer dengan teknologi packet radio untuk membangun sebuah Geographics Information System (GIS) yang juga dapat menampilkan berbagai informasi hasil pantauan melalui sistem data akusisi. Aplikasi sistem ini cukup banyak misalnya untuk sistem pemantauan lingkungan hidup, mobil / benda bergerak.
Dengan adanya kemungkinan untuk mengintegrasikan sinyal gambar dan suara ke dalam jaringan komputer packet radio, tentunya kemungkinan untuk memvisualisasikan informasi secara lebih rinci menjadi lebih terbuka. Hal ini akan banyak sekali membantu berbagai aspek pembangunan baik yang bersifat pendidikan, sosial, ekonomi, teknik produksi dsb.
Teknologi Mikroelektronika
Kesinambungan perkembangan wireless computer network tidak lepas dari kemampuan kita dalam pengadaan komponen yang dibutuhkan. Salah satu teknologi yang sifatnya sangat strategis adalah teknologi mikroelektronika. Saat paling tidak ada beberapa lembaga, seperti, Pusat Antar Universitas bidang Mikroelektronika ITB, TELKOMA-LIPI, PT. LEN Industri dan PUSILKOM-UI yang bergerak cukup aktif dibidang mikroelektronika di Indonesia.
Dalam kaitannya dengan perkembangan jaringan komputer tanpa kabel, ada beberapa usaha yang sistematis dalam mengadakan komponen yang nantinya mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan teknologi packet radio ini. Komponen yang akan dituju adalah:
Pembuatan transistor untuk aplikasi gelombang mikro beserta rangkaian penyesuai impedansi-nya. Rangkaian penyesuai impedansi dapat dibuat di atas Sapphire menggunakan metoda sputtering maupun di atas PCB. Pengalaman yang ada di Laboratorium Pemrosesan IC di PAU Mikroelektronika seudah memungkinkan untuk melakukan uji coba pembuatan komponen jenis ini.
Berangkat dari pembuatan transistor diatas, maka langkah selanjutnya yang tampaknya cukup realistis adalah pembuatan Rangkaian Terintegrasi untuk keperluan Mikrowave (MMIC). Kemampuan untuk membuat MMIC mempunyai nilai yang sangat strategis dalam menunjang kesinambungan perkembangan jaringan komputer tanpa kabel terutama dalam penyediaan peralatan untuk media transmisi. Saat ini Lab. Pemrosesan IC di PAU Mikroelektronika mengkonsentrasikan sebagian sumber daya yang ada untuk keperluan ini.
Pembuatan rangkaian terintegrasi untuk komponen pendukung MODEM, seperti filter dan Viterbi encoder / decoder. Hal ini dilakukan oleh para peneliti di Laboratorium Disain IC di PAU Mikroelektronika yang kebetulan mempunyai cukup banyak staff peneliti yang mengkhususkan diri pada sistem elektronika analog.
Tentunya masih banyak lagi aplikasi mikroelektronika di Indonesia. Untuk saat ini paling tidak ke dua komponen di atas yang mempunyai nilai strategis dalam membantu perkembangan wireless computer network di Indonesia.
Rangkuman
Dalam makalah ini kami telah membicarakan beberapa hal yang secara nyata dapat digunakan dalam mengembangkan perpustakaan yang ada. Beberapa hal strategis yang dibahas dalam makalah ini, antara lain meliputi:
Arsitektur jaringan komputer TCP/IP di sarankan sebagai patokan utama dalam mengembangkan jaringan komputer & Internet di Indonesia karena akan memungkinkan pengembangan jaringan secara fleksible.
Teknologi jaringan komputer tanpa kabel secara teknologi telah mampu dikembangkan sendiri di Indonesia dan sebagian dapat dengan murah diperoleh di Indonesia.
Beberapa usaha yang secara sistematis dilakukan untuk membuat sendiri teknologi jaringan komputer yang dibutuhkan. Hal ini akan memungkinkan pengembangan jaringan secara mandiri tanpa perlu bergantung terlalu besar pada pihak di luar.
Daftar Pustaka
[1] Onno W. Purbo, "An alternative approach to built low cost TCP/IP-based Wide Area Network in Indonesia," the South East Asia Regional Computer Confederation (SEARCC) '92 regional conference, Kuala Lumpur, 14 August 1992.
[2] Onno W. Purbo, "The building of information infra-structure to sustain the current growth in Indonesia," The Canadian Association for the Studies of International Development (CASID) conference, Carleton University, Ottawa, 7-9 June 1993.
[3] O.W. Purbo, "Development of Low Cost Wide Area Network in Indonesia," Journal of Scientific Indonesia, Vol. 1, No 1, October 1991.
[4] Phil Karn, KA9Q, "TCP/IP: A proposal for amateur packet radio levels 3 and 4," Proceedings 4th ARRL Computer Networking Conference, hal. 4.62‑4.68, 1985.
[5] Phil Karn, KA9Q, "Amateur TCP/IP: an update," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, hal. 115‑121, 1988.
[6] Terry L. Fox, WB4JFI, "AX.25 amateur packet‑radio link‑layer protocol : version 2.0 October 1984," American Radio Relay League, 1984.
[7] T. Fox, WB4JFI, "Proposed AX.25 level 2 version 2.0 changes," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 58‑64, October 1988.
[8] E.L. Scace, K3NA, "Overview of ARRL digital committee proposals for enhancing the AX.25 protocols into revision 2.1," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 150‑152, October 1988.
[9] T. Fox, WB4JFI, "AX.25 network sublayer protocol recommendation," Proceedings 3rd ARRL Computer Networking Conference, hal. 3.23‑3.29, 1984.
[10] CCITT Recommendation X.25, Interface between Data Terminal Equipment (DTE) and Data-Circuit Terminating Equipment (DCE) for Terminals Operating in the Packet Mode on Public Data Networks.
[11] W. Stallings, Handbook of computer communications standards: local network standards, vol. 2, MacMillan Book, 1987.
[12] J. Postel, "RFC 791: Internet Protocol (IP)," InterNet Network Working Group, September 1981.
[13] J. Postel, "RFC 792: Internet Control Message Protocol," InterNet Network Working Group, September 1981.
[14] D.C. Plummer, "RFC 826: An Ethernet Address Resolution Protocol," InterNet Network Working Group, November 1982.
[15] R. Braden, "RFC 1122: Requirements for InterNet Hosts - Communication Layers," InterNet Network Working Group, October 1989.
[16] R. Barden, "RFC 1123: Requirements for InterNet Hosts - Application and Support," InterNet Network Working Group, October 1989.
[17] J. Postel, "RFC 793: Transmission Control Protocol," InterNet Network Working Group, September 1981.
[18] J. Postel, "RFC 768: User Datagram Protocol," InterNet Network Working Group, Agustus 1980.
[19] J. Reynolds dan J. Postel, "RFC 1010: Assigned Numbers," InterNet Network Working Group, May 1987.
[20] J. Postel, "RFC 821: Simple Mail Transfer Protocol," InterNet Network Working Group, Agustus 1982.
[21] J. Postel dan J. Reynolds, "RFC 854: Telnet Protocol Specification," InterNet Network Working Group, May 1983.
[22] J. Postel dan J. Reynolds, "RFC 959: File Transfer Protocol (FTP)," InterNet Network Working Group, October 1985.
[23] M.T. Horne, KA7AXD, "Finger ‑ a user information lookup service," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, hal. 83‑86, 1988.
[24] J. Case, M. Fedor, M. Schoffstall dan C. Davin, "RFC 1098: A Simple Network Management Protocol," InterNet Network Working Group, April 1989.
[25] P.R. Karn, KA9Q, H.E. Price, NK6K dan R.J. Diersing, N5AHD, "Packet radio in the amateur service," IEEE Journal on Selected Areas in Communications, vol. SAC‑3, hal. 431‑439, 1985.
[26] M. Chepponis, K3MC dan B. Mans, AA4CG, "A totally awesome high‑speed packet radio I/O interface for IBM PC/XT/AT/386 and Macintosh II computers," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 36‑40, October 1988.
[27] D.A. Heatherington, "A 56 Kilobaud RF Modem", Proceedings 6th ARRL Computer Networking Conference, Redondo Beach, pp. 68‑75, 1988.
[28] Phil Karn, KA9Q, "WA4DSY 56 bpsk modem", TAPR Meeting, Tucson, AZ, 1988.
[29] M. Chepponis, K3MC dan P. Karn, KA9Q, " The KISS TNC: A simple host‑to‑TNC communication protocol," Proceedings 6th ARRL Computer Networking Conference, Redondo Beach, pp. 38‑43, 1988.
nno W. Purbo
Lulusan terbaik teknik elektro ITB 1987. Gelar Master bidang semiconductor laser & fiber optik dari McMaster University, Canada 1989. Gelar Ph.D bidang Silicon Devices & Integrated Circuit dari University of Waterloo, Canada 1993. Sejak tahun 1981 aktif sebagai amatir radio dengan nama panggilan YC1DAV. Telah mempublikasi sembilan (9) buah paper dalam referred jurnal ilmiah internasional. Tidak kurang dari 21 buah paper dalam konperensi internasional. Total publikasi selama 5 tahun terakhir, tidak kurang dari 70-80 buah paper tingkat nasional maupun internasional. Tahun 1992, masuk dalam buku "American men and women of science". Saat ini menjabat / bertugas sebagai:
· Jurusan teknik elektro ITB.
à Staf Pengajar.
à Ketua Team Jaringan Komputer.
· Pusat Antar Universitas bidang Mikroelektronika ITB.
à Ketua Computer Network Research Group
à Ketua Lab. IC Processing.
· Prinsipal Investigator untuk pengembangan Wide Area Network melalui satelit.
· Pernah / sedang menjadi koordinator dalam beberapa jaringan komputer yang ada:
à Indonesian node coordinator untuk academic community untuk pengembangan Sustainable Development Network (SDN) - United Nation Development Program (UNDP) tahun 1994-1995.
à Country coordinator untuk YB-NET, Amatir Packet Radio TCP/IP Network dengan IP address kelas B 44.132.
à Koordinator BANDUNG-NET (bagian Paguyuban Network) dengan IP address kelas B 167.205.
· Anggota pada beberapa satuan tugas di ITB, seperti:
à Pengembangan Microsat.
à Pengembangan ITB-NET.
à Pengembangan Perpustakaan.
à Team Asian Internet Interconnection Initiative (AI3).
· Konsultan untuk pengembangan sistem informasi di:
à Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
à Departemen Kehutanan.
à Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
à PT. Elektrindo Nusantara.
· Anggota expert group tingkat regional (ASEAN & Asia-Pacific) pada:
à South East Asia Ministry of Education Organization (SEAMEO): untuk mengembangkan jaringan informasi untuk pendidikan tinggi di asia tenggara.
à United Nation (UN) Economic and Social Commission for Asia and The Pacific (ESCAP) untuk review perkembangan komputer di dunia pemerintahan.
à Asia Internet Interconnection Initiative (AI3) ITB Team untuk eksperimen pembangunan Asia-Pasifik Information Infrastructure (APII).
Saat ini aktif melakukan penelitian bidang teknologi IC & mikroelektronika. Di samping itu, aktif mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi packet radio khususnya untuk jaringan komputer TCP/IP.
Internet Resource on Packet Radio.
Universal Resource Locator
Keterangan
http://www.amsat.org/
Amateur Satellite
http://www.arrl.org/
Amateur Radio Relay League
http://www.rac.ca/
Radio Amateur of Canada
http://www.rsgb.org/rsgb/
Radio Society of Great Britain
http://www.nasa.gov/sarex/sarex_mainpage.html
Shuttle Amateur Radio EXperiment.
http://www.tapr.org/tapr/
Tucson Amateur Packet Radi
http://www.baycom.de/
BayCom Packet Radio Group
http://www.ccnet.com/~rwilkins/aprs.html
Amateur Packet Radio Reporting System GPS
http://www.mvangel.com/ka1thm/
Full Internet Gateway to Amateur Packet Radio.
http://www.cam.org/~dino/neda/neda.html
Northeast Digital Association
http://www.mindspring.com/~bobm/
HI-SPEED Packet Networking.
http://hydra.carleton.ca/articles/hispeed.html
Barry VE3JF's Hi-Speed Options
http://www.mindspring.com/~bobm/grapes/grapes.html
GRAPES 56KB RF Modem
ftp://col.hp.com/hamradio/packet/n6gn/index.html
N6GN's Multi-Megabaud Packet
http://hydra.carleton.ca/info/pi2.html
Ottawa PI2 Card
http://www.mindspring.com/~bobm/grapes/lan.html
Map of the Georgia 56KB Wide Area Net
ftp://col.hp.com/hamradio/packet/n6gn/local/map3.gif
Northern California Ampr 56Kbps Backbone
http://hydra.carleton.ca/
Ottawa, Canada's National Capitol Region 56Kbps
http://www.ve7ubc.ampr.org/
University of British Columbia ARS, Web Server via 56KB Packet!
http://www.rahul.net/perens/LinuxForHams
Linux For Hams
ftp://pc.usl.edu/hamradio/
JNOS ftp site
http://ftp.econ.pitt.edu/pub/jnos/www/
JNOS Web and Gopher Server Home Page
ftp://ftp.tapr.org/tapr/
TAPR ftp site
http://www.lantz.com/
TNOS Home Page
ftp://ftp.ucsd.edu/hamradio/
UCSD Ham Radio Archive
http://hydra.carleton.ca/cgi-bin/lwgate/NOS-BBS
NOS-BBS
http://hydra.carleton.ca/cgi-bin/lwgate/PI-USERS
PI-USERS
http://www.tapr.org/tapr/html/sigs.html#listserv
TAPR's SIG's
http://www.acs.ncsu.edu:80/HamRadio/CallServers.html
Callsign Servers
http://www.clinet.fi/~jukka/webcluster.html
OH2BUA's WebCluster
http://www.tapr.org/tapr/html/pktfaq.html
FAQ - Packet Radio
Selasa, 26 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar