Selasa, 19 Agustus 2008

Dasar- dasar routing

Dasar Routing

Routing Lansung dan Tidak Langsung

Seperti telah disebutkansebelumnya, proses pengiriman datagram IP selalu

menggunakan tabel routing. Tabel routing berisi informasi yang diperlukan untuk

menentukan ke mana datagram harus di kirim. Datagram dapat dikirim langsung ke

host tujuan atau harus melalui host lain terlebih dahulu tergantung pada tabel

routing.

Gambar Jaringan TCP/IP

Gambar diatas memperlihatkan jaringan TCP/IP yang menggunakan

teknologi Ethernet. Pada jaringan tersebut host osiris mengirimkan data ke host

seth, alamat tujuan datagram adalah seth dan alamat sumber datagram adalah

osiris. Frame yang dikirimkan oleh host osiris juga memiliki alamat tujuan frame seth

dan alamat sumbernya adalah osiris. Pada saat osiris mengirimkan frame, seth

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

membaca bahwa frame tersebut ditujukan kepada alamat ethernetnya. Setelah

melepas header frame, seth kemudian mengetahui bahwa IP address tujuan

datagram tersebut juga adalah IP addressnya. Dengan demikian set meneruskan

datagram ke lapisan transport untuk diproses lebih lanjut. Komunikasi model seperti

ini disebut sebagai routing langsung.

Gambar Routing langsung

Pada gambar diatas terlihat bahwa osiris dan anubis terletak pada jaringan

Ethernet yang berbeda. Kedua jaringan tersebut dihubungkan oleh khensu. Khensu

memiliki lebih dari satu interface dan dapat melewatkan datagram daari satu

interface ke intreface lain (atau bertindak sebagai router). Ketika mengirimkan data

ke anubis, osiris memeriksa tabel routing dan mengetahui bahwa data tersebut

harus melewati khensu terlebih dahulu. Dengan kondisi seperti ini datagram yang

dikirim osiris ke anubis memiliki alamat tujuan anubis dan alamat sumber osiris

tetapi frame ethernet yang dikirimnya diberi alamat tujuan khensu dan alamat

sumber osiris.

132.96.11.2 132.96.11.3 132.96.11.1

IP Pengirim: 132.96.11.1

Ethernet Address:0:80:48:e3:d2:69

IP Target: 132.96.11.2

Ethernet Address:0:80:ad:17:96:34

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

Gambar Routing tak langsung

Ketika osiris mengirimkan frame ke jaringan, khensu membaca bahwa alamat

ethernet yang dituju frame tersebut adalah alamat ethernetnya. Ketika khensu

melepas header frame, diketahui bahwa host yang dituju oleh datagram adalah host

anubis. Khensu kemudian memeriksa tabel routing yang dimilikinya untuk

meneruskan datagram tersebut. Dari hasil pemeriksaan tabel routing, khensu

mengetahui bahwa anubis terletak dalam satu jaringan ethernet dengannya. Dengan

demikian datagram tersebut dapat langsung disampaikan oleh khensu ke anubis.

Pada pengiriman data tersebut, alamat tujuan dan sumber datagram tetap anubis

dan osiris tetapi alamat tujuan dan sumber frame Ethernet menjadi anubis dan

khensu. Komunikasi seperti ini disebut sebagai routing tak langsung karena untuk

mencapai host tujuan, datagram harus melewati host lain yang bertidak sebagai

router.

132.96.11.1 132.96.11.3 132.96.11.2

IP pengirim: 132.96.11.1

Ethernet Address:0:80:48:e3:d2:69

IP target: 132.96.36.5

Ethernet Address:0:20:4c:30:29:29

132.96.36.5 132.96.36.4 132.96.36.6

IP pengirim: 132.96.11.1

Ethernet Address:0:80:48:ea:35:10

IP target: 132.96.36.5

Ethernet Address:0:80:ad:a7:a3:81

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

Pada dua kasus diatas terlihat proses yang terjadi pada lapisan internet

ketika mengirimkan dan menerima datagram. Pada saat mengirimkan datagram,

host harus memeriksa apakah alamat tujuan datagram terletak pada jaringan yang

sama atau tidak. Jika lamat tujuan datagram terletak pada jaringan yang sama ,

datagram dapat langsung disampaikan. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak

terletak pada jaringan yang sama, datagram tersebut harus disampaikan melalui

host lain yang bertindak sebagai router. Pada saat menerima datagram host harus

memeriksa apakah ia merukapakan tujuan dari datagram tersebut. Jika memang

demikian maka data diteruskan ke lapisan transport. Jika ia bukan tujuan dari

datagram tersebut, maka datagram tersebut dibuang. Jika host yang menerima

datagram tersebut sebuah router, maka ia meneruskan datagram ke interface yang

menuju alamat tujuan datagram.

Jenis Konfigurasi Routing

Konfigurasi routing secara umum terdiri dari 3 macam yaitu :

Minimal Routing

Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling

sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada

network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian

lokal saja.

Static Routing

Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang hanya

mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing

dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jenis ini masih

memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang

down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat membuat

kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak

benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja

dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila

network semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router

yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

manual. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar,

karena membutuh effort yang besar untuk mengupdatenya.

Dynamic Routing

Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk

mencapat tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing. Dan juga

selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic

routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan biarkan bekerja.

Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan.

Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit

merugikan. Dynamic routing memerlukan routing protokol untuk membuat tabel

routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer.

Routing Protocol

Protokol routing merupakan aturan yang mempertukarkan informasi routing

yang nantinya akan membentuk tabel routing sedangkan routing adalah aksi

pengiriman-pengiriman paket data berdasarkan tabel routing tadi.

Semua routing protokol bertujuan mencari rute tersingkat untuk mencapai

tujuan. Dan masing-masing protokol mempunyai cara dan metodenya sendirisendiri.

Secara garis besar, routing protokol dibagi menjadi Interior Routing Protocol

dan Exterior Routing Protocol. Keduanya akan diterangkan sebagai berikut :

Interior Routing Protocol

Sesuai namanya, interior berarti bagian dalam. Dan interior routing protocol

digunakan dalam sebuah network yang dinamakan autonomus systems (AS) . AS

dapat diartikan sebagai sebuah network (bisa besar atau pun kecil) yang berada

dalam satu kendali teknik. AS bisa terdiri dari beberapa sub network yang masingmasingnya

mempunyai gateway untuk saling berhubungan. Interior routing protocol

mempunyai beberapa macam implemantasi protokol, yaitu :

RIP (Routing Information Protocol)

Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena biasanya

sudah included dalam sebuah sistem operasi, biasanya unix atau novell. RIP

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

memakai metode distance-vector algoritma. Algoritma ini bekerja dengan

menambahkan satu angka metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway.

Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu ( atau

dengan kata lain naik satu hop ). RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka

host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau.

Oleh karena alasan tadi maka RIP tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah AS

yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking.

Namun kabar baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit ika dibandingkan dengan

OSPF yang akan diterangkan berikut ini.

OSPF (Open Shortest Path First)

Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource komputer.

Dengan protokol ini, route dapat dapat dibagi menjadi beberapa jalan. Maksudnya

untuk mencapai host tujuan dimungkinkan untuk mecapainya melalui dua atau lebih

rute secara paralel.

Lebih jauh tentang RIP dan OSPF akan diterangkan lebih lanjut.

Exterior Protocol

AS merupakan sebuah network dengan sistem policy yang pegang dalam

satu pusat kendali. Internet terdiri dari ribuan AS yang saling terhubung. Untuk bisa

saling berhubungan antara AS, maka tiap-tiap AS menggunakan exterior protocol

untuk pertukaran informasi routingnya. Informasi routing yang dipertukarkan

bernama reachability information (informasi keterjangkauan). Tidak banyak router

yang menjalankan routing protokol ini. Hanya router utama dari sebuah AS yang

menjalankannya. Dan untuk terhubung ke internet setaip AS harus mempunyai

nomor sendiri. Protokol yang mengimplementasikan exterior :

EGP (Exterior Gateway Protocol)

Protokol ini mengumumkan ke AS lainnya tentang network yang berada di

bawahnya. Pengumumannya kira-kira berbunyi : " Kalau hendak pergi ke AS nomor

sekian dengan nomor network sekian, maka silahkan melewati saya" .

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

Router utama menerima routing dari router-router AS yang lain tanpa

mengevaluasinya. Maksudnya, rute untuk ke sebuah AS bisa jadi lebih dari satu rute

dan EGP menerima semuanya tanpa mempertimbangkan rute terbaik.

BGP (Border Gateway Protocol)

BGP sudah mempertimbangkan rute terbaik untuk dipilih. Seperti EGP, BGP juga

mepertukarkan reachability information.

_ IP ROUTING & ROUTING PROTOKOL

Penjelasan

Dalam network sederhana sekali pun, sebuah paket data perlu tahu jalan

yang akan dia tempuh untuk sampai ke tujuan. Untuk mengetahuinya paket data

tadi sudah disertai alamat tujuan pada headernya. Alamat tersebut apabila

memungkinkan untuk dicapai, maka paket tadi akan diteruskan sampai tujuan, jika

tidak paket maka akan dikembalikan.

Informasi routing diperlukan untuk mengetahui apakah tujuan bisa dicapai

atau tidak. Informasi routing tadi bisa didapatkan dengan bermacam-macam

konfigurasi routing. Pemilihan metode konfigurasi tergantung dari banyaknya

gateway yang terdapat dalam network tersebut dan kompleksitasnya.

Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di jaringan

TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi pengalamatan (addressing). Kita

coba perhatikan kembali aliran data pada arsitektur TCP/IP. Data dari lapisan

aplikasi disampaikan ke lapisan transport dengan diberi header TCP atau UDP

tergantung jenis aplikasinya. Setelah itu segmen TCP atau UDP disampaikan ke

lapisan IP dan diberi header, termasuk alamat asal dan tujuan datagram. Pada saat

ini host harus melakukan routing dengan melihat tabel routing. Setelah melihat tabel

routing, datagram diteruskan ke lapisan network interface dan diberi header dengan

alamat tujuan yang sesuai.

Untuk lebih jelasnya, kita perhatikan jaringan TCP/IP yang menggunakan

teknologi Ethernet. Setiap frame ethernet (Ethernet II) mengandung alamat tujuan

dan asal, tipe protokol, dan data. Alamat tujuan dan asal adalah sebuah bilangan 48

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

bit. Setiap card ethernet memiliki alamat ethernet yang unix (MAC address). Agar

datagram dapat diterima oleh sebuah host tujuan, datagram harus dimasukan dalam

frame dengan alamat ethernet tujuan yang sama dengan alamat card ethernet host

tujuan. Proses ini juga bagian dari routing, yaitu pada saat mengirimkan datagram IP

bagaimana menentukan alamat Ethernet host tujuan datagram tersebut?

ARP

Untuk keperluan mapping IP address ke Alamat Ethernet maka di buat

protokol ARP (Address Resolution Protocol). Proses mapping ini dilakukan hanya

untuk datagram yaang dikirim host karena pada saat inilah host menambahkan

header Ethernet pada datagram. Penerjemahan dari IP address ke alamat Ethernet

dilakukan dengan melihat sebuah tabel yang disebut sebagai cache ARP, lihat tabel

Entri cache ARP berisi IP address host beserta alamat Ethernet untuk host

tersebut. Tabel ini diperlukan karena tidak ada hubungan sama sekali antara IP

address dengan alamat Ethernet. IP address suatu host bergantung pada IP

address jaringan tempat host tersebut berada, sementara alamat Ethernet sebuah

card bergantung pada alamat yang diberikan oleh pembuatnya.

Tabel Cache ARP

IP address Alamat Ethernet

132.96.11.1 0:80:48:e3:d2:69

132.96.11.2 0:80:ad:17:96:34

132.96.11.3 0:20:4c:30:29:29

Mekanisme penterjemahan oleh ARP dapat dijelaskan sebagai berikut. Misal

suatu host A dengan IP address 132.96.11.1 baru dinyalakan, lihat Gambar 1. Pada

saat awal, host ini hanya mengetahui informasi mengenai interface-nya sendiri, yaitu

IP address, alamat network, alamat broadcast dan alamat ethernet. Dari informasi

awal ini, host A tidak mengetahui alamat ethernet host lain yang terletak satu

network dengannya (cache ARP hanya berisi satu entri, yaitu host A). Jika host

memiliki route default, maka entri yang pertama kali dicari oleh ARP adalah router

default tersebut.

Misalkan terdapat datagram IP dari host A yang ditujukan kepada host B

yanng memiliki IP 132.96.11.2 (host B ini terletak satu subnet dengan host A). Saat

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

ini yang diketahui oleh host A adalah IP address host B tetapi alamat ethernet B

belum diketahui.

Gambar cache ARP awal

Agar dapat mengirimkan datagram ke host B, host A perlu mengisi cache

ARP dengan entri host B. Karena cache ARP tidak dapat digunakan untuk

menerjemahkan IP address host BB menjadi alamat Ethernet, maka host A harus

melakukan dua hal yaitu :

_ Mengirimkan paket ARP request pada seluruh host di network menggunakan

alamat broadcast Ethernet (FF:FF:FF:FF:FF:FF) untuk meminta jawaban ARP

dari host B, lihat gambar 2.

_ Menempatkan datagram IP yang hendak dikirim dalam antrian.

Paket ARP request yang dikirim host A kira-kira berbunyi “Jika IP address-mu

adalah 132.96.11.2, mohon beritahu alamat Ethernet-mu”. Karena paket ARP

request dikirim ke alamat broadcast Ethernet, setiap interface Ethernet komputer

yang ada dalam satu subnet (jaringan) dapat mendengarnya. Setiap host dalam

jaringan tersebut kemudian memeriksa apakah IP addressnya sama dengan IP

address yang diminta oleh host A.

132.96.11.1

Alamat IP Alamat Ethernet

132.96.11.1 0:80:48:e3:d2:69

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

Gambar Paket ARP request

Host B yang mengetahui bahwa yang diminta oleh host A adalah IP address

yang dimilikinya langsung memberikan jawaban dengan mengirimkan paket ARP

response langsung ke alamat ethernet pengirim (host A), seperti terlihat pada

gambar 3. Paket ARP request tersebut kira-kira berbunyi “IP address 132.96.11.2

adalah milik saya, sekarang saya berikan alamat ethernet saya”.

Gambar Paket ARP response

132.96.11.1 132.96.11.3 132.96.11.2

IP Target: 132.96.11.1

Ethernet Address:0:80:48:e3:d2:69

IP Pengirim: 132.96.11.2

Ethernet Address:0:80:ad:17:96:34

132.96.11.1 132.96.11.3 132.96.11.2

IP pengirim: 132.96.11.1

Ethernet Address:0:80:48:e3:d2:69

IP target: 132.96.11.2

Ethernet Address:0:80:ad:17:96:34

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

Paket ARP request dari host B tersebut diterima oleh host A dan host A

kemudian menambahkan entri IP addresss host B beserta alamat Ethernet-nya ke

dalam cache ARP, lihat gambar 4.

Gambar Cache ARP setelah penambahan entri host B

Saat ini host A telah memiliki entri untuk host B di tabel cache ARP, dengan

demikian datagram IP yang semula dimasukkan ke dalam antrian dapat diberi

header Ethernet dan dikirim ke host B.

Secara ringkas proses ARP adalah:

1. Host mengirimkan paker ARP request dengan alamat broadcast Etehrnet.

2. Datagram IP yang dikirim dimasukkan ke dalam antrian.

3. Paket ARP respon diterima host dan host mengisi tabel ARP dengan entri

baru.

4. Datagram IP yang terletak dalam antrian diberi header Ethernet.

5. Host mengirimkan frame Ethernet ke jaringan.

Setiap data ARP yang diperoleh disimpan dalam tabel cache ARP dan cache

ini diburi umur. Setiap umur entri tersebut terlampaui, entri ARP dihapus dari tabel

dan untuk mengisi tabel. Jika host akan mengirimkan datagram ke host yang sudah

dihapus dari cache ARP, host kembali perlu melakukan langkah-langkah diatas.

Dengan cara ini dimungkinkan terjadinya perubahan isi cache ARP yang dapat

menunjukkan dinamika jaringan. Jika sebuat host di jaringan dimatikan, maka

selang beberapa saat kemudian entri ARP untuk host tersebut dihapus karena

kadaluarsa. Jika card ethernetnya diganti, maka beberapa saat kemudian entri ARP

host berubah dengan informasi alamat ethernet yang baru.

132.96.11.1

Alamat IP Alamat Ethernet

0:80:48:e3:d2:69

0:80:ad:17:96:34

132.96.11.1

132.96.11.2

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

_ Routing Information Protokol

Penjelasan

RIP kepanjangan dari Routing Information protocol. Pada setiap sistem unix

secara default sudah mendukung penggunaan RIP. Aplikasi RIP pada unix bernama

routed ( routing daemon ).

Cara Kerja

RIP bekerja dengan nilai metrik. Setiap router yang menjalankan RIP

membuat permintaan untuk update routing dari router atau host lainnya yang berada

satu network dengannya. Router yang mendengar adanya permintaan tadi akan

memberikan tabel routingnya kepada yang meminta. Update tabel routing tadi

memuat informasi alamat tujuan beserta metriknya. Sebagai contoh, untuk melihat

tabel routing pada unix , tinggal ketik perintah :

[radar] # netstat -nr

Routing tables

Internet:

Destination Gateway Flags Refs Use Netif Expire

default 167.205.48.33 UGSc 1 734 ed0

127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 734 lo0

167.205.48.32/27 link#1 UC 0 0 ed0

167.205.48.33 0:80:ad:b7:9c:87 UHLW 2 2 ed0

167.205.48.57 0:80:48:af:d5:e3 UHLW 1 10052 lo0

Routed secara periodik meminta request update routing. Hasil respon tadi,

sebelum dimasukkan ke dalam kernel table routing ( KRT ) diperiksa terlebih dahulu.

Apabila ada routing untuk ke alamat yang baru , yang belum ada sebelumnya, maka

routing tadi dimasukkan ke dalam KRT. Apabila ternyata tidak ada yang baru, maka

update tadi tidak dimasukkan. Lain halnya jika alamat yang sudah ada berubah

metriknya menjadi lebih kecil. Mengecilnya metrik membuat jalur rute yang lebih

pendek dan oleh karena itu diputuskan untuk dimasukkan ke dalam KRT.

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

Metrik dalam RIP dapat dibayangkan sebagai jumlah hop untuk mencapat

sebuah alamat. Untuk lebih mudah membayangkannya, lihat skema network di

bawah ini.

Skema Jaringan

Router 1 memerlukan 1 hop untuk mencapat router 2 dalam artian router 1

dapat menjangkau router 2 secara lansung karena berada pada satu network yang

sama. Hal ini juga berlaku untuk router 2 dan 3.

Sedangkan untuk menuju router 3, router 1 memerlukan 2 hop. Pertama melewati

router 2 lalu sampai di tujuan, router 3. Demikian seterusnya. Jumlah hop ini dapat

dianalogikan dengan metrik.

Selain mengupdate KRT dengan routing yang baru, routed juga menghapus

tabel routing. Tabel yang dihapus karena dua sebab, yaitu :

mempunyai metrik lebih dari 15. metrik yang berharga 16 dianggap infinity, tidak

dapat dijangkau.

Tidak mendapatkan update yang semestinya dikirimkan secara periodik. Secara

deafult routed meminta update routing setaip 30 detik. Apabila waktu tersebut

terlampaui, maka alamat yang tadinya ada, namun tidak terupdate, akan dihapus

dari KRT. Seperti pada contoh di atas, apabila router 1 tidak memberikan respon

Subnet 14 Subnet 13

Subnet 15

Subnet 12

Subnet 10

Subnet 11

Router 1 Router 4

Router 2

Router 5

Router 3

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

kepada router 2, maka router 2 akan menghapus subnet 10 dari alamt tujuan di

KRT. Subnet 10 dianggap tidak dapat dijangkau.

Implementasi routed

Untuk menjalankan routed sederhana saja, tinggal ketik :

# routed

Option yang ada pada routed, seperti :

-s

memaksa routed untuk memberikan informasi routing. Routed secara otomatis

menjalankan option ini sewaktu ditemukan adanya 2 network interface atau lebih.

Dengan demikian, host ini menjadi router dengan di enable nya fungsi forwarding

pada kernel.

-q

Dengan option ini, host tidak memberikan informasi routing, melainkan hanya

menerima update saja. Host yang demikian bukanlah sebuah router.

Kelemahan RIP

Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai

masalah serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :

4.1 Terbatasnya diameter network

Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima metrik sampai

15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa menjadi masalah

pada network yang besar.

4.2 Konvergensi yang lambat

Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai metode

yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan subnet

10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada kondisi

bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari tabel

routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3

belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai tabel

routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop ( yang melalui router

2 ). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router 3 memberikan informasi ini

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa dijangkau lewat router

3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ).Karena ini adalah routing baru maka ia akan

memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing

table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop. Router

3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate

lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop.

Demikian seterusnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas terus menerus

looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.

4.3 Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24

RIP membaca ip address berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita

ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini masih bisa

diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak dapat

membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat masking

yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada RIPv2.

_ OPEN SHORTEST PATH FIRST

Pendahuluan

OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest

Path First. OSPF di desain olrh IETF ( Internet Engineering Task Force ) yang pada

mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( shortest path first ). Hampir tidak

berbeda dengan IGRP ( Interior Gateway Routing Protocol ) pada tahun 80-an.

Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata

untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi.

OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini

bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada

RFC nomor 1247.

Karakteristik Open Shortest Path First (OSPF):

. Menggunakan Algoritma link-state

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

. Membutuhkan waktu CPU dan memori yang besar

. Tidak menyebabkan routing loop

. Dapat membentuk heirarki routing menggunakan konsep area

. Cepat mengetahui perubahan pada jaringan

. Dapat menggunakan beberapa metrik

Cara Kerja OSPF

OSPF bekerja dengan link-state protocol yang memungkinkan untuk membentuk

tabel routing secara hirarki. Sebelum berlanjut ke dalamnya, perlu dijelaskan sedikit

istilah-istilah umum dalam OSPF, yaitu :

Area

Area yaitu letak dimana berada sebuah kumpulan network, router dan host

biasa. Area di sini bukan berarti area fisik.

Backbone

Backbone adalah area yang khusus dimana area-area saling terhubungkan.

Seluruh area yang ada, harus terhubung ke backbone.

Stub Area

Adalah area dimana hanya terdapat satu buah gateway / router, tidak ada

alternatif lainnya.

OSPF bekerja dengan membentuk sebuah peta network yang dipelajari

berdasarkan informasi dari router-router yang berada dalam neighbour. Peta

tersebut akan berpusat pada local host. Dari localhost host tersebut akan ada cost

untuk menuju network lain yang ditentukan dari hasil perhitungan.

Untuk memudahkan penggambarannya, mari kita bangun sebuah network imaginer

demikian :

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

Gambar Skema Jaringan

Keterangan

Router 1 terhubung ke subnet 10 dan 11

Router 2 terhubung ke subnet 11 dan 12

Router 3 terhubung ke subnet 12 dan 15

Router 4 terhubung ke subnet 13 dan 15

Router 5 terhubung ke subnet 14 dan 15

Pertama-tama network diatas akan dibagi menjadi beberapa area, yaitu :

Area 1 : 10 ( stub area karena hanya mempunyai 1 router )

Area 2 : 11 dan 12

Area 3 : 13 , 14 dan 15

Dan masing-masing router mempunyai neighbour :

Router 1 mempunyai neighbour router 2

Router 2 mempunyai neighbour router 1 dan 3

Router 3 mempunyai neighbour router 2, 4 dan 5

Router 4 mempunyai neighbour router 3 dan 5

Router 5 mempunyai neighbour router 3 dan 4

Router 1 menggambarkan peta network seperti demikian :

Subnet 14 Subnet 13

Subnet 15

Subnet 12

Subnet 10

Subnet 11

Router 1 Router 4

Router 2

Router 5

Router 3

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

Router 1

( 0 )

Router 5

( 40 )

Router 5

( 30 )

Router 4

( 30 )

Router 3

( 20 )

Router 2

( 10 )

Router 4

( 40 )

cost 10

cost 10

cost 10

cost 10 cost 10

cost 10 cost 10

Gambar Peta Jaringan

Sebagai localhost, router 1 bernilai 0. Lalu router 2 yang behubungan secara

direct dengan router 1 diberikan cost 10 ( 0 + 10 ). Lalu dari router 2 berhubungan

dengan router 3 yang bernilai 20 ( 0 + 10 + 10 ) dan pada akhirnya router 4 dan 5

bernilai 30.

Masing-masing link bernilai 10, yang berarti apabila link tersebut dilewati,

maka harganya harus ditambahkan 10. Seperti pada contoh router 2 yang bernilai

20 merupakan hasil pertambahan 0 + 10 + 10.

Lalu pada bagian paling bawah dari gambar, ada router 4 dan 5 yang bernilai

40. Hal ini disebabkan router 4 bisa berhubungan lansung dengan 5 tanpa melalui

router 3 dan itu akan menambah cost sebanyak 10 lagi. Demikian juga yang terjadi

pada router 5 yang bisa dicapai melalui router 4, tanpa router 3. Namun pada

akhirnya, cost terrendahlah yang dipilih dalam tabel routing. Yaitu yang bernilai 30

sedangkan 40 dibuang.

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

_ Membentuk Routing Table

Setiap host pada TCP/IP Network harus memiliki tabel routing agar dapat

menentukan jalan untuk mencapai tujuan dari paket-paket yang akan dikirimkannya.

Tabel routing secara otomatis akan terbentuk pada saat interface dikonfigurasi.

Tabel routing pada tahap ini adalah tabel routing minimal. Perhatikan gambar 3-4.

Untuk melihat tabel routing pada host dengan IP Address 167.205.20.3 ( Token

Ring ) dalam bentuk numerik, dipakai perintah berikut :

$ netstat -nr

Routing tables

Destination Gateway Flags Refcnt Use Interface

127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 105 lo0

167.205.20.0 167.205.20.3 U 35 3075 ed0

Bagian pertama dari tabel routing merupakan rute loopback ke localhost.

Setiap host TCP/IP akan memiliki rute ini. Bagian kedua merupakan rute ke network

167.205.20.0 melalui interface ed0. Network ini adalah network lokal. Address

167.205.20.3 bukanlah remote gateway, melainkan address yang telah di-assign

untuuk interface ed0. Perhatikan bahwa nomor network 167.205.20.0 muncul akibat

parameter mask pada waktu konfigurasi interface dengan subnetmask

255.255.255.0. Tanpa adanya subnetmask, network address yang muncul adalah

167.205.0.0 ( Standar kelas B ).

Option pada kolom Flag:

Flag U ( up ) menandakan interface telah siap dipakai.

Flag H ( host ) menandakan hanya satu host yang dapat dicapai melalui rute

ini. Berarti, rute ini hanya menuju ke host tertentu ( bedakan dengan rute ke

suatu network yang mungkin memiliki puluhan / ratusan host ). Kebanyakan

rute yang ada pada routing table menuju ke network, bukan ke host tertentu.

Hal ini untuk memperkecil ukuran routing table. Suatu instansi mungkin hanya

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

memiliki satu network, tetapi network tersebut mungkin terdiri dari ratusan

host. Mudah dimengerti bahwa jika seluruh IP Address dari host yang ada

pada network tujuan dimasukkan dalam routing table, ukurannya akan

membengkak dengan cepat. Cukup nomor networknya saja yang

dicantumkan karena telah mewakili nomor seluruh host pada network

tersebut.

Flag b _ alamat broadcast

Flag C _ rute sedang digunakan

Flag c _ sama seperti flag sebelumnya, tapi flag ini menunjuk ke protokol

yang spesifik

Flag G _ rute memerlukan gatway lagi

Flag S _ ditambah secara manual

Untuk akses ke network yang lain, network token ring di atas hanya memiliki satu

gateway, yakni yang ber-IP Address 167.205.20.11. Untuk itu, seluruh host yang

ada pada network token ring ( kecuali gateway ) dapat menambahkan default

routing sbb :

# route -n add default 167.205.20.11 1

add net default: gateway 167.205.20.11

Dengan perintah ini, rute ke seluruh network ( selain network lokal ) akan

ditempuh melalui gateway 1 (167.205.20.11). Option -n tidak harus digunakan.

Option tersebut hanya untuk menampilkan address secara numerik untuk

menghindari permintaan ke Name Server yang belum tentu bekerja. Metric 1 dipakai

sebagai metric terkecil untuk rute melalui gateway ekstenal, untuk memberikan

prioritas tertinggi pada rute ini. Jika kita periksa kembali routing table setelah

memasukkan default routing ini, akan muncul sbb :

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

$ netstat -nr

Routing tables

Destination Gateway Flags Refcnt Use Interface

127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 105 lo0

default 167.205.20.11 UG 0 0 ed0

167.205.20.0 167.205.20.3 U 35 3075 ed0

Pada routing table di atas terlihat adanya entri default routing. Flag G

menandakan rute default ini melalui eksternal gateway ( host 167.205.20.11 ).

Pada network Ethernet ( 167.205.22.0 ) ada 3 buah gateway. Untuk host-host pada

network ini, routing table dapat dibentuk secara statis. Misalkan kita berada pada

host 167.205.22.3. Network 167.205.20.0 dapat dicapai melalui gateway 1

(167.205.22.5), network 44.132.1.0 melalui gateway 2 (167.205.22.18) dan akses ke

network yang lebih besar, misalkan ke Internet Provider, dicapai melalui gateway 3

(167.205.22.20). Untuk itu, setelah routing minimal dapat ditambahkan perintah

routing sbb :

# route -n add 167.205.20.0 167.205.22.5 1

add net 167.205.20.0: gateway 167.205.22.5

# route -n add 44.132.1.0 167.205.22.18 1

add net 44.132.1.0: gateway 167.205.22.18

# route -n add default 167.205.22.20 1

add net default: gateway 167.205.22.20

Panduan Lengkap Membangun Server Menggunakan Linux SuSE 9.1

Routing table akan bertambah menjadi :

$ netstat -nr

Routing tables

Destination Gateway Flags Refcnt Use Interface

127.0.0.1 127.0.0.1 UH 1 105 lo0

167.205.22.0 167.205.22.3 U 28 9808 ed0

default 167.205.22.20 UG 0 0 ed0

167.205.20.0 167.205.22.5 UG 0 0 ed0

44.132.1.0 167.205.22.18 UG 0 0 ed0

Agar routing table terbentuk pada saat start up komputer, perlu di set routing

statis dengan beberapa modifikasi sbb :

Tambahkan static routing yang diinginkan sesuai konfigurasi network

Non-aktifkan semua perintah dari file startup yang menjalankan protokol routing.

Untuk host di atas, edit file rc.local untuk menambahkan statement route sbb:

route -n add default 167.205.22.20 1 > /dev/console

route -n add 167.205.20.0 167.205.22.5 1 > /dev/console

route -n add 44.132.1.0 167.205.22.18 1 > /dev/console

Startup file untuk setiap sistem mungkin saja berbeda, tetapi pada dasarnya

memiliki prosedur yang sama. Bacalah selalu dokumentasi dari sistem anda.

1 komentar:

Ahmadamirudin.blogspot.com mengatakan...

loe pengen tau dasar -dasar routing kunjungi blog gue !!!!!!